Motor jihan melaju dan ia kini sudah sampai di rumahnya.
Jihan sedang menonton acara televisi dan ibunya sedang melihat-lihat foto keluarganya.
Ia mengusap sosok wajah pria tampan yang tersenyum bahagia di foto itu, pria itu berusia sekitar 30 an, ia sedang menggendong seorang bayi perempuan.
tak terasa air matanya menetes mengenai foto itu, mamah jihan segera menghapus air mata tersebut dengan terisak.. Dia tidak mau jihan tau
Jihan mendengar isakan tangis mamahnya,, lalu ia menoleh dan menghampiri mamahnya.
Ia memegang tangan mamahnya seraya berkata " mah jangan nangis,, jihan akan menjadi anak yang baik, jihan dan kak rio akan menjaga mamah,, mamah gak usah sedih lagi, meskipun ayah udah gak ada, tapi jihan sama kak rio kan masih di sisi mamah,, dan jihan gak akan bandel lagi. " jihan lalu memeluk mamahnya
Mendengar ucapan anaknya itu, tangis mamah pecah, ia tak kuasa menahannya lagi. Ia teringat kejadian 8 tahun yang lalu...
( 8 tahun lalu)
" mah udah belum. " teriak seorang lelaki kepada istrinya.
Ia adalah ayah jihan yang sedang terburu-buru untuk berangkat ke kantor.
" sebentar mas. " mamah lalu menghampiri suaminya dan membenarkan posisi dasi yang dipakai suaminya.
" ayah tidak ikut sarapan dulu. " ucap jihan yang kini sedang makan bersama rio di ruang makan.
Mereka kini sedang sarapan,. Tapi ayah jihan tidak ikut sarapan karena ia bangun telat soalnya tadi malam ia mengerjakan pekerjaan kantornya.
" tidak sayang, ayah akan sarapan di kantor saja. Sayang aku berangakat ya, rio jihan ayah berangkat dulu ya. " ayah jihan mengecup kening mereka.