"Apakah kamu Dina?" tanya Pras dengan wajah penuh harap. Aku mengalihkan pandangan ke sekitar, berusaha menghindari tatapan matanya. Rasanya jantungku berdegup dengan sangat kencang kala itu.
"Meskipun wajahmu berubah, aku tahu kamu adalah Dina." dia mengulangi pertanyaannya. Lagi-lagi aku tidak sanggup untuk berkata-kata. Namun sekuat hati aku harus bisa terlihat biasa. Aku harus ingat dengan rencana yang kususun sedemikian rapi.
"Tolong lihat aku Dina!" ujarnya lagi sembari mengguncang-guncang pundakku. Aku seperti manekin yang kaku dan pasrah. Namun, karena dia semakin gencar menggoncang tubuhku. Aku melirik ke arahnya. "Sorot matamu itu sama persis dengan seseorang yang aku cintai namun tiba-tiba saja dia menghilang tanpa kabar!"
"Bertahun-tahun, aku mencarinya sampai aku frustasi. Bahkan aku kerahkan semua inteligen terbaik. Tapi tidak kunjung jua menemukanmu." Tuturnya. Ternyata Pras selama ini gencar mencariku. Bukti bahwa dia masih sangat mencintaiku.