Jam menunjukkan pukul 01:00 dini hari. Rossa terbangun karena dia ingin ke kamar mandi. Setelah selesai dari kamar mandi Rossa mengecek ponselnya dan melihat panggilan dari beberapa jam yang lalu.
Rossa seketika panik ketika Minhyun mencarinya dan butuh dirinya,namun dia tidak ada untuknya.
"Aduh, bencana ini. bencana akhir dunia," gumam Rossa dengan menggenggam erat ponselnya dan mondar-mandir memikirkan apa yang harus dia lakukan.
Beberapa kali Rossa melihat ponselnya. Rossa ingin mengirimkan pesan kepada Minhyun .namun dia urungkan. dia takut jika mengganggu istirahatnya Minhyun . tapi sesuatu terjadi saat Rossa sedang mengetik pesan status pada kontak Minhyun menjadi online. Seketika berpikir bahwa memang belum tidur. dia melanjutkan mengetik pesan. tetapi dia berhenti karena dianggap itu tidak sopan, segera berdiri dan menuju kamar Minhyun . Sampai di depan pintu kamar menjadi dia mengurungkan kembali niatnya untuk mengetuk pintu kamar tersebut.
"Aduh, ketuk nggak ya." Rossa mulai bertarung dengan batinnya sendiri.namun tanpa sadar tangan Rossa mengetuk pintu kamar Minhyun . dan tak butuh waktu lama terdengar seseorang sedang memakai sandal dan berjalan menuju pintu.
"Aduh!" Seru Rossa sembari menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya.
Jeglek …
Suara pintu terbuka. tapi tak ada suara memanggil ataupun langkah kaki. Rossa merenggangkan jarinya dan melihat dari sela-sela jari tersebut namun tidak menemukan Siapapun bahkan pintu masih tertutup rapat.
"Lah masih tertutup, jelas-jelas aku mendengar seseorang berjalan dan membuka pintu," gumam Rossa yang masih menatap pintu kamar Minhyun .
"Apa jangan-jangan....." Rossa berfikir rumah itu berhantu. tiba-tiba seperti ada angin melewati rambutnya. Rossa pelan-pelan membalikkan badannya.
"Sst," suara mengejutkan dari balik tubuhnya.
"A...." Rossa berteriak sekeras mungkin tapi bukannya lari dia malah duduk jongkok dan menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya. Di saat Rossa sedang ketakutan ada suara tertawa.
"Lah kok," ucap Rossa yang bingung dengan apa yang dia lihat bahwa Minhyun sedang berdiri dengan memegangi perutnya karena menahan tawa. Rossa memastikan kaki Minhyun nampak dengan tanah.
"Kenapa?" tanya Minhyun di sela-sela ketawanya. Minhyun puas dengan wajah panik Rossa yang membuat wajah cantiknya menjadi pucat.
"Maaf, jika saya mengganggu anda tidur," ujar Rossa. Rossa merasa Minhyun yang dia lihat berbeda dengan Minhyun yang tadi siang.
"Tidak! tapi kenapa kamu mengetuk pintu kamar saya?" tanya Minhyun
"Em.. saya melihat panggilan tak terjawab. Saya pikir Anda membutuhkan sesuatu jadi saya menemui anda," jawab Rossa, wajahnya pucat takut jika dirinya mendapatkan Masalah.
Seketika Minhyun teringat bahwa Rossa belum makan malam. Sedangkan saat ini sudah hampir pagi dan para pelayan sudah tidur.
"Iya aku butuh sesuatu tadi. Tapi karena kau tidak menjawab panggilanku. Aku tidak butuh lagi sekarang."
"Maaf, saya ketiduran Pak."
"Tidak apa-apa, sebagai gantinya temani saya mencari makan. Saya tiba-tiba lapar karena menakuti mu barusan."
"Sekarang?" ulang Rossa untuk memastikan bahwa dia tidak salah dengar.
"Iya, ayo." Minhyun segera melangkah pergi tanpa mendengarkan sangkalan Rossa.
"Tapi...." tanpa mendengar ucapan Rossa, Minhyun melangkah jauh di depan Rossa
Bahkan Rossa tidak membawa dompet maupun jaket. dia hanya mengenakan setelan baju tidur.
"Kenapa tidak ada penjual yang buka," gumam Minhyun dengan kesal.
"Pak, ini tengah malam bahkan hampir pagi," sahut Rossa.
"Iya ya, lalu makan apa kita?" tanya Minhyun.
"Ikut petunjuk saya, beloklah ke kanan Pak." tanpa membantah Minhyun mengikuti petunjuk Rossa. Setelah memasuki beberapa gang kecil mereka menemui keramaian anak muda dan beberapa penjual kaki lima yang berada di tepi jalan dan di samping sungai.
"Berhenti lah di sana Pak," ucap Rossa setelah melihat tempat parkir yang tepat untuk mobil bosnya.
"Apa kita harus makan disini? Apa higienis?" tanya Minhyun .
"Andakan banyak uang, jadi jika terjadi apa-apa dengan anda bisa datang ke rumah sakit dan menuntut mereka. Yang terpenting anda makan dulu malam ini," jawab Rossa.
"Ta-tapi-" belum selesai Minhyun menyangkal Rossa sudah keluar dari mobil terlebih dahulu.
Minhyun lihat Rossa telah duduk di salah satu tempat yang tak jauh dari tempat parkirnya. Dan dia terlihat menunggu pesanan. Minhyun masih tidak ingin turun dari mobil. tapi dia melihat seseorang menatap nakal terhadap Rossa. Dan Minhyun baru menyadari bahwa Rossa tidak mengenakan jaket dia hanya mengenakan setelan baju tidur yang tipis. Minhyun segera turun membawa kain untuk menutupi tubuh Rossa. Karena tidak ada Jaket di dalam mobilnya.
"Akhirnya anda mengalah juga," ledek Rossa saat melihat Minhyun menghampirinya.
"Kau disini mau makan atau mau mengadakan pameran?" tanya Minhyun dengan ketus.
"Apa?" Rossa Nampak kebingungan dengan pertanyaan Minhyun .
"Pakai ini!" Minhyun menyerahkan kain itu dan seketika Rossa menyadari bahwa dia sedang mengenakan piyama.
"Terima kasih, kebetulan malam ini sangat dingin," ucap Rossa setelah memakai kain yang diberikan oleh Minhyun dan dia mulai menyadari bahwa orang-orang di sekitarnya memandang nakal ke arahnya.
Segerombolan pria itu mengalihkan pandangannya saat Minhyun datang, walaupun sesekali mereka tetap melirik kearah Rossa. Namun pandangan mereka selalu bertemu dengan mata tajam Minhyun yang selalu mengawasi mereka.