Didalam kesunyian berteman gemerlap bintang, sang bulan tampak tersenyum sendu menyapa wajah tampan. Sapaan yang mengusik ketenangan hati Louis hingga mengiringi langkah kaki tegas membasuh wajah dengan air wudhu. Inilah untuk pertama kalinya seorang Louis Leigh Osbert, bercengkerama dengan Sang Pemilik.
Dia tadahkan kedua tangan memohon ampunan atas dosa dan khilaf. Tanpa terasa air mata mengalir deras membasahi pipi kokoh ketika untaian demi untaian doa mengiringi ketulusan hati.
Pantas saja Amira selalu menantikan kesunyian malam untuk mengadu, bercerita, bercengkerama dengan Sang Pemilik. Sungguh, ketenangan hati dan jiwa ini tak akan pernah bisa terbeli dengan apapun kecuali rasa pasrah pada takdir yang diiringi dengan tawakal.
Tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah menjalankan sholat malam, dia pun meraih Al-Quran. Inilah untuk pertama kalinya juga seorang Louis membaca ayat demi ayat setelah sekian lama tak pernah melantunkannya.