Siang Harinya setelah melakukan sholat Zuhur bersama,keluarga pak Amir segera menikmati makan siang bersama dengan keluarga ibu Halimah.Kakek Ahmadi juga datang bersama dengan cucu cucu yang lainnya,kakek ingin sekali bertemu dengan menantunya Shania yang belum pernah di lihatnya.Karena saat mereka menikah dulu kakek sedang sakit dan tidak dapat hadir menyaksikan langsung akad nikah mereka.
Kakek sangat menyukai dan menyayangi Shania pada saat pertama kali bertemu,
Shania mencium tangan kakek dengan takzim.Dimata kakek Shania gadis yang sederhana dan masih sangat polos.Sinar matanya yang sendu penuh kerinduan itu membuat hati kakek bergetar,dan jatuh hati kepadanya.Apalagi senyuman manis Shania membuat semua orang terpesona dan jatuh duduk disaat yang bersamaan.
"Shania,semoga kamu kerasan tinggal di sini bersama Syauqi ya,nak!" ucap kakek
"Iya Insya Allah kek...." jawab Shania
"Kalau suami kamu macam macam,bilang kepada kakek,biar kuhajar sampe babak belur dia..."gertak kakek Syakirin
"Ohh,jangan kek.....kasihan kak Syauqi!" pinta Shania pada kakek dengan penuh harap,sambil menangkup kedua tangannya didada.
"Siapa yang mau dihajar sampai babak belur,kek?"suara bariton Syauqi tiba tiba sudah berada dibelakang kakek.
Semua orang tertawa melihat interaksi Syauqi,Shania dan kakek,terutama sikap polosnya Shania yang membuat suasana makan siang menjadi semakin meriah dan sumringah.Menu makan siang itu beraneka citarasa modern dengan aroma seefood yang khas, yang sengaja dipesan oleh ibu Halimah dari restauran Bandar Djakarta yang sudah dikenal masyarakat luas.
Nenek Romlah dan Shakila makan dengan hebohnya sambil mencapit kepiting rebus dengan tang,sesekali Nek Romlah menyeka wajahnya yang terkena cipratan kepiting rebus dan membuat Shakila tidak dapat menahan ketawanya.Sampai dia berlari ke toilet dan menyelesaikan hajatnya disana,
agar dirinya tidak mengompol.
Setelah makan siang keluarga pak Amir dan keluarga bu Halimah bercengkrama di ruang keluarga sambil menikmati indah hamparan laut luas yang terlihat dengan jelas dari lantai delapan apartemen itu.
Mereka bisa berbincang dan tertawa lepas tanpa beban,padahal sebelumnya pak Amir adalah suaminya ibu Halimah.Baik itu pak Amir maupun ibu Halimah belum ada yang ingin berumah tangga lagi,mereka masih
disibukkan dengan urusan masing masing.
Kakek Syakirin yang mantan mertuanya itupun menyerahkan sepenuhnya kepada ibu Halimah,karena itu bukan lagi menjadi urusan pribadinya.Kewajiban kakek hanya mengingatkan jika bu Halimah keluar dari norma agama dan dijalan yang salah.Walau bagaimanapun ibu Halimah adalah mantan menantu kesayangannya,ibu dari cucunya yang ditinggalkan oleh putra pertamanya yang bernama Muhammad.
Menjelang jam empat sore rombongan dari kedua keluarga meninggalkan apartemen Syauqi dan kembali ke kediaman mereka masing masing.Shania melambaikan kedua tangannya kepada semua keluarganya itu, Shania tidak menangis lagi ditinggalkan mereka.Bahkan Shania tertawa saat adik kesayangannya Shakila meminta uangnya,
dengan sigap Syauqi menbuka dompetnya dan memberikannya kepada adik iparnya.
Kini hanya Syauqi dan Shania yang berada diapartemen mewah tersebut,mereka akan memulai segalanya bersama dirumah yang baru dan suasana yang baru pula tentunya
"Sayang....kita mandi yuuk?"ajak Syauqi
"Baik kak..."Shania menuruti suaminya.
"Tapi mandinya plus plus ya,sayang?"
"Ish...maunya kakak kan? protes Shania
Syauqi tidak menjawab ucapan istrinya itu dia malah menggendong Shania dan masuk kedalam kamar mandi yang mewah dengan dilengkapi bathub berwarna broken white dan aksesoris yang elegan sekelas dengan hotel berbintang lima.
Syauqi sengaja tidak membawa asisten rumah tangga yang bertugas mengurus apartemennya itu,dan akan menyuruhnya datang mulai besok pagi hingga sore saja.
Syauqi ingin hidup berdua dengan Shania dengan bebas,dirinya ingin melakukan hal apapun didalam apartemennya tanpa ada orang lain,supaya kemesraannya dengan Shania tidak terganggu.
Malam itu mereka duduk di sofa empuk ruang keluarga sambil menonton televisi yang berukuran lima puluh inchi dengan layar datar yang menempel pada backdrop dinding ruangan.Layaknya orang yang akan menonton film dibioskop,Shania pun membawa cemilan ringan dan minuman juice apel kesukaan suaminya dan menaruh dimeja sofa.
Untungnya kulkas besar dua pintu mereka sudah terisi penuh dengan persediaan makanan dan minuman dari super market yang berada di lantai bawah apartemen Syauqi.Bu Halimah menyiapkan semuanya sebelum pulang kerumahnya sendiri dan meninggalkan sepasang suami istri itu.
Desain ruangan keluarga dengan konsep modern minimalis yang cenderung tanpa sekat atau pembatas itu memberi kesan luas dan nyaman membuat penghuninya betah duduk berlama lama.Penggunaan warna monokromatis,dipadu dengan warna warni ceria furniturenya, jumlah ruang kosong yang lebih maksimal,serta sinar
pencahayaan yang lebih terang,dekorasi yang tidak terlalu rumit itu mendominasi ruang keluarga apartemen milik Syauqi.
Shania pun diminta oleh suaminya untuk mengisi ruang kosong yang tersisa sesuai dengan seleranya sendiri,gadis itu hanya diam saja dan masih kelihatan bingung dan belum ada ide cemerlang.
"Besok kita jalan ke Mall ya sayang....biar kamu bisa leluasa memilih apa yang kamu suka!"ujar Syauqi pada istri tercintanya.
"Aku sih terserah kakak saja..."sahutnya
dengan raut wajah bingung yang membuat Syauqi menjawil gemas hidung mancung Shania,sambil membayangkan rintihan manja Shania yang memanggil namanya disaat terperangkap dalam kenikmatan yang diciptakan oleh Syauqi.
"Sayang....ayo kita mainkan!aku sudah tak tahan lagi..." bisik Syauqi pada Shania.
"Disini kak...?"Shania balik bertanya
Syauqi membungkam bibir istrinya dengan lumatan yang berulang kali dengan tangan yang bergerilya mencari mangsa,seketika hasratnya menggebu jika sudah berduaan dengan Shania,ditambah dengan suasana baru dengan gemerlap cahaya temaram memberikan kesan romantis bagi pasangan yang masih dalam kategori baru tersebut.
Shania tidak lagi fokus dengan film yang sedang berlangsung ditelevisi dikarenakan sentuhan nakal suaminya yang memberi sensasi kenikmatan lain pada dirinya.
Semakin lama suara dialog dalam televisi hanya menjadi latar suara yang mereka ciptakan sendiri diatas sofa berbahan lembut dan empuk.Syauqi mulai melucuti satu persatu piyama dress yang digunakan Shania,begitu juga Shania melakukan hal yang sama dengan piyama suaminya.Dan pada akhirnya tubuh mereka polos tanpa busana yang menempel,tubuh mereka pun menyatu sama lain dan mulai bergerak seirama menuntut lebih untuk dipuaskan dan hasratnya meminta dituntaskan.
Syauqi tidak ingin melepaskan dirinya dari dalam tubuh indah Shania istrinya yang sudah membuat dirinya kecanduan itu,dia membiarkan tombaknya menancap disana menikmati cengkraman hangat dan dalam milik Shania yang memabukkan dirinya.
Membuatnya semakin ketagihan dari hari ke hari,sehingga penyatuan panjang itu berakhir pada saat keduanya melakukan pelepasan secara bersamaan berulang kali.
Nafas Syauqi dan Shania mulai berangsur normal,erangan dan rintihan Shania tidak lagi terdengar namun Syauqi tidak mau melepaskan pelukannya,kakinya malah menindih sebagian kaki shania agar tidak berjarak.Syauqi masih menikmati denyut denyut dari sisa sensasi kenikmatan yang melingkupi dirinya dan masih terasa nyata dalam nuansa yang berbeda.
Malam itu tanpa terasa keduanya bercinta di atas sofa,Syauqi akan melanjutkan sesi ronde kedua di dalam kamar dengan gaya yang berbeda agar Shania berbahagia dan terpuaskan oleh dirinya.
○○☆○○
Wowwww!pembaca webnovel.....makin panas saja nih percintaan mereka.Yuk dukung Author bersama sama dengan memberikan batu kuasanya rutin setiap hari jika kalian menmbaca cerita ini.
Salam hangat
With Love ☆Azzahra071☆