Rifan mengerjapkan matanya dan pusing segera menderanya, ia mendesis kesakitan dan membuat Diah yang terlelap dalam posisi duduk di sampingnya segera bangun. Diah menatap Rifan khawatir dan mengulurkan tangannya untuk memijat kepalanya, ia berharap bantuan kecil ini bisa membuat rasa sakitnya reda.
"Rifan," panggil Diah khawatir.
Rifan perlahan membuka matanya dan melihat sosok Diah yang kabur, ia tidak bisa melihatnya dengan jelas karena kepalanya di penuhi berbagai ingatan yang tidak bisa ia kontrol. Ia memejamkan matanya kembali dan mencoba menata ulang ingatannya sebelum itu menjadi semakin kacau dan menjadi tak terkendali.
"Ada apa denganmu?" Diah semakin khawatir saat melihat keadaan Rifan.
"Aku tidak apa-apa," jawab Rifan lemah dan memaksakan senyum agar meredakan kekhawatirannya.
Diah membantu Rifan bersandar pada bantal dan meraih gelas di atas meja. "Minumlah dulu." Ia melepaskan handuk di kepalanya dan membantunya minum.