Chereads / MY SECRET WIFE. / Chapter 3 - TERJEBAK!

Chapter 3 - TERJEBAK!

"Nah, dia pelakunya!" tiba-tiba Shine Menunjuk tepat di wajah Rossa yang baru saja keluar dari dalam toko.

"A-aku?" Rossa bertanya dengan wajah kebingungan dia panik dan ketakutan karena tidak tahu titik masalahnya.

"Lihat ini!" ucap sein seraya menunjuk goresan pada mobil milik minhyun.

"Lalu apa hubungannya denganku?" tanya Rossa yang masih kebingungan.

"Kau masih bertanya? Jelas-jelas kau yang terkahir berada di sekeliling mobil ini!" teriak Shine. Hal itu mengundang perhatian orang sekitar.

Rossa masih mematung, dia mengingat-ingat saat dia meletakan paper bag di dalam mobil.

"Aku sempat tersandung, tetapi aku rasa tidak!" belum selesai Rossa berbicara Shine memotongnya begitu saja.

"Tidak apa? Lihat!" potong Shine yang mendengar suara lirih dari Rossa.

"Panggil manajer kalian!" ucap Minhyun dengan tenang tapi berkharisma.

Salah satu security yang mendengar ucapan MinHyun segera memanggil manajer toko tersebut. Dan tak lama kemudian petugas keamanan tersebut kembali bersama manajer toko tempat Rossa bekerja.

Rossa yang melihat ekspresi dari manajernya makin merasa ketakutan. Tatapan mata dari manajer seakan mengatakan "matilah kau, matilah kau."

Rossa membalas tatapan manajernya dengan tatapan memelas tak berdaya. Namun Pak Kim hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Hal seperti ini siapa yang akan bertanggung jawab?" tanya Minhyun tanpa menatap siapa pun dia malah menunduk dan melipat kedua tangannya di perut.

Pak Kim segera melihat goresan pada mobil Minhyun dan melirik kearah Rossa yang wajahnya mulai pucat ketakutan.

"Bagaimana bisa hal ini terjadi?" tanya Pak Kim  pada Rossa.

"S-saya tidak tahu, Pak," jawab Rossa dengan gugup. dia tidak merasa melakukan apapun terhadap mobil milik Minhyun.

"Bagaimana bisa kamu tidak tahu?" Pak Kim dengan marah berteriak kepada Rossa.

"Bisa jadi ini muncul sebelum saya memasukkan paper bag ke dalam mobil," jawab Rossa.

"Berarti kamu menuduh saya?" tanya Shine dengan tegas.

"T-tidak!" Rossa makin gugup, bibirnya bergetar dengan sendirinya.

"Bukan perkara uang, tetapi di dalam mobil ini banyak kenangan, bahkan cat mobil ini mempunyai kisah," jelas Minhyun dengan raut sedih membuat Rossa makin merasa bersalah.

"Saya tidak ingin uang, tetapi saya ingin dia." Minhyun menunjuk Rossa.

"S-saya?"

Rossa menoleh ke arah managernya, namun tidak melihat adanya bala bantuan.

"Kamu selesaikan sendiri," ucap manajer tersebut dengan tatapan tajam dan pasrah, dia meninggalkan Rossa yang di selimuti rasa takut.

"Masuklah!" ucap Minhyun sesaat setelah para karyawan dan manajer toko tersebut meninggalkan Rossa.

Jennie yang melihat Rossa dari balik pintu kaca toko tempatnya bekerja merasa kasian dengan Rossa.

"Bolehkah saya mengambil tas?" tanya Rossa dengan raut wajah yang pucat pasif.

Minhyun tidak menjawab hanya menatap Rossa dengan sinis. Minhyun segera masuk kedalam mobil tanpa berbicara sepatah katapun Rossa menganggap Minhyun mengijinkannya.

Belum sampai masuk kedalam toko, Jennie sudah membawa tas milik Rossa.

"Terima kasih," ucap Rossa dengan lemas dan senyuman hambar.

"Kabari aku jika terjadi sesuatu." Jenni memeluk Rossa.

"Tenanglah, aku akan baik-baik saja," sahut Rossa seraya melepas pelukan Jennie.

'Tinn... Tinn ....'

Suara klakson dari mobil milik minhyun menandakan Rossa untuk segera masuk kedalam mobil.

"Aku pergi dahulu," bisik Rossa pada Jennie yang terlihat sangat sedih karena kepergian Rossa bersama masalah yang sedang dia hadapi.

Rossa menuju mobil hitam yang telah menunggunya di depan toko. dia duduk di bangku belakang dan berjejer dengan Minhyun. Rossa memikirkan apa yang akan dia katakan di depan polisi. Dalam hatinya dia mengumpat untuk mengutuk Minhyun dan Shine karena kejadian tersebut.

"Dasar pelit, gores gitu aja bawa-bawa polisi. Bisakan di cat ulang," batin Rossa yang tidak henti mengutuk dua pria dalam mobil itu.

Sesekali tatapan Rossa bertemu dengan mata Shine di kaca spion, dan Rossa menjulurkan lidah nya untuk mengejek Shine, sedangkan Shine melebarkan matanya untuk membalas Rossa. Minhyun melihat tingkah mereka berdua hanya tertawa kecil.

***

Setelah hampir tiga puluh menit perjalanan mereka sampai di sebuah rumah megah dengan dua lantai. Rossa terbelalak melihat kemewahan rumah yang di hadapannya.

"Sejak kapan kantor polisi menjadi seperti ini?" tanya Rossa dengan mata yang masih menatap kagum bangunan kokoh tersebut.

"Ini rumahku," jawab Minhyun.  dia segera keluar dari mobil setelah salah satu penjaga membukakan pintu untuknya.

Hingga Shine dan Minhyun berada di depan pintu masuk, Rossa masih mematung kagum di dalam mobil. Shine dan Minhyun menoleh ke arah Rossa.

"Apa aku harus membukakan pintu untukmu?" tanya Minhyun dengan nada sindiran

"Akh! Tidak! Tidak!" sahut Rossa dengan gugup dan segera dia mengikuti langkah kaki kedua pria di depannya.

"Kenapa ke sini?" tanya Rossa pada dirinya sendiri.

"Jangan-jangan!" tiba-tiba pikiran Rossa menjadi tidak karuan, dia mulai waspada kepada semua yang di sekitarnya.

"Kenapa?" tanya Shine saat melihat gelagat aneh Rossa.

"Jaga jarak!" jawab Rossa.

"Ih..." Shine melanjutkan langkahnya hingga mereka sampai di sebuah ruangan sepi tanpa penjagaan di dalamnya. Hanya mereka bertiga di sana.

"Shine keluarlah!" ucap Minhyun dengan nada sedikit keras.

"Ha! Kenapa dia harus keluar? Mau apa kamu? Jangan macam-macam aku menguasai beberapa jurus silat!" ucap Rossa yang mulai takut dengan sikap Minhyun.

Shine meninggalkan mereka berdua dan Minhyun mulai mendekat kepada Rossa. 

'satu langkah'

'dua langkah'

Rossa mulai berpikir tidak karuan. perasaannya kacau saat kaki Minhyun semakin mendekatinya. tatapan tajam dan senyuman Sinin terpancar di wajah tampan Minhyun.

Brukk....