Hari kedua, Huo Yao sudah bangun pagi-pagi sekali. Tubuhnya seakan memiliki alarm alami dan selalu tepat membangunkannya. Ya, ia selalu bangun setiap hari jam 6 pagi.
Bedanya, kali ini Huo Yao berada di lingkungan baru dan belum terbiasa. Alhasil meski sudah bangun, ia pun masih terbaring di ranjangnya selama beberapa menit lebih lama.
Tidak lama kemudian, Huo Yao pun perlahan-lahan bangun dan dengan santai melangkahkan kakinya untuk ke kamar mandi. Ia pun segera membasuh tubuhnya di kamar mandi sampai terasa segar.
Selesai mandi, Huo Yao mulai mendekati kopernya dan mengeluarkan bajunya dengan rapi. Ia pun mencari dan memilih bajunya dengan rapi tanpa perlu mengeluarkannya secara berantakan.
Namun saat diperhatikan lagi, Huo Yao sebenarnya juga tidak membawa banyak baju. Ia hanya membawa dua setel baju di dalam kopernya. Semua barangnya yang tersisa hanyalah botol-botolan dan beberapa kaleng yang tidak tertulis apa-apa pada kemasannya. Ia juga membawa dua kotak besi yang terlihat kuno.
Kemudian, Huo Yao hanya mengambil salah satu pakaiannya keluar. Setelah berpikir sejenak, ia mengambil dua botol dari dalam kopernya dan menutup kembali kopernya sambil menguncinya dengan kunci biasa.
Selesai mengambil hal yang dibutuhkannya, mata Huo Yao kembali menelusuri seluruh kamar ini. Ia pun menemukan ada sebuah ruangan kecil yang sesuai dengan kopernya dan membawa kopernya ke sana.
Ya, tempat itu adalah sebuah lemari di salah satu sudut kamar ini. Setelah menggeser pintu lemari, Huo Yao sangat terkejut melihat di dalam lemari itu diisi penuh dengan pakaian-pakaian perempuan.
Walaupun pakaian itu tidak memiliki merek, tetapi bisa dilihat bahwa semua itu adalah baju baru. Kualitas baju itu kelihatannya juga lumayan bagus, namun mengenai modelnya….
Ehmmm ... Huo Yao tidak memiliki pendapat apapun lagi tentang baju-baju itu. Ia merasa bahwa baju-baju itu terlihat lebih bagus dibanding dengan desain kamar merah muda ini.
Setelah memasukkan koper ke dalam sudut lemari, Huo Yao segera mengganti bajunya dengan pakaian olahraga. Setelah selesai memakainya, ia pun mengikat rambut panjangnya dan segera keluar dari kamar.
Huo Yao memang memiliki kebiasaan untuk lari pagi. Hal ini bukan hanya tentang perpindahannya ke rumah baru. Ia hanya ingin beradaptasi dengan beberapa hal di tempat ini.
*****
Pukul delapan pagi, Song Ning telah menyediakan sarapan pagi di atas meja. Ia menatap tangga dan melihat suaminya sedang membaca koran di ruang tamu, "Jinyan, menurutmu apakah perlu kita memanggil putri kita untuk turun sarapan?"
Huo Jinyan mendorong rangka kacamatanya dari ujung hidung dan berkata, "Putri kita kemarin terlalu lelah, dia juga tidur saat larut malam. Lebih baik jangan bangunkan dia, biarkan dia tidur lebih lama."
"Baiklah." Song Ning menganggukkan kepala. Baru saja ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba bel pintu berbunyi. Song Ning dengan sigap mengangkat kepala dan bertanya, "Siapa yang datang mengetuk pintu pagi-pagi sekali?"
Huo Jinyan meletakan koran dan berpikir, "Apakah orang dari departemen keuangan?"
Song Ning menatapnya, "Jinyan, hari ini baru tanggal 20. Kita seharusnya masih memiliki beberapa hari lagi agar mereka datang seperti biasa."
Huo Jinyan baru sadar dan mengatakan, 'Oh.' Ia pun seketika berkata, "Nanti kamu beritahu orang departemen keuangan untuk jangan datang ke rumah bulan ini. Katakan saja bahwa putri kita baru saja kembali. Aku khawatir, mereka akan membuatnya merasa ketakutan."
Song Ning berpikir sejenak dan merasa perkataan suaminya sangat masuk akal, "Baiklah, aku pergi membuka pintu dan melihat orang yang mengetuk pintu itu."
Dengan cepat pintu bagian dalam terbuka, Song Ning berdiri di depan lubang pintu dan melihat Huo Yao. Ia pun seketika menjadi bingung selama dua detik dan segera membukakan pintu untuknya, "Yaoyao, kenapa kamu ada di luar?"
Huo Yao baru saja selesai lari pagi, wajah yang putih dan mulus itu berubah menjadi merah merona setelah lari pagi. Selain itu, ada beberapa helai rambut yang tampak menempel di beberapa sisi wajahnya, butiran-butiran keringat pun juga menetes dari kepalanya.
Akan tetapi, Huo Yao tidak tampak mengeluh. Ia hanya mengusap keringatnya sejenak dan berkata dengan ringan, "Aku terbiasa lari pagi."
Song Ning yang mendengarnya pun merasa sangat terkejut dan menganggukkan kepala, "Lari pagi itu bagus, kebiasaan yang bagus."
Tetapi beberapa detik kemudian perempuan paruh baya ini kembali menambahkan, "Namun, seorang perempuan memang harus tidur lebih lama dan itu juga tidak masalah. Hal itu juga sangat bagus untuk kulit kita."
Huo Yao pun mengerutkan kening.
"Ibu baru membuat sarapan, kamu ke atas saja dan mandi dulu. Setelah itu, ayo makan bersama." Song Ning pun mengajaknya masuk ke dalam.
"Baik."
"Oh iya, semua baju yang ada di lemari pakaian itu merupakan baju keluaran terbaru yang sudah sengaja ibu beli. Kalau kamu tidak suka, nanti akan ibu ganti semuanya."
Hah, semuanya?
Huo Yao menghentikan langkah kakinya dan ekspresi wajahnya tampak bingung, "Ibu, apakah rumah kita memiliki pabrik tekstil?"
Song Ning menoleh ke arah Huo Yao, ekspresi di wajahnya seketika sangat terkejut. Ia sebenarnya ingin mengatakan sesuatu dari dalam mulutnya, "Kalau tidak, nanti ibu akan memesan kepada seorang desainer untuk khusus membuat baju yang sesuai dengan lekuk tubuhmu."
Lalu, tiba-tiba suasana menjadi diam dan sepi.