Huo Yao melihat ekspresi wajah Song Ning. Ia awalnya tampak bingung kemudian tiba-tiba dipeluk oleh Song Ning.
"Oh, putriku!!! Kamu akhirnya memanggilku ibu!" Song Ning merasa sangat terharu sampai hampir saja ingin menangis.
Huo Yao tidak menjawab, ia seperti tidak mengerti jalan pikiran Song Ning.
******
Sepuluh menit kemudian, Huo Yao hanya mandi sebentar. Ia hanya mengenakan t-shirt yang lebar dan santai. Pakaian tersebut dipadukan dengan celana jean yang memiliki sedikit robekan bergaya rebel.
Walaupun pakaiannya sangat sederhana dan polos, tetapi penampilannya itu mampu memberikan kesan kepada orang yang melihatnya hingga mampu memujinya dengan ungkapan sangat keren.
"Putriku memang sangat cantik." Song Ning memegang bawah dagunya sembari memperhatikan putrinya yang berjalan ke arah mereka. Meskipun tidak mengenakan baju yang dibelinya, tetapi Song Ning sangat mengagumi kecantikan putrinya sendiri.
Huo Jinyan juga menganggukkan kepala untuk menyetujuinya, "Semua ini karena turunan dari DNA-ku yang bagus."
Song Ning memutar matanya dan berkata, "Dasar tidak tahu malu, jelas-jelas putri kita paling mirip denganku."
"Oh iya benar, semua perkataan istriku memang benar..." Sikap suami yang takut kepada istri langsung terlihat. Huo Jinyan sungguh tidak berani mengelak dari ucapan istrinya.
Baru berjalan mendekat sudah mendengarkan percakapan mereka berdua ini, Huo Yao jadi merasa mengganggu mereka keromantisan mereka.
Huo Yao dengan segera duduk di kursi makan dan bersikap seolah menjadi orang yang pendiam. Saat mereka makan bersama, Huo Yao hanya duduk dan tidak berbicara. Terkadang ketika Huo Jinyan dan Song Ning berbicara dengannya, ia hanya menjawab dengan perkataan seperti 'Oh' atau 'Iya'.
Dengan sikap Huo Yao yang seperti ini, Huo Jinyan dan Song Ning hanya bisa memperhatikan putrinya yang seperti ini dengan canggung. Namun mereka tidak menilai sikap putrinya sebagai orang yang sombong atau angkuh.
Melainkan, Huo Jinyan dan Song Ning malah merasa sangat bersalah sendiri. Mereka pun sampai berpikir bahwa putrinya ini masih belum terbiasa dengan tinggal bersama mereka.
Akan tetapi, Huo Yao sejak kecil memang sudah sangat pendiam. Ia pun tampak kekurangan kasih sayang dan baru merasakan suasana seperti sekarang ini!
Huo Yao sama sekali tidak mengetahui isi hati kedua orang tua kandungnya. Setelah makan pagi, ia melihat Song Ning yang terkadang selalu memijat bagian depan kepalanya.
Seakan sedang terpikirkan sesuatu, Huo Yao dengan cepat pergi ke kamarnya dan tidak sampai dua menit turun kembali menemui kedua orang tuanya ini.
Huo Yao seketika memperlihatkan dua botol kecil yang tadi dikeluarkannya dari dalam koper. Ia pun memberikan kepada Huo Jinyan dan Song Ning.
"Ini untuk kalian." Ucap Huo Yao dengan suara yang pelan, wajahnya yang indah terlihat sangat tenang.
Song Ning mengambil botol kecil itu, membuka dan merasa penasaran. Kemudian, ia pun bertanya kepada putrinya, "Apa ini? Kelihatannya isi butiran dalam botol ini sangat indah…."
Ketika membuka tutup botol itu, langsung keluar aroma obat yang sangat kental. Song Ning yang baru mencium aroma itu, tubuhnya secara langsung merasa segar kembali dan mendapatkan kenyamanan yang tidak bisa diungkapkannya.
Song Ning memang sudah lama menderita penyakit sakit kepala. Terkadang penyakit ini sering kambuh dan tidak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakitnya itu secara total.
Saat kambuh dan kepalanya merasa sangat sakit, ia hanya bisa menggunakan obat penahan nyeri untuk mengurangi rasa sakitnya. Pada pagi hari ini, ia juga merasakan sakit kepala. Namun dengan keberadaan putrinya tersebut, ia hanya tidak ingin memperlihatkan penyakitnya itu secara terang-terangan di depannya.
Namun tetap saja, butiran obat dalam botol ini sepertinya memang luar biasa. Dengan mencium aroma obat dalam botol tersebut dapat membuat sakit kepalanya yang tadi terasa sakit sudah kembali menjadi lebih baik.
"Yaoyao, apa obat yang kamu berikan ini?" Tanya Song Ning dengan senang. Semakin mencium obat ini, ia semakin merasa ingin mencium aroma ini seumur hidup.
Huo Yao melihat eksepsi wajah Song Ning yang lebih tenang. Ia pun menjelaskannya dengan santai, "Aku menggunakan beberapa bahan obat-obatan alami dan mengubahnya menjadi sebotol pil..."
"Pil tersebut adalah semacam obat yang wangi dan aromanya bisa berfungsi untuk membuat orang merasa lebih tenang, nyaman dan mengurangi rasa sakit." Tambah Huo Yao.
Melihat orang tuanya masih terkagum-kagum dengan obat ini, Huo Yao menjelaskan cara memakai obat tersebut, "Ibu cukup mengeluarkan sebutir pil itu setiap malam dan meletakkannya di samping bantalmu. Pil itu akan mengobati sakit kepalamu."
Song Ning yang mendengar perkataan itu langsung terkejut, "Bagaimana kamu bisa tahu aku memiliki penyakit sakit kepala!"
Jangankan Song Ning yang terkejut, bahkan Huo Jinyan yang ada di samping juga sangat terkejut.
"Tadi ketika kita sedang makan pagi, aku melihat kamu sering menekan dahi kepalamu." Jawab Huo Yao dengan tenang dan tidak memberikan penjelasan yang lebih.
Song Ning tampak bingung, ia tentu tidak menduga bahwa Huo Yao begitu teliti memperhatikan perilakunya. Akan tetapi….hanya melihat ibunya menekan dahi dan langsung memutuskan bahwa ibunya sakit kepala, bukankah ini terlalu ajaib?