"Apa... A-apa yang kamu lakukan?" tanya Rossa dengan takut dia melangkah ke belakang hingga dia menabrak sebuah meja yang membuatnya tersudut.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Minhyun dengan jarak yang sangat dekat.
"I-itu hanya goresan kecil, apa aku harus menyerahkan diriku yang masih suci ini," ucap Rossa dengan gemetar.
"Kau bukan tipeku," bisik Minhyun pada telinga Rossa dan segera menjauhkan badannya setelah membisikan itu pada Rossa.
"Huft," hela nafas lega dari Rossa.
"T-tapi kenapa kamu bawa aku ke sini?" tanya Rossa dengan tatapan waspada.
"Lalu?" Minhyun balik bertanya kepada Rossa
"Ke-ke kantor polisi," jawab Rossa.
"Jadi kamu mau di penjara, Oke. Aku segera menghubungi kantor polisi," sahut Minhyun sembari menekan beberapa nomor di ponselnya.
"Eh! Ja—jangan!" Rossa berlari dan menghentikan Minhyun.
"Kenapa?"
"Baiklah aku meminta maaf atas kelalaianku, tapi aku benar-benar tidak sengaja."
"Jadi kamu mengakuinya?" Minhyun seakan menemukan celah untuk mendesak Rossa.
"Aku mengalah demi kebaikan kita bersama." Rossa membuang muka untuk menghindari tatapan langsung dengan Minhyun.
Minhyun mulai duduk dan menjelaskan apa yang harus di lakukan oleh Rossa agar menebus semua kesalahannya tanpa berurusan dengan Polisi.
"Baca!" Minhyun menyodorkan sebuah map berisi kertas kepada Rossa. Disana tertulis peraturan-peraturan dan tugas-tugas yang akan diberikan kepada Rossa. Rossa yang membaca poin poin pertama membelalakkan matanya karena terkejut.
"Apa-apaan ini!" protes Rossa.
"Kau juga sudah menyiapkan hal seperti ini? Jangan-jangan memang kau menjebakku!" Rossa membanting map di hadapan Minhyun.
"Aku tidak menyebabkan, itu adalah peraturan lama yang dilakukan oleh asisten pribadi ku sebelum dia mengundurkan diri karena hamil."
"Maaf," ucap Rossa
"Baca lagi," sahut Minhyun.
Rosa mulai melanjutkan poin-poin berikutnya.
"Baiklah, aku menerimanya." Rossa mengalah setelah membaca poin-poin yang diberikan oleh minhyun.
"Silahkan tanda tangan." Minhyun Menyodorkan pena kepada Rossa.
"Itu hanya beberapa bulan, jadi setelah kontrak itu selesai saya bebas?" tanya Rossa kepada minhyun yang mulai merapikan berkas-berkas di hadapannya.
"Tergantung kinerjamu," jawab Minhyun tanpa menatap Rossa dan segera meninggalkan Rossa yang masih tertegun.
"Eh! tapi bisa kan saya datang pagi dan pulang malam?" tanya Rossa mengehentikan langkah Minhyun.
"Apa di dalam kontrak itu ada poin itu?" tanya Minhyun tanpa berbalik.
"Tidak," sahut Rossa dengan nada melas. Minhyun segera meninggalkan Rossa yang masih tidak percaya dengan keadaannya saat ini. bahkan Rossa yang masih tidak percaya akan pekerjaan barunya, sia masih berdiri mematung dan melihat di sekeliling. Tiba-tiba beberapa orang masuk dan mengantar Rossa ke sebuah ruangan seperti kamar hotel.
"Silahkan ikuti saya!" ucapnya dengan lembut. Rossa mengikuti langkah wanita itu dan sampai di sebuah ruangan mewah dengan interior serba putih dan kombinasi abu-abu.
"Ini kamar siapa?" tanya Rossa kepada dua wanita yang mengantarnyan
"Ini kamar anda, silahkan istirahat." Kedua wanita tersebut meninggalkan Rossa sendiri di dalam kamar tersebut dan tidak membiarkan bertanya lebih banyak lagi kepada mereka.
"Aku harus beruntung atau harus sedih dengan nasibku kini?" batin Rossa dan melepaskan napas panjang.
Kedua wanita itu pergi meninggalkan Rossa sendiri dalam ruangan tersebut.
"Aneh sekali, untuk kamar seorang Asisten sangatlah mewah." Rosa yang masih kagum dengan interior kamar tersebut, dia mengelilingi dan menyentuh beberapa barang mewah yang ada di kamarnya. dia tidak tahu bahwa kamar mandi yang ada di samping kamarnya. Dari jendela kamarnya, dia melihat mobil Min-hyun dan Shine keluar. Saat dia melihat pemandangan dari kamarnya tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Rossa kepada wanita yang berdiri di depan kamarnya.
"Eh! tapi sebelumnya boleh tidak ya
"Ini adalah beberapa keperluan yang belum saya taruh di lemari Anda." Wanita tersebut membawa sebuah baju dan memasukkannya ke dalam lemari. Dan saat itulah Rossa baru mengetahui bahwa Minnhyun telah menyiapkan segalanya untungnya dia mulai curiga terhadap minhyun.
****
Hari semakin malam Rossa segera membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur. Dan tak lama kemudian panggilan masuk dari nomor yang tidak dia kenal.
"Hallo!" ucap Rossa.
"Pergi ke kamarku," sahut dari suara pria yang tidak asing baginya.
"Ha?"
"Keluarlah!" ucap Minhyun sesaat sebelum mengakhiri panggilan secara sepihak.
Belum sempat Rossa mengajukan pertanyaan panggilan tersebut telah berakhir. dengan langkah yang hati-hati Rossa menemui Minhyun.
Segera Rossa membuka pintu dan dia terkejut melihat Minhyun telah berdiri tegak didepan kamarnya.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Rossa kepada minhyun yang berdiri dengan tatapan tajam.
"Apa kau tidak tahu tugas tugasmu?"
"Saya tahu, langkah itu berlangsung mulai esok hari?"
"Di sini aku atau kau bosnya!"
"A—Anda." Rossa mulai menunduk ketakutan.
Minhyun mulai berjalan menuju kamarnya dan Rossa mengikuti langkah kakinya pria di hadapannya. namun karena Rossa terlalu menunduk dan hilang konsentrasi dia tidak tahu bahwa Minnhyun telah berhenti untuk membuka pintu sehingga dia menabrak punggung minhyun.
Brukk ..
"Maaf-maaf," ucap Rossa yang terkejut dan karena reflek Rossa menepuk-nepuk punggung Minhyun.
"Gunakan mata itu!" Minhyun menunjuk tepat di depan mata Rossa.
Rossa hanya menunduk, sedangkan Minhyun yang mulai masuk kedalam kamar dan segera meminta Rossa melakukan tugas-tugasnya sesuai perjanjian. yang pertama dia harus menyiapkan baju dan air hangat untuk Minhyun. Dan menyiapkan kopi saat Minhyun bekerja di malam hari. Menemaninya bekerja saat Minhyun mengerjakan sesuatu di malam hari.
Karena Minhyun seorang artis dan pengusaha dia harus membagi waktu untuk itu semua. Dan juga dia mulai mengurangi jam terbangnya di dunia hiburan. Karena dia ingin mempunyai bisnis setelah dia tidak menjadi aktor lagi.
"Semua sudah siap," ucap Rossa.
"Siapkan dokumen yang ada di dalam laci itu," sahut Minhyun sambil berjalan menuju ke kamar mandi.
Rossa tanpa membantah segera ia menyiapkan segala keperluan yang diminta oleh Minhyun. setelah menyiapkan segalanya dia melihat seorang wanita membawa satu nampan makanan untuk Minhyun. Karena pria itu sedang mandi Rossa meminta wanita itu menaruh di atas meja yang tak jauh dari tempat tidur itu.
"Apa pak Minhyun selalu makan malam di kamar?" tanya Rossa.
"Iya, karena dia selalu makan sambil mengerjakan sebuah dokumen," jawab wanita itu.
"Oh, baiklah. Terimakasih atas informasinya."
Pelayan wanita segera keluar dan menyerah tugas selanjutnya kepada Rossa.