"Benarkah aku sangat mengenalnya?" Ulang Amira lagi yang dijawab dengan deheman.
"Apa satu angkatan dengan kita?"
Louis tersenyum. "Tentu saja iya, Amira."
"Apa wanita itu-"
"Sudahlah, Amira. Tak perlu lagi membahas tentang wanita itu. Lebih baik kita bahas saja tentang masa depan kita berdua. Okay?" Nada suaranya terdengar seksi sekaligus genit. Dan Amira sangat yakin bahwa saat ini Louis sedang mengerlingkan matanya.
Huh, dasar laki - laki genit, suka tebar pesona, ga tahu malu, ga tahu diri. Dasar ga bisa setia pada satu wanita! Satu menit yang lalu dia memberitahu ku bahwa dia sangat mencintai wanita itu. Tapi sekarang, sekarang pun dia malah merayuku. Dasar playboy cicak. Umpat Amira dengan bersungut - sungut.
Seandainya saja saat ini Louis ada dihadapannya. Pasti sudah dia hadiahi wajah tampan itu dengan satu kali tonjokan. Sayang sekali, jarak telah memisahkan keduanya.