Chereads / The Lord Of The Darkness / Chapter 33 - Kediaman Keluarga Hester {2}

Chapter 33 - Kediaman Keluarga Hester {2}

"Korvy, apakah kau ada di dalam?" suara Grace agaknya cukup memekakan telinga. Bagaimana tidak, sudah berkali-kali dia mengetuk pintu, tapi saudaranya itu tidak kunjung keluar. Padahal menurut penuturan Korvin dari beberapa waktu yang lalu, dia telah berada di rumah, bahkan setiap akhir pekan dia tak melakukan apa pun selain di rumah. Bagaimana tidak, Korvin dengan Grace adalah dua sosok yang sama. Karena trauma kehilangan orangtua mereka, membuat mereka menjadi sulit bergaul. Jika ada satu orang teman itu akan dipertahankan, sebab bagaimanapun juga keduanya merasa berinteraksi dengan orang banyak adalah hal yang cukup menakutkan. Mereka masih trauma dengan masa lalu yang sangat buruk itu. "Aku tak menyangka jika Kovy mungkin telah pergi. Bukankah dia mengatakan jika akhir pekan adalah waktunya di rumah sepanjang hari? bagaimana bisa dia pergi begitu saja dengan seperti ini, sangat kekanakan dan menyebalkan sekali,"

Nicholas hanya diam, dia sendiri bingung harus berbuat apa. Sebab pun dia tak pernah merasakan apa yang dirasakan oleh Grace, merindukan apalagi mengkhawatirkan seseorang yang dia sayangi seperti keluarganya ini.

Grace memandang Nicholas yang tampak diam, membuat Grace agaknya merasa bersalah juga. bagaimana tidak, dia sungkan dengan sosok angkuh dan dingin yang ada di sampingnya ini, yang dari beberapa waktu yang lalu suka sekali berceloteh tentang hal-hal yang tak jelas sama sekali. mencoba mungkin sok hangat, tapi menurut Grace tidak pada tempatnya sama sekali.

"Nick, apa kau baik-baik saja? Maaf, Korvy memang agak keterlaluan, dia masih muda dan dia—"

"Aku mengerti, bukankah dia seharusnya melakukan kencan bersama seorang gadis yang dia cinta? Itu adalah wajar, dan apakah kau tak memiliki kunci cadangan untuk ini?" tanya Nicholas pada akhirnya. Grace hanya bisa menggeleng lemah, sebab bagaimanapun dia sendiri tidak memiliki akses apa pun di sini. Dia sama sekali tidak membawa kunci cadangan sama sekali.

Nicholas kembali diam, seolah dia sedang berpikir. Rumah milik keluarga Hester bahkan tidak memiliki teras atau pun tempat duduk untuk sekadar diduduki, membuat kaki jenjang Nicholas agaknya kesemutan sendiri.

"Apakah kau baik-baik saja, Nick?" tanya Grace untuk kesekian kalinya. Nicholas pun menganggukkan kepalanya memandang Grace dengan mimik wajah yang sulit diartikan.

Tak berapa lama, Grace mendengar suara sepeda motor yang cukup nyaring, sepeda itu memiliki sebuah boks yang ada di belakang, seolah boks tersebut digunakan untuk membawa dan mengantar barang-barang.

Sosok yang memakai hodie berwarna abu-abu itu pun berjalan menuju kediama Hester sambil bersiul, langkahnya terhenti saat dia mendongak, melihat Grace dan Nicholas secara bergantian. Bahkan kornea abu-abunya tampak nyata dibingkai dengan bulu mata lentiknya itu.

"Grace," kata Korvin, bergegas berjalan sambil memeluk Grace dengan begitu erat. Dia begitu merindukan Grace, sangat merindukan Grace sampai Korvin merasa jika sosok yang sedang dia peluk adalah mimpi, bayangannya yang mungkin saja tidak akan pernah menjadi nyata.

"Kau ke mana saja, Korvy? bukankah kemarin kau mengatakan kepadaku jika setiap akhir pekan kau akan di rumah dan tak melakukan apa pun? kenapa sekarang aku kesini dan rumah benar-benar sepi."

"Grace berhentilah bertingkah dan berhentilah bersikap cerewet. Tahukah kau jika aku sangat merindukanmu sekarang? saking merindukanmu bahkan sampai membuatku tak tahu harus berbuat apa, Grace. Aku takut kalau terjadi sesuatu kepadamu. Kau baik-baik saja kan? bagaimana keadaanmu? Kau cukup makan kan? di kediamnan keluarga Kyle apa yang kau lakukan? apakah semuanya dalam keadaan aman? Apakah mereka memperlakukanmu dengan baik? mereka tidak ada yang menyakitimu kan?" tanya Korvin dengan mimik wajah panik dan penuu selidik, kemudian dia memeriksa tubuh Grace karena dia takut kalau sampai kakak perempuan yang begitu dia sayang itu terluka sama sekali.

Mendengar hal itu, Grace pun tersenyum. Faktanya Korvin tetaplah sama, dia tidak akan pernah berbeda dan tidak akan pernah berubah sama sekali. ya, Korvin adalah adiknya yang selalu berada dalam dekapannya atau malah yang selalu memanjakannya seolah dialah yang menjadi adik perempuan dari seorang Korvin.

"Aku baik, kau bisa lihat bagaimana aku baik-baik saja kan? aku sangat bahagia, aku hidup dengan nyaman seperti seorang Nyonya, dan lain sebagainya. percayalah, Korvy aku baik-baik saja dan hidup dengan bahagia dan sejahtera, dan…," kata Grace terhenti, dia melirik Nicholas yang masih tampak diam membisu tanpa mengatakan apa pun. "Dia adalah Nicholas Kyle, Tuan yang memperkerjakanku di rumahnya,"

Korvin tampak menoleh, dia melihat sosok yang sedari tadi di samping Grace, bodohnya dia karena terlalu merindukan Grace sampai mengabaikan sosok itu, untuk kemudian Korvin langsung menyalami Nicholas, mengambil tangan Nicholas dan dia genggam dengan sangat erat.

"Ya Tuhan, Tuan Kyle. Maafkan aku, aku sama sekali tidak mengetahui jika kau adalah Tuan Kyle yang tersohor itu, tahukah kau jika aku sering mendengar tentang kesuksesanmu. Aku hanya merasa tadi kau adalah kekasih dari Grace, karena bagaimana bisa seorang bos ada betsama dengan karyawannya seperti ini?" tanya Korvin pada akhirnya.

Korvin mencuri-curi pandang kepada Nicholas, bagaimana tidak, sosok yang ada di depannya ini benar-benar sangat tampan, bahkan saking tampannya membuat Korvin bingung sendiri. Siapakah sosok yang ada di depannya ini? apakah sosok itu adalah manusia atau bukan, sosok yang nyaris tanpa celah dan sebagai bentuk penggambaran laki-laki sempurna untuk para wanita di dunia.

"Karena dia tidak tega melihatku datang sendiri, itulah sebabnya dia ikut."

"Kenapa jawabanmu seolah kalian telah memiliki sebuah hubungan yang sangat aneh?"

"Kita adalah kekasih," kata Nicholas kemudian. Korvin nyaris tersedak dengan ludahnya sendiri mendengar itu. bagaimana tidak, bagaimana bisa Grace adalah kekasih dari seorang Nicholas Kyle. Itu adalah hal yang sangat gila, bahkan seluruh negeri ini pun tahu siapa sosok Nicholas Kyle, sosok pengusaha yang kaya raya yang bahkan wanita paling cantik di negeri ini saja ditolak mentah-mentah oleh sosok Nicholas Kyle, lalu kenapa malah memilih kakaknya? Ini adalah hal yang paling aneh yang pernah ada, dan kenapa sampai seperti ini?

"Kalian tidak sedang memainkan sebuah sandiwara kan?" selidik Korvin pada akhirnya, Nicholas tampak menarik sebelah alisnya, bagaimana tidak, faktanya Korvin bahkan jauh lebih pintar dari pada yang ia bayangkan, dia tahu jika ini adalah sebuah hal yang janggal.

"Kenapa? Apakah kau pikir jika itik buruk rupa tidak akan pernah bersatu dengan seorang Pangeran? Jika memang seperti itu, sepertinya kau tidak pernah mendengarkan kisah dari Cinderella, ketika upik abu bisa menjadi seorang putri karena ada pangeran tampan yang mencinyainya. Sekarang, kau bayangkan saja seperti itu, jangan membayangkan yang terlalu jauh, Korvy."