Chereads / Cinta diusia senja. / Chapter 13 - Penawar luka.

Chapter 13 - Penawar luka.

Hidup itu tak seburuk yang ku kira.karena ternyata masih banyak bekal bahagia yang akan ditawarkan semesta,disaat aku menanggapi luka dan kecewa yang ku fikir takkan pernah sirna.

Naqueen_Zhea.

Alzhea pov.

Bahagia ku sederhana, cukup dengan lupa akan luka lama yang membuatku nyaris tersiksa. Dan lupa akan masa lalu yang dulu membuatku sendu.

Senja,,,

Sekarang aku bersama nya, menikmati sisa-sisa cinta sebelum malam datang meraja.

Setelah hari itu, aku benar-benar percaya bahwa tak ada taqdir yang sia-sia. Nyata nya diperjuangkan dan memperjuangkan adalah sebuah asa yang sedang ku jaga.

Aku tak pernah berharap ada tawa setelah air mata. Karena yang aku tau, dulu hidupku hanyalah kelabu.

Kalau kalian sangka sekarang aku sedang berpuisi, maka jawabannya salah. Karena saat ini aku benar berada di dunia pasti, yang  pernah membuatku patah.

Fix, aku Alzhea Naqueenza Altha.

"Kamu disini aja sama mereka. " Kata Alfian sebelum menyusul teman-teman yang lain.

Ya,, setelah menunaikan Sholat Ashar berjamaah di Masjid dekat apartemen Alvarez, mereka semua berencana pergi melayat ke rumah Arsel, korban perkelahian sengit di Albaihary dua hari yang lalu.

"Iya." Balas ku singkat.

Beberapa saat setelah kepergian mereka.

"Woi, Alzhea Naqueenza Altha, lo masih punya utang penjelasan sama kita. "Kata Chaira.

Lahh, gini nih punya teman yang rada-rada kurang waras, penjelasan aja bisa dijadikan utang.

" Iya, cerita dong Zhea. Kok bisa lo jadian sama Senja? " Sambung Nadine.

Lahh kan makin gersek aja. Emang siapa juga yang jadian sama si Senja, bisa habis gue sama langit malam, dikirain senja selingkuh.

"Apa sih Cha, Nad?" Bingung aja mau jawab apa. Hilang topik.

"Alahhh, sok lugu lo. Cepatan cerita! " Perintah Chaira. Enak aja sok lugu.nih anak kalau ngomong emang suka benar.

"Cerita Zhea. " Nadine.

"Lo pada main keroyokan, nggak ada nih yang mihak sama gue. " Balas ku dramatis. Kalau udah kayak gini susah nih mengalihkan pembicaraan.

"Cerita nggak, atau gue gantung lo di pohon cabe. " Ancaman anak kecil emang. Masak iya gantung orang di pohon cabe. Kenapa nggak di pohon terong aja sekalian.

"Nggak elit banget, gantung di pohon cabe. " Celetuk ku asal.

"Zheaaaaaa... " Teriak mereka kompak.

"Ya ampun,,, budek nih kuping gue. Iya, iya,, gue cerita. " Putus ku.Dari pada urusan nya nggak kelar-kelar mending cerita aja. Kata author nya, Zhea kan pinter.

"Jadi gini... " Aku menceritakan semuanya pada mereka. Mulai dari Alfian yang sring ngungkapin perasaan nya yang tak pernah ku balas sampai aku menerima Alfian di lembaran baruku.

"Berarti lo udah sembuh dong dari luka lama? " Tanya Nadine setelah mendengar cerita ku dengan seksama.

"Emang sicurut pakai mantra apa sih? nggak nyangka gue bisa lelehin es batu. Kata Chaira.

" Lo ngomong apa narusan? "Tanya ku geram. Enak aja bilang aku es batu tepat ditelinga ku sendiri. Itu sama aja menggosip didepan orang nya.

" Sicurut sama es batu. "Jawabnya tanpa dosa.

Pletakk

" Awh,,"ringis nya ketika aku dengan sengaja menoyor kepada nya.

"Nad, loundry depan masih buka kan?" Tanya ku kapada Nadine dengan tampang serius.

"Masih kayak nya. Mau ngapain emang? " Tanya Nadine balik.

"Gue mau loundry tuh otak orang yang suka menggibah didepan orang nya."

"Hahaa,, ngakak juga lo Zhe. Kuy lah,,,"

"Lahh, pada sekongkol lo berdua nggak asik.gue aduin lo pada sama bebeb Fathur. " Balas nya sambil memasang ekspresi sedih yang dibuat-buat.

"Gue juga ada bebeb Raffa kali. " Timpal Nadine, tak mau kalah.

Lahh gue? Baiklah sepertinya lebih baik diam aja. Dari pada ikut-ikutan gila kayak mereka.

Tapi, jadi keingat Aqil. Hufthh, baru aja di tinggal beberapa jam udah rindu aja. Kayak anak SD lagi pacaran. Hehe...

Ting..

Wah, panjang umur nih orang, baru juga dikangenin langsung dichat. Ngerti kali ya, bahasa hati Zhea.

Senjalfian.💞

Masih di apartnya

Alvarez kan?

Naqueen_Zhea

Iya. Masih lama?

Senjalfian. 💞

Nggak, bentar lagi

Balik. Jangan pulang dulu.

Biar aku yang anterin.

Naqueen_Zhea.

Ok, tapi jangan lama

Senjalfian. 💞

Sip. Love you😘

Naqueen_Zhea.

Nggak usah alay.

Senjalfian. 💞

Iya my queen.

Aku hanya tersenyum melihat rentetan chat yang dikirim Alfian barusan.Andai aku mengenal mu lebih dulu Qil, mungkin semuanya akan selalu baik-baik saja.

"Habis chat sama siapa sih, dari tadi kita dikacangin terus. " Sindir Chaira. Ya, kepada siapa lagi kalau bukan kepada ku.

"Senang amat yang baru jadian. " Timpal Nadine.

"Ap_"

"Apa sih? " Belum sempat akunya ngomong , eh malah merka dulu yang motong serempak lagi. Kesal akunya.

"Gila lo Zhe, sampai hafal gue kata-kata lo. " Si Badak tengil nih yang ngomong. Eitsss,, kok aku jadi ikut-ikutan Alfian ya. Ah biarin aja.

"Kayak nggak ada kosa kata yang lain aja. " Nih juga, keliatannya aja yang pendiam ternyata ngomong nya suka benar juga.

"Udah lah, bosan gue sama lo pada. Mending gue tidur." Balas ku sambil menghempaskan tubuhku ke sofa.

Sejenak mereka melirik ku kearah ku. Kayak ada yang nggak beres nih, fikurku.

Kan benar, mereka saling kode-kode gitu," apa sih?" Lahh, ngomong itu lagi aku, gara-gara mereka nih.

Chaira mulai menaikkan satu jari telunjuknya. Kemudian satu jari tengahnya. Dan terakhir jari manisnya.

Makin puyeng aja, belajar menghitung neng.

Brughh..

"Auwh.. "Ringis ku. Dan sedetik berikutnya....

" Hahaaa, iya ampun dah. Woi geli. Hahaaa.. "Kamvret nih orang tah aja kelemahan ku yang satu ini. Apa lagi kalau bukan digelitik.

" Lo udah ngeselin dari tadi Alzhea Naqueenza Altha. "Chaira.

"Lo udah bikin penasaran, bikin gemes, plus bikin jengkel. "Nadine.

" Ia, ia gue ngaku salah deh,"

"Nggak semudah itu, " Jawab mereka tak, berhenti menggelitik pinggang ku. Geli? Jangan ditanya.

"Ha haa, gue minta maaf deh. " Ngaku kalah nih akunya, kalau udah dunistakan kayak gini.

"Nggak ada. Pokoknya kita akan menghukum lo hari ini. " Mereka dengan seenak kiko tertawa renyah didepanku yang teraniaya. Kejam banget woy. Sahabat siapa sih lo pada?? Heran dah gua.

"Ok.gue ngaku kalah deh. " Pinta ku sambil memasang puppy eyes.

Bukan nya kasihan, eh taunya malah makin jadi. Bisa mati nih aku kalau kayak gini.

"Pada ngapain woy..? " Teriak seorang laki-laki yang suaranya sangat familiar ditelingaku. Pahlawan ke subuhan ku datang. Beri tepuk tangan yang meriah.

Aku segera bangkit dari sofa itu dengan kondisi yang dm sedikit acak-acakan. Salah kan saja itu duo mak Lampir.

"Cewek lo nih, ngeselin benar. " Udah  aniaya gue tukang ngadu lagi. Itu pas mak nya hamil ngidam apa sih tan? Kok, bisa anak nya kayak gini.

"Hehe, gue yang ajarin. " Pada aneh nih manusia semunya. Ngomong nya pada asal jawab aja. Nggak malu apa sama cicak didinding. Heran dah.

"Pantes aja jodoh. " Bukan Chaira. Tapi, itu adalah suara kenan.

Woy markonah nggak usah ikut campur. Demi apapun aku malas ngomong, emang gini amat ya, nasibnya es batu. Kata mereka itu bukan aku. Jadi capek sendiri dengarnya.

Sorakan tawa, omongan unfaedah,dan siulan yang jelas terdengar riuh di apartemen Alvarez. Sungguh membosankan buat ku..

****

Gimana reader's ??? Suka nggak sama Zhea nya ???

Siapa sih tokoh yang paling kalian suka?

Yang paling nyebelin?

Yang paling membosankan?

Authornya kepo nih. Hehe..

Happy reading yah, semoga suka.

Juga jangan lupa kasih vote and comment nya. 🙏

💓 CDS lover's💓