Chereads / Cinta Yang Aku Rindukan / Chapter 2 - Cinta Yang Aku Rindukan

Chapter 2 - Cinta Yang Aku Rindukan

"Bu...sepertinya putramu Syauqi menyukai putriku Shania,bagaimana kalau mereka kita nikahkan saja.....apakah ibu setuju?"

tanya pak Amir kepada istrinya yang baru dinikahi lima bulan yang lalu.

"Ah masa sih pak...?"sahut ibu Halimah heran.

"Coba deh ibu perhatikan.....Syauqi selalu memperhatikan Shania secara diam diam." tegas pak Amir kepada istrinya.

"Bagaimana kalau kita segera menikahkan mereka berdua pak?sebagai orang tuanya,

sudah seharusnyalah kita mengalah demi kebahagiaan mereka"dalih bu Halimah.

"Baiklah kalau memang ibu sudah setuju,

mulai hari ini bapak menjatuhkan thalaq tiga kepada ibu...."ucap pak Amir kepada ibu Halimah.

Pagi itu pak Amir memberikan thalaq tiga kepada istrinya Halimah atas persetujuan

darinya,supaya Shauqi dan Shania segera menikah.Demi kebahagiaan putra putrinya mereka rela melepaskan ikatan pernikahan yang baru seumur jagung,tanpa adanya drama pertengkaran dan permusuhan bagi keduanya.Mereka memutuskannya tanpa berfikir jauh dan mengalir apa adanya,pak Amir dan bu Halimah bertekad menjalin persaudaraan dengan menjadi besan untuk keluarganya.

Beberapa saat kemudian,pak Amir dan bu Halimah memanggil Syauqi dan Shania.Pak Amir langsung menembak Syauqi dengan beberapa pertanyaan yang berhubungan

dengan perasaan Syauqi terhadap Shania,

pertanyaan pak Amir segera dijawab oleh Syauqi dengan lugas dan jujur tanpa ada keraguan sedikitpun.Shania tampak merah merona dan tersipu malu,gadis itu tidak berani mengangkat wajahnya ketika ibu dan bapaknya hendak menikahkan mereka berdua dengan segera.

Diamnya Shania dapat diartikan bahwa gadis itu menyetujui dan menerima usulan pernikahannya dengan pemuda tampan dan gagah yang bernama Syauqi Abdad,

putra bungsu dari ibu sambungnya.Wajah Shania bersinar cerah,meskipun tertunduk malu.Tanpa sengaja kedua mata mereka bertemu pandang,disaat kedua orang tua mereka sedang membahas persiapan acara pernikahan untuk kedua muda mudi itu.

"Shania,ternyata Allah Maha baik padaku. Tatkala aku merasa jatuh cinta kepadamu, aku pun mendapatkan dua keberuntungan sekaligus.Aku mendapatkan jodohku dan kebahagiaanku bisa menjadi pendamping dirimu,aku adalah imam untukmu.Aku akan membahagiakanmu Shania,cinta yang akan kuberikan kelak,akan menjadi cinta yang selalu kau rindukan selama hidupmu."suara

bathin Syauqi mengatakannya.

Meskipun Syauqi dan Shania belum pernah sekalipun berbicara satu sama lain,namun mereka dapat berkomunikasi dengan hati yang saling terpaut.Seperti ada ikatan cinta yang begitu besar antara keduanya, Syauqi sangat meyakini bahwa jodoh Rezki dan maut sudah ditentukan oleh Allah SWT Sang Maha Pencipta,tidak ada seorangpun yang bisa merubah dan memprediksi akan ketiga prihal diatas.Bila Allah berkehendak "Kun....Fayakuuun" Jadilah....maka segala sesuatunya terjadi atas izinNya.

Seolah olah Shania dapat mendengarkan ungkapan hati Syauqi dan menjawabnya,

"Kak Syauqi,akupun menyadarinya jikalau engkau jatuh hati pada diriku,matamu lah yang berbicara kepada diriku.Terimakasih untuk sebuah cinta yang aku rindukan ini,

hatiku tidak lagi sunyi,aku akan berusaha menjadi istri yang terbaik untukmu sampai akhir hayatku.Engkaulah taqdir dari cinta pertamaku,selimutilah hatiku dengan cinta dan kasih sayangmu"Curahan hati Shania.

Setelah mengetahui dirinya akan menikah dengan Shania,Syauqi dan ibu Halimah pun pulang kerumahnya di Jakarta.Pemuda tampan itu menyerahkan kepada ibunya segala sesuatu yang berkaitan dengan rencana pernikahannya,Syauqi ingin acara pernikahannya dengan Shania berjalan dengan lancar dan segera memboyongnya kerumahnya,Syauqi ingin membahagiakan Shania dan akan memberinya kehidupan yang nyaman.

Keesokan harinya ibu Halimah menjemput Syauqi dikantornya,mereka akan membeli satu set perhiasan emas dan seperangkat perlengkapan sholat sebagai maharnya.

Sedangkan untuk keperluan lainnya,sudah diatur oleh Bibi Maemunah adik kandung dari ibu Halimah.

Sementara itu dirumah pak Amir tampak ramai dengan para kerabat yang datang, mereka membicarakan segala persiapan pernikahan Shania dan Syauqi yang akan dilangsungkan hari minggu depan.Keluarga besar pak Amir sangat senang mendapat kabar baik tersebut,mereka mengenal Syauqi sebagai pemuda yang baik hati dan berbudi luhur.

Mereka merasa salut dengan kebesaran

jiwa dan kelapangan hati pak Amir dan ibu Halimah sebagai orang tua yang berani mempertaruhkan kebahagiaannya demi kebahagiaan putra- putri kesayangannya.

Pak Amir tidak mau menundanya lagi,kalau memang sudah ada jodohnya kenapa tidak segera disahkan saja.

Hari hari berlalu begitu cepat tidak terasa kini tibalah saatnya hari pernikahan yang dinantikan oleh Syauqi dan Shania,mereka berdua akan melangsungkan ijab qabul dihadapan pak penghulu.Shania terlihat sangat cantik jelita dengan memakai baju kebaya modern berwarna putih gading,rok

batik plisket premium dengan kerudung bertaburkan permata berwarna senada dengan baju kebayanya.

Riasan make up Shania disesuaikan dengan usia dan wajahnya yang cantik jelita,dan

dibuat senatural mungkin.Tangannya yang lembut dan jarinya yang lentik dihias hena berwarna merah,Shania laksana bidadari yang turun dari Kahyangan.

Aura kecantikan Shania memancar indah mempesona,siapapun yang melihat dirinya akan tergila gila.Senyumannya yang manis dan menggoda membuat para lelaki rela menjual sawahnya satu hektar demi untuk mendapatkan senyuman yang memikat.

Rombongan dari mempelai pria sudah tiba di rumah pak Amir,bunyi petasan pertanda

bahwa rombongan besan sudah memasuki kediaman mempelai wanita.Syauqi keluar dari dalam mobil sedan Honda Civic warna hitam metalik yang dihiasi pita pink dan bunga khas pengantin warna putih,sebagai simbol kesucian cinta.

Syauqi tampak sangat gagah dan tampan dengan setelan beskap Betawi warna putih dan kopiah yang menutup sebagian rambut hitamnya,wajahnya pun bersinar cerah dan senyuman menawannya selalu menghiasi bibirnya yang tipis kemerahan.Para gadis teman sebaya Shania bersorak sorai saat Syauqi dan rombongan besan memasuki tempat yang telah disediakan.Rombongan tuan rumah menyambut mempelai pria itu dengan mengalungkan bunga melati ke leher Syauqi,yang diwakili oleh Nek Romlah bibinya Pak Amir dan diiring untaian lagu sholawat Nabi dari group Marawis ikatan remaja Masjid yang berjalan beriringan dibelakang mempelai pria.

"Ahlan Wasahlan Wamarhaban ( Selamat datang )ananda Syauqi calon menantuku yang tampan rupawan."ucap Nenek Romlah yang menyambut Syauqi dan rombongan besan dengan hangat.

" Terima kasih Nek...." jawab Syauqi sopan dengan menangkupkan tangan didadanya,

Syauqi tidak pernah bersalaman dengan wanita lain kecuali dengan ibu kandungnya, bibi dan nenek dari ayah dan ibunya.Lalu pemuda tampan itu mencium tangan pak Amir dengan hormat,dan dibalas dengan rangkulan hangat dari calon mertuanya.

Rombongan besan mempelai pria duduk dengan teratur dan tertib diruangan yang telah disediakan. Syauqi yang didampingi oleh ibu Halimah dan kakak pertamanya yang bernama Hanafi itu,tampak tenang walau hatinya berdebar debar dan sedikit merasa grogi.Bu Halimah menggenggam erat tangan putra bungsu kesayangannya dan berbisik ditelinga Syauqi memberikan semangat dan kekuatan.

○○☆○○