Keesokan harinya..
"aduh mamah,, jihan masih ngantuk tolong tutup jendelanya lagi mah. " jihan membalikan badannya dan menutupi mukanya dengan bantal,
" ayok bangun udah siang ini,, ada temen kamu tuh di bawah dari tadi nungguin." ucap mamahnya sambil membukakan gorden jendela kamar jihan.
"hah... Siapa mah. " jihan terbangun mendengar ucapan mamahnya itu.
"mamah gak tau,, kamu tuh dari tadi mamah panggilin di bawah tapi ttp aja belum bangun-bangun,, kamu kan anak perempuan gak baik kaya gini terus,, ayok ayok cepetan bangun, lalu langsung mandi kasian temen kamu dari tadi nungguin. " mamah mengambil selimut yang di pakai oleh jihan. Mamah sengaja mengambilnya agar jihan tidak tidur lagi.
Jihan pun bangun, ia bergumam di dalam hati " siapa ya,,? Tumben jam segini ada yang nyemperin gua, gak mungkin salsa, diakan kalau kesini pasti sore ".
Selesai mandi ia langsung turun kebawah untuk menemui temannya.
Diruang tamu, disana terdapat seorang pria yang duduk dengan kacamata yang selalu di pakainya. Ya lelaki itu adalah satria, jihan tak tau satria kerumah nya mau apa.
" ternyata lu sat, tumben maen kesini,, ada perlu apa ya.?" jihan duduk di bangku yang berhadapan dengan satria, satria lalu tersenyum dan berkata.
" gua cuma mau maen aja kesini. lu sekarang gak lagi sibuk kan.. ? Maksud gua belum ada janji gitu sama temen lu, soalnya gua mau ngajak lu maen. "
"maen.? Kemana.? " tanya jihan.