Setelah mandi Minhyun melihat Rossa yang menunggunya dengan duduk di kursi dan menundukkan kepalanya kemeja kerja milik Minhyun. Minhyun memperhatikan Rossa yang ternyata tertidur. Dia segera membangunkan Rossa dan memintanya kembali ke kamarnya.
"Pergilah! aku sudah selesai." suara Minhyun membuat Rossa terkejut dan segera terbangun dari tidurnya.
"M-maaf saya tidak sengaja tertidur," ucap Rossa seraya merapikan rambut yang sedikit berantakan.
"Pergilah! jangan sampai aku bangun lebih pagi daripada kamu," ucap Minhyun dengan ketus tanpa menatap Rossa.
"T-tapi, bukankah aku harus menemani Anda lembur hingga selesai?" tanya Rossa
"Mulai besok," jawab Minhyun dengan dingin.
"Baik, saya permisi." Rossa segera keluar dan meninggalkan kamar Minhyun.
Namun Baru beberapa langkah, Rossa teringat sesuatu.
Tok... tok...
Rossa mengetuk pintu kamar Minhyun dan langsung mendorong pintu itu dengan hati-hati. Saat pintu benar-benar terbuka mata Minhyun menatap Rossa dengan tajam.
"Saya lupa memberitahu Anda, bahwa makan malam Anda sudah siap," ucap Rossa yang menjawab pertanyaan Minhyun melalui tatapan matanya.
Rossa yang selesai memberitahu Minhyun segera pergi sebelum dia diusir dengan kasar.
***
Ini adalah malam pertama Rossa berada di rumah Minhyun bahkan dia seharian belum melihat ponselnya. dia tidak bisa tidur dan dia memutuskan untuk menelepon Jennie untuk menceritakan segalanya padanya. Jennie yang mendengar semua itu tidak percaya dengan nasib baiknya Rossa.
"Kamu menganggap aku bernasib baik?" tanya Rossa yang merasa kesal dengan respon Jennie.
"Ya karena kamu berhasil tinggal satu atap dengan aktor ternama loh," Seru Jennie dengan enteng.
"Kamu nggak tahu aku di sini tersiksa, tidak bisa tidur, tidak bisa bergerak dengan leluasa!" sarkas Rossa, lalu dia menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuh dan wajahnya.
"Nikmati saja, kapan lagi tinggal dengan orang ganteng, bahkan kalau aku bisa bertukar posisi denganmu aku akan lakukan, Ros," ucap Jennie yang mulai menghayal yang tidak-tidak dan membuat Rossa semakin kesal.
"Tidurlah, aku akan mencoba berdamai dengan suasana malam ini." Rossa memilih mengakhiri panggilannya dengan Jennie.
Rossa tahu percuma cerita dengan Jennie saat ini, dia adalah fans Minhyun dia tidak akan terima jika dia menceritakan keburukannya. Rossa yang berusaha keras untuk tidur akhirnya berhasil saat jam menunjukkan pukul 02:10. Dan dia harus sudah siap pukul 06:00.
***
Matahari mulai menunjukkan pesonanya dan Rossa baru saja selesai mandi. Matanya terlihat bengep karena kurang tidur. dia berusaha bangun sepagi mungkin sebelum sebuah masalah terjadi lagi karena dia bangun kesiangan.
Saat dia keluar dari kamar, ada seorang wanita menatapnya tajam. Rossa mulai merasa waspada saat wanita itu hendak menyentuhnya.
"Maaf," ucap Rossa untuk menghentikan tangan wanita itu.
"Eh, maaf." Wanita itu terkejut dan meminta maaf kepada Rossa.
"Apa ada masalah?" tanya Rossa yang merasa heran dengan pandangan aneh yang di berikan oleh pelayan wanita tersebut.
"Tidak, hanya saja Anda mirip seseorang," jawab pelayan tersebut dengan mata yang masih menatap lekat kepada Rossa.
"Siapa?" Rossa semakin heran dan bingung saat mendengar jawaban dari wanita tersebut.
"Dia dulu sering datang kesini, dia seperti kamu. Baiknya juga seperti kamu. Bahkan Suara dan wajah hampir mirip." pelayan tersebut mulai melepas pandangan pada
"Siapa?" tanya Rossa karena terlalu penasaran dengan wanita yang orang tersebut ceritakan.
"Dia m-"
"Rossa!" panggil Shine untuk menghentikan pelayan itu agar tidak berbicara lebih banyak lagi.
Rossa menoleh ke arah sumber suara dan segera menghampiri Shine.
"Ikutlah Pak Minhyun untuk ke lokasi shooting, karena aku ada yang harus di selesaikan di perusahaan," ujar Shine.
"Baik!" Rossa menyetujui tanpa membantah dan bertanya apapun.
Minhyun dan Rossa berada dalam satu mobil, selama perjalanan Minhyun menghafalkan dialognya. Sedangkan Rossa memikirkan ucapan pelayan wanita tadi. bahkan saat Minhyun meminta minum Rossa tidak mendengarnya.
"Apa kamu bosan bekerja?" tanya Minhyun dengan kesal.
"T-tidak, maaf saya memikirkan sesuatu."
"Saya tidak peduli! ambilkan saya minum." Minhyun mulai menjalankan misinya.
Rossa mengambil minum dengan tergopoh-gopoh karena melihat wajah Minhyun yang sangat tidak ramah segera Rossa menyodorkan botol minum milik Minhyun. bagi Rossa Minhyun sangat berbeda dengan yang di lihat fansnya di layar kaca atau saat bertemu dengan fansnya. tapi kini fikiran Rossa tidak tenang karena terlalu penasaran dengan ucapan salah satu pelayan tersebut. ucapan pelayan itu sangat mengganggu Rossa. Rossa kembali melamun bahkan dia tidak sadar bahwa Minhyun menatap tajam ke arahnya.
"Aku tidak tahu, kamu mirip atau memang kamu seseorang yang aku maksud," batin Minhyun saat melirik ke arah Rossa.
"Aku membenci wajah itu," batin Minhyun dengan dendam yang membara. Matanya merah menahan amarah yang terpendam.
Minhyun segera membuang muka saat Rossa bergerak dan tersadar dari lamunannya. Rossa berniat menemui wanita itu saat pulang nanti.
***
Selama perjalanan tidak ada obrolan apapun. Minhyun fokus kepada dialognya Rossa yang merasa bosan ingin tidur, namun dia sadar bahwa ada bos besar yang mampu melakukan apapun untuk dirinya. Minhyun menoleh ke arah Rossa karena merasa di lihat oleh Rossa. saat Minhyun menoleh ke arahnya Rossa segera pura-pura memejamkan matanya. namun ternyata Rossa benar-benar tertidur hingga mobil berhenti di lokasi shooting.
Bugkkk....
suara Minhyun menutup pintu membuat Rossa terbangun dan melihat sekelilingnya.
"wah sudah sampai," ucapnya seraya menggeliat. badannya terasa pegal karena kurang tidur dan kini dia tertidur di dalam mobil.
"Rossa!" panggil Minhyun dengan keras. Rossa segera keluar dari mobil dan tergopoh-gopoh.
"I--iya!" sahut Rossa.