Jihan sedang menuju ke ruangan kepala sekolah. Disana terdapat mamahnya dan kepala sekolah yang menantinya. Ia pun masuk dan duduk di sebelah mamah, mamahnya hanya diam melihat jihan.
Ini bukan pertama kalinya ia di panggil karena ulah jihan. Disekolah jihan selalu terlibat perkelahian. Tapi kali ini yang paling parah karena lawan jihan tadi telah dibawa kerumah sakit dan masuk ruang UGD.
" maaf ibu,, ini bukan pertama kalinya jihan melakukan keributan,, saya tidak tau harus berbuat seperti apa kepada jihan. " jelas kepala sekolah
Mamah jihan lalu memohon kepada kepala sekolah " pak tolong maafkan kesalahan jihan, dia pasti tidak sengaja melakukannya. " mamah tau kalau jihan tidak akan memulainya terlebih dahulu.
" mamah ngapain minta maaf,, ini bukan salah jihan. Memang si jalang itu aja yang mulai,, membuat jihan emosi mah, ia menonjok jihan duluan. " jelas jihan dengan nada marah.
Ketika mamah hendak meraih tangan jihan, jihan langsung menepisnya dan pergi keluar. Mamah yang melihat hal itu merasa sedih.
Ia kembali memohon kepada kepala sekolah. " pak saya mohon maafkan jihan."
" maaf bu kami tidak tahan lagi dengan kelakuan jihan,, saya memutuskan untuk mengeluarkan jihan. " kepala sekolah mengeluarkan dokumen dan memberikannya kepada mamah jihan.
Mamah jihan menerimanya dengan kecewa, sangat di sayangkan,,, sebenarnya sebentar lagi jihan menghadapi kenaikan kelasnya, tapi karena tidak henti-hentinya ia berulah di sekolah maka sekolah terpaksa mengeluarkannya.
Mamah telah sampai dirumah, ketika masuk ia melihat jihan sedang duduk sambil memainkan ponselnya. " kamu sekarang puas ngelakuin semuanya. "