"Oke, aku pikir memang sebuah kejutan. Apakah itu seperti sebuah makan malam yang romantis?" selidik Grace.
Sean tampak menelan ludahnya dengan susah. Bagaimana tidak, dia sama sekali tak membayangkan kalau sampai Grace menunggu dengan penuh harap tentang kejutan itu, tapi Nicholas tidak memberinya kejutan. Maka Grace akan marah, dan Nicholas akan memarahinya.
Sean kemudian dengan cepat mendekati Grace, duduk dengan manis di samping Grace lalu menutup buku yang sedang Grace baca. Sebuah buku sastra kuno, dan Sean sama sekali tidak tahu kenapa Grace memiliki kegemaran yang begitu aneh seperti itu.
"Grace, dengarkan aku. Bukan hanya Nick, tapi aku, Marvin, Tuan Gob, dan siapa pun yang ada di kediaman ini sangat menyayangimu. Kau tahu itu kan?" kata Sean. Grace tampak mengerutkan keningnya, kemudian dia melirik pad arak buku yang buku-bukunya tersusun rapi itu. Grace tak mengerti arah pembicaraan dari Sean sama sekali.