Dokter pun keluar ruangan dan dia terlihat merasa kecewa. " maaf ibu istrinya pasien,,?" tanya pasien tersebut.
" iya dok saya istrinya.,,, bagaimana keadaan suami saya dok,, dia baik-baik saja kan dok. " ucap mamah sambil merasa khawatir.
" maaf ibu saya sudah berusaha sebaik mungkin,, nyawa suami ibu tidak tertolong.."
Mamah, rio dan jihan mendengar ucapan itu langsung menangis, mereka tidak tau harus berkata apa.
" ini bukan akibat cedera dari kecelakaan, Tapi ini karena penyakit yang diderita oleh pasien. " jelas dokter kembali. " maaf bu saya permisi dulu. " dokter itu lalu pergi.
Ya ayahnya jihan mengidam penyakit jantung, ia meninggal karena penyakit tersebut.
Mamah dan anak-anak pun memasuki ruangan UGD, diasana terdapat seorang perawat yang sedang merapihkan peralatan, dan terdapat seseorang di atas ranjang yang ditutupi oleh kain putih. Jihan dan keluarga pun langsung memeluk seseorang tersebut yang tak lain adalah ayahnya.
Mereka tidak menyangka kalau pagi tadi adalah momen terakhir mereka. Dikediaman jihan banyak orang yang melayat. Kerabat, teman, tetangga, keluarga, bahkan teman-teman rio dan jihan pun berdatangan.
Usai ayah jihan dikebumikan. Kini dirumah hanya ada jihan bersama keluarganya, adapun bibi hana dan suaminya boy yang sedang menenangkan mamah. Mereka adalah adek dari mendiang ayah jihan. " kakak yang sabar ya,, kak arya sudah tenang di alam sana. " ucap bi hana yang ternyata adek kandung dari suami mamah.
" iya kak semua ini sudah ditakdirkan oleh yang maha kuasa.? Sambung paman boy.
Mamah tidak menjawab, ia hanya menangis meratapi kepergian suaminya.
Paman boy dan bi hana pamit pulang, mereka tidak bisa tinggal karena mempunyai seorang anak kecil juga seusia jihan.