Chereads / MY SECRET WIFE. / Chapter 8 - KEMANA PERGINYA?

Chapter 8 - KEMANA PERGINYA?

Malam itu mereka lewati dengan menikmati hidangan sederhana yang di rekomendasikan oleh Rossa. Minhyun yang awalnya menolak akhirnya menghabiskan makanan yang ada di hadapannya. Minhyun yang terlanjur malu karena telah menghabiskan makanan yang tadinya dia tolak, dia memilih untuk segera membayar makanan tersebut. namun saat Minhyun sedang membayar tagihan makanannya para lelaki yang tadi menatap nakal ke arah Rossa menghampiri Rossa dan mulai menggodanya.

"Ka--lian siapa?" tanya Rossa dengan ketakutan.

"Apakah itu tadi bosmu?" tanya salah satu dari mereka.

"I-iya," jawab Rossa dengan ketakutan

"Kalau kamu bisa melayani bosmu berarti bisa dong sama kita juga," sahut salah satu pria yang sedang memainkan rambut Rossa.

Mendengar kalimat tersebut Rossa seketika mengerti arah perbincangan para pria tersebut. segera Rossa berdiri dan hendak meninggalkan segerombol pria yang berada di hadapannya. namun salah satu dari mereka mulai memegang tangan Rossa dan saat bersamaan tangan Minhyun menghentikan aksi para pria itu.

"Apa kau bosan mempunyai tangan?" ucap Minhyun seraya menerkam tangan pria itu.

"Ayolah, bung. kita tahu kok kalau anda adalah bosnya," ledek pria itu dengan senyuman menghina Minhyun.

"Jika kau tahu aku adalah bosnya kenapa masih disini?" tanya Minhyun dengan tangannya tidak berhenti menerkam tangan pria mesum di hadapannya.

"Jika dia bisa melayani mu karena kamu bosnya maka bisa kita pinjam sebentar asal bayarannya cukup kan!" sahut salah satu temannya yang ada di sampingnya.

Bruuukk....

Mendengar itu Minhyun tidak berfikir panjang. segera dia melayangkan sebuah tinjuan tepat di mulut pria itu dan membuatnya tersungkur ke lantai. seketika menarik perhatian seluruh pengunjung lainnya.

"Pak! hentikan!" ucap Rossa yang ingin menghentikan Minhyun yang hendak memukul para berandalan itu. Rossa memeluk lengan Minhyun yang kekar sehingga membuat Minhyun hilang fokus dan melepaskan cengkeramannya terhadap para berandalan tersebut.

Para berandalan itu segera lari terbirit-birit saat Minhyun telah melepaskan cengkeramannya terhadap salah satu temannya.

"Pak, lebih baik kita pergi." Rossa segera menarik Minhyun dan segera menuju mobilnya.

Sesampainya di dalam mobil Rossa merasa tidak enak dengan Minhyun karena terlibat kerusuhan karena membela dirinya.

"Pak, terima kasih sudah melindungi saya," ucap Rossa saat sampai di dalam mobil.

"Makanya lain kali kalau keluar jangan di tempat beginian!" Minhyun yang kesal memarahi Rossa yang sedang setulus hati ingin berterima kasih.

Karena merasa tidak di hargai ketulusannya, Rossa memarahi Minhyun balik. "Kan saya sudah terima kasih, kalau anda tidak ingin membantu saya ya sudah." Rossa melipat kedua tangannya.

"Makanya lain kali kalau keluar jangan pakai pakaian begini!" protes Minhyun. seketika Rossa melihat penampilannya. namun Rossa tidak mau di salahkan begitu saja. dia protes kembali kepada Minhyun.

"Kan saya buru-buru, makanya jangan lapar malam-malam. Jam segini tidak ada restoran mewah buka pak."

Mereka terlibat adu mulut yang cukup panjang hingga akhirnya Rossa tertidur karena hari sudah sangat larut. di tengah perjalanan Minhyun mengemudikan mobilnya dengan perlahan dia ingin menatap pekat wajah Rossa. sehingga dia mengehentikan mobilnya di pinggir jalan. namun bukan bayangan Rossa yang muncul di pikirannya melainkan wajah Jesica.

"Jessica!" ucap lirih Minhyun. Minhyun mendekatkan bibirnya. namun tiba-tiba kedua mata Rossa terbuka dan membuat Minhyun gelagapan.

"Eh..." Rossa ikut tersentak saat melihat wajah Minhyun yang begitu dekat.

"Apa kita sudah sampai?"

"B-belum," jawab Minhyun dengan gugup.

"Ha! Lalu anda mau apa pak?" tanya Rossa dengan menutupi dadanya dengan kain milik Minhyun tadi.

"Tidak usah aneh-aneh. Saya mau pasang sabuk pengaman." Minhyun mendapatkan alasan yang masuk akal. dan dia segera menginjak pedal gasnya.

Rossa selama sisa perjalanan kembali terjaga. rasa kantuknya hilang begitu saja saat membayangkan wajah Minhyun begitu dekat. Minhyun melirik ke arah Rossa beberapa kali melihat gadis di sampingnya begitu lugu. tiba-tiba rasa kasihan muncul begitu saja.

Beberapa saat kemudian mereka sampai depan rumah Minhyun. Rossa yang setengah mengantuk berjalan dan tersandung sebuah pembatasan tanaman dan membuat dirinya terjatuh. Minhyun segera membantu Rossa berdiri. tapi tanpa sepengetahuan Minhyun dan Rossa ada orang yang mengintainya dari luar pagar dia memotret Rossa dan Minhyun dari sela-sela pagar besi rumahnya.

Rossa dan Minhyun pergi ke kamar masing-masing. Rossa yang sudah menahan kantuknya sedari tadi tidak menuggu lama langsung tertidur pulas. bahkan dia lupa menutup pintunya. Minhyun yang belum sempat masuk ke dalam kamarnya melihat kamar Rossa terbuka sedikit. dia melihat Rossa yang sudah tertidur dengan posisi tengkurap lalu Minhyun segera menutup pintu kamar Rossa.

***

Keesokan harinya Rossa bergegas menuju kamar Minhyun dengan langkahnya yang cepat. namun dia tidak menemukan Minhyun berada di kamarnya. pikiran Rossa mulai kacau.

"Haduh! Jangan-jangan dia sudah pergi ke kantor," batin Rossa.

Rossa segera menuju dapur karena hanya di sana dia akan menemukan seseorang untuk di tanyai.

"Kak! Apa pak Minhyun sudah pergi?" tanya Rossa kepada seorang pelayan yang terlihat tidak jauh beda dengan umurnya.

"Sudah, pagi-pagi sekali dia pergi bersama pak Shine," jawab gadis itu.

"Oh baiklah. terima kasih." Rossa mulai berfikir aneh-aneh bagaiman jika Minhyun marah karena dirinya.

Rossa berbalik dan berlari menuju kamarnya dan bersiap menyusul Minhyun. Rossa mencoba menghubungi Shine namun tidak ada jawaban. Perusahaan Minhyun tidaklah susah untuk di cari, pemilik yang terkenal membuatnya jejak digital di semua sosial media. Rossa menggunakan Taxi dan menuju kantor. Di dalam taxi Rossa merapikan rambut dan id card yang di berikan oleh Minhyun kemarin.

"Pak, bisa lebih cepat?" tanya Rossa.

"Jalanan ramai, jadi tidak bisa menambah kecepatan." sopir itu nampak konsentrasi terhadap jalanan.