Shania membuka matanya dan merasakan sebuah tangan melingkar dipinggangnya,
tubuhnya merasakan hangat dan nyaman.
Tubuh mereka menempel satu sama lainnya tanpa mengenakan sehelai benang,namun masih dalam satu selimut yang berwarna
putih tulang.
"Bangunlah sayang...kita masih memiliki waktu dua jam untuk berkemas!"bisik Syauqi yang sudah terbangun dan melihat jam pada smartphonenya.
"Baiklah kak..."sahut Shania tersipu.
"Masih capek?"
"Hehehe..."Shania terkekeh pelan,sambil beranjak menuju kamar mandi.
Sementara itu Syauqi merapikan kopernya dan memasukkan pakaiannya dan pakaian Shania dalam satu koper besar.Sedangkan satu koper lagi digunakan khusus untuk oleh oleh dan pernak pernik yang mereka beli di Bali.Sesaat setelah Shania keluar dari kamar mandi,dua buah koper besar sudah tersusun rapi dan berdiri disudut kamar.Syauqi masuk ke kamar mandi,lalu dia mandi dengan cepat.
Setengah jam kemudian mereka sudah siap
untuk meninggalkan hotel tersebut setelah melakukan sholat zuhur.Syauqi dan Shania sudah menunggu taksi di lobby hotel,tidak berapa lama taksi itu datang.Dengan sigap sopir taksi itu membuka pintu bagasi dan memasukkan dua buah koper mereka,lalu sopir itu membukakan pintu penumpang untuk Syauqi dan Shania.Sebelum masuk kedalam mobil taksi,Shania menatap sendu kesekelilingnya.Banyak sekali kenangan indah yangterukir bersama dengan Syauqi di pulau Dewata itu,kenangan yang tidak akan bisa terlupakan sepanjang hidupnya.
"Ayo sayang..."
Tepukan lembut dari Syauqi membuyarkan lamunannya,lalu Shania mengangguk dan segera masuk ke dalam taksi yang akan mengantarkan mereka menuju bandara.
"Iya kak..."sahut Shania
"Lain kali kita akan datang kesini lagi..."
bujuk Syauqi
Mobil taksi melaju menuju bandara Ngurah
Rai,kurang dari sepuluh menit mereka pun sudah sampai dipintu Terminal domestik. Syauqi mengeluarkan uang dua lembar ratusan dan meyerahkannya kepada sopir taksi itu,lalu Syauqi menggandeng Shania dengan tangan kiri dan tangan kanannya
mendorong koper.Mereka masuk kedalam bandara dan menuju area priority check in
lalu menunjukkan e-ticketnya pada salah satu staf garuda,mereka duduk dengan nyaman sambil menunggu staf garuda Indonesia memproses check in mereka.
Syauqi dan Shania adalah penumpang dari kelas bisnis dan Syauqi sendiri merupakan pemegang kartu Garuda Miles Platinum.
Setelah mendapat boarding pass,mereka menunggu diruang tunggu prioritas dan menikmati berbagai macam fasilitas dari Garuda Indonesia Executive Lounge yang terlihat mewah dan eksklusif.
Perjalanan dari Bali menuju Jakarta akan ditempuh dalam tempo dua jam lebih lima
menit,diatas ketinggian tiga puluh lima ribu kaki.Perjalanan mereka aman dan lancar tanpa ada halangan,cuacanya pun sangat cerah.Tidak terasa dua jam telah berlalu,Syauqi dan Shania sudah mendarat dengan selamat dibandara Soekarno Hatta
"Alhamdulillah..."Syauqi mengucap syukur.
"Terima kasih ya Allah..."ucap Shania lirih.
"Mari kita pulang..."ajak Syauqi kepada Shania langsung menuju gedung parkiran mobil dilantai satu.
Sementara itu dirumah pak Amir tampak Shakila,Laila dan Atina sedang mengobrol sambil bermain congklak diteras depan rumahnya sambil menunggu kedatangan Shania dan suaminya.Sedangkan nenek Romlah sibuk didapur menyiapkan menu makanan kesukaan Shania,nenek Romlah sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Shania dan Syauqi yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumah setelah enam hari lamanya berbulan madu di pulau Bali.
Suara klakson mobil pajero sport berwarna putih itu mengejutkan ketiga anak gadis yang sedang berada diteras depan,Shakila bangkit dari tempat duduknya lantas dia
meninggalkan Laila dan Atina.Kedua gadis itu dengan spontan ikut berdiri,mobil yang dikemudikan pak Didi memasuki halaman
rumah dan berhenti persis disamping pak Amir yang sedang mencuci motornya.
"Assalamualaikum..."ucap Syauqi santun.
"Waalaikum salam...Alhamdulillah kalian sudah sampai dengan selamat"
"Bapaaak"Shania memeluk erat bapaknya sebelum dia mencium tangannya,rindunya langsung dapat terobati dengan memeluk bapaknya.Pak Amir tersenyum senang dan mencium kening putri kesayangannya itu,
mereka berpelukan secara bergantian lalu pak Amir menyuruh mereka untuk masuk ke dalam rumah.Pak Didi membawa koper majikannya dan meletakkannya didepan pintu kamar Shania.Lalu pak Didi duduk diteras depan rumah sambil menunggu perintah dari tuan muda selanjutnya.
Dalam sekejap rumah pak Amir menjadi ramai dengan gelak tawa dan canda dari keluarga besar mereka,kedatangan Shania dan Syauqi dapat menghangatkan suasana rumah yang sepi menjadi ramai kembali.
Paman dan bibi Shania berdatangan,nenek Romlah menciumi pipi Shania yang ranum itu mencurahkan rasa kerinduannya pada
cucu kesayangannya.
Dengan antusias Shania dan Syauqi menjawab berbagai pertanyaan sebagian keluarga pak Amir tentang pengalaman mereka selama enam hari berada di pulau Bali.Mereka mengobrol hingga menjelang maghrib,Shania memberikan oleh olehnya kepada kerabatnya satu persatu sebelum mereka berpamitan pulang ke rumahnya masing masing.Hanya tinggal nek Romlah,
Atina dan Laila saja yang masih bertahan dirumah pak Amir.
Nenek Romlah sangat senang mendapat oleh oleh mukena khas Bali dan sebuah tas yang akan digunakannya untuk mengikuti pengajian ibu ibu.Atina dan Laila kebagian kain pantai,Shakila mendapat baju tidur dan pernak pernik khas Bali.Bapak Amir sendiri mendapat oleh oleh berupa cincin batu perak dan kopi bubuk kintamani yang sangat fenomenal tersebut.
Setelah melaksanakan sholat Isya dan makan malam bersama dengan keluarga dan kedua sepupunya,Shania dan Syauqi beristirahat didalam kamarnya.Shania membuka koper dan mengeluarkan isinya, lalu Shania menata barang barangnya dan menyimpannya di dalam lemari pakaian. Untuk pakaian yang kotor dimasukkannya
ke dalam keranjang dan akan dicucinya besok pagi.
Syauqi mengecek beberapa email yang masuk pada smartphone miliknya,lalu dia membacanya satu persatu.Ada beberapa dokumen yang harus ditandatanganinya dan meeting dengan klien besok siang.
Pemuda itu duduk ditepi ranjang sambil menunggu Shania yang sedang membuat teh untuknya.Tidak berapa lama Shania sudah kembali masuk kedalam kamarnya dan menyodorkan secangkir teh hangat pada Syauqi.Setelah itu Shania duduk manis disamping suaminya,dan meminta suaminya agar meminum teh buatannya.
"Silahkan diminum tehnya,kak!"
"Terima kasih sayangku....."sahut Syauqi.
Lantas Syauqi menyeruput teh itu sedikit demi sedikit dan merasakan kenikmatan citarasa teh alami.Syauqi meletakkan cangkir itu diatas nakas samping tempat tidur,lalu dia meletakkan kedua tangannya diatas bahu Shania dan memutar tubuh Shania agar berhadapan dengan dirinya.
Syauqi tidak pernah bosan memandangi wajah istrinya yang cantik jelita,pipinya yang mulus tanpa cela sedikitpun,bibirnya yang merah dan sensual membuat Syauqi selalu ingin melumatnya dan tenggelam didalamnya.Syauqi memegang dagunya lalu dia mengarahkan wajahnya ke atas sebelum akhirnya menunduk dan mencium bibir Shania dengan sangat lembut bahkan lebih lembut lagi.
○○☆○○