"Aku sudah melakukan apapun yang menjadi kemauan dia, tapi dia selalu menunda untuk merenggut nyawa istriku! Sial!" rutuknya. Rupanya dia sudah lelah untuk menjadi budaknya Anton. Tapi Anton tidak kunjung untuk mengabulkan permintaannya.
Beberapa saat kemudian, terdengar pintu mobil terbuka. Lalu, langkah kaki yang menginjak dedaunan kering dari samping. Pak Sugeng membuka mobilnya. Dia memandangku dengan wajah masam.
"Kalau bukan karena aku ingin mendapatkan kekayaan, aku tidak sudi kerjasama dengannya. Asal kamu tahu saja." ujarnya seraya mengeluarkan kotak rokok dari sakunya. Dia mengambil sebatang rokok dan mengetuk-etuk ujungnya ke telapak tangan. Baru kemudian, menyulutnya dengan korek api.
Jressss!
Asap menyebul ke langit. Sekilas dia melirik kearahku. Raut wajahnya yang masam berubah cerah. Perasaanku tidak enak ketika dia menelanjangiku dengan tatapan yang ingin melahapku hidup-hidup.