Chereads / Cinta diusia senja. / Chapter 18 - Rain have story about you.

Chapter 18 - Rain have story about you.

Perjalanan singkat ku hari itu,bukan hanya mencari inspirasi semata. Atau bahkan hanya mencari imajinasi baru untuk sebuah karya...

Aku bertemu dengan mu, tanpa ku tau apa yang Tuhan mau.

Bersama mu, aku menemukan banyak warna kehidupan, mulai dari abu-abu, biru, merah jambu, dan bahkan kelabu...

Terlalu bodoh, jika harus kuandaikan,apalagi untuk ku semogakan.Aku menghiasi tawa di pendengaran mu, tapi pada akhirnya terdengar sumbang ditelingaku.

_Naqueen_Zhea.

***

Kamar,

Disinilah gadis itu sekarang, di tempat dimana dia bisa meluap kan air matanya. Bukan, dia bukan menangisi kepergian sang alumni hatinya, melain kan karena iya sedang merutuki kebodohan nya, bagaiamana bisa dia mencintai dua hati yang berbeda, dan menginginkan nya dalam waktu yang sama?

Arghhh,,,

Dunia seakan-akan tak mengizinkan nya untuk tertawa sebentar saja. Dia sama sekali tak berniat untuk melukai siapa pun disini, tapi mengapa semesta seolah-olah memojokkan nya.

"Okey, Zhea lo udah punya Alfian , lupakan Hafidz. " Semangat nya pada dirinya sendiri.

Ting.

Sebuah notifikasi line itu menyadarkan nya dari dunia palsu yang sedang dijelajahi nya bersama angan.

Victorian the gengs. 😎

Alvarez seanchelf.

Jngan lupa, nanti ngumpul!

Zikran algfry.

Iya, diapart lo kan?

Kenan Jazelle.

Jam berapa?

Alvarez seanchelf.

Iya, jam 8.jangan lupa

Kasih tau yang cewek2.

Chaira Ndffa.

Ngapain woy? Kok

Nggak ada yg ngasih tau

Gue?.

Raucha_Nadine.

Ngapain emang?

Senja_Lfian.

Cewek gue mana?

Kok nggak ada. Kngen nih😭

Chaira Ndffa.

Bucin lo curut.

Dave Zyiamdio.

Woy dedek @Naqueen_Zhea.

Ada yg kangen nih!

Zhea hanya mendelik kesal, membaca rentetan pesan yang Dikirim teman-teman nya.

Senja_Lfian.

Yang, kangen nih,

Jangan cuma diread.

@Naqueen_Zhea.

Naqueen_Zhea.

Apa sih?

Fathur Azzam.

Galak amat neng.

Dave Zyiamdio.

Dedek Zhea, makin

Cantik aja, kalau lagi

Kesel.

Chaira Ndffa.

Wah, wah,, lo kok tau

Sih Dave, koneksi Internetnya

Lagi condong kerumah Zhea ya.

Naqueen_Zhea.

Miris amat lo pada.

Senja_Lfian.

Awas aja! Gue ceburin lo

Kelautan.

Raffa alhbb.

Pawang nya marah guys.

Zhea hanya membaca tanpa berniat membalas nya.

Nggak penting amat, bathin gadis itu.

Ting.

Apa lagi sih? Fikir nya sendiri.

Senja_fian.

Nanti pergi ngumpulnya

Aku jemput. Tunggu aja!

Naqueen_Zhea.

Ngumpul apa sih?

Hujan tau.

Pasalnya sekarang lagi hujan lebat. Dan itu yang membuat Zhea kesal kalau harus kelaur hujan-hujan gini gadis itu akan teringat dengan Hafidz.

Ingat kenangan gitu, pendapat author nya ini.

Senja _lfian.

Nggak tau juga. Iya hujan,

Jangan ingat kenangan, ingat

Aku aja, love you.

Naqueen_Zhea.

Iya, tenang aja.

Senja_Lfian.

Jangan kesel gtu.

Senyum dong.

Naqueen_Zhea.

Ini udah senyum.

Senja_Lfian.

Masa' sih, kok aku

Nggak lihat.

Naqueen_Zhea.

Goda terus...

Senja_lfian.

Hehe, jangan marah.

Btw, aku udah otw nih.

Siap-siap gih.

Naqueen_Zhea.

Ok, aku tunggu.

Senja_lfian.

10 menit lagi aku nyampe.

Hah? 10 menit, emang disini ada ya, anak cewek dandan sepuluh menit ya? Terlalu lama. Ralat, terlalu cepat dimana sih thor.

Tapi, nggak papa Zhea memang udah rapi dari tadi sebelum dia tau bakal ada ngumpul pun, cewek itu udah siap. Kerena keseharian gadis itu memang suka dengan dunia fashion dan make up.

10 menit berlalu..

"Malam om tante. " Sapa Alfian ramah ketika bertemu dengan bonyok Zhea.

"Eh ada Alfian, nyari Zhea ya? " Tanya mama nya tak kalah ramah nya.

"Temen nya Zhea? " Papanya Zhea cukup heran karena pasalnya dia belum mengenal cowok itu. Sejauh ini dia hanya mengenal tentang Hafidz.

"Ia pa, dia Alfian. Kemaren juga udah pernah kesini. " Sahut mama Zhea menyadari kebingungan suaminya.

"Perkenalkan om, nama saya Alfian. " Intro Alfian sedikit membungkuk sambil mencium dua punggung tangan sepasang suami-istri itu.

Papa Zhea hanya ber oh ria, beberapa saat kemudian Zhea turun dari kamarnya. Dan sukses membuat Alfian bungkam menatap penampilan gadis itu malam ini.

"Biasa aja liat anak om nya. " Tegur papa Zhea. Alfian yang tertangkap basah sedang memperhatikan putri raja didepan rajanya sendiri.

"E_ehh." Balas Alfian kelagapan.

"Mau kemana sih anak papa, diluar hujan lho. " Goda papa nya.

"Ini pa, ada acara ngumpul bareng teman-teman, Zikran juga ikut kok. " Jawab Zhea berusaha meyakinkan papanya.

"Beneran nih, nggak pergi berdua aja." Goda mamanya lagi.

"Ilham ikut? " Tanya papanya lagi, ilham itu adalah panggilan keluarga Zhea pada Hafidz.

Seketika gadis itu bungkam, kenangan yang telah susah payah dikuburnya, seolah tumbuh seperti mengubur tanaman di tanah.

Alfian yang mengerti kemana arah tujuan bicara papa Zhea, hanya bingung tak tau gimana cara menyelamatkan gadis itu dari kelut nya.

"Pa, Zhea udah nggak punya hubungan apa-apa dengan ilham. Bahkan ilham udah pergi ke Jerman kemaren. " Lirih Zhea.

"Udah, udah,, katanya mau pergi, buruan gih, ntar kemalaman. Al, jaga anak tante ya. " Putus mama nya.

Zhea dan Alfian pun segera meninggalkan rumah nya dengan suasana yang tak mengenakkan.

Di mobil.

"Zhea, aku minta maaf ya. " Kata Alfian membuka percakapan.

"Buat? " Heran, itulah kata yang dibenak Zhea sekarang. Emang ada orang minta maaf tanpa kesalahan.

"Maaf, kalau aku belum berhasil menyembuhkan luka lama kamu, maaf kalau aku belum bisa sedekat Hafidz dengan keluarga kamu. " Wajah penyesalan benar-benar terpancar di raut muka Alfian.

"Kamu ngomong apa sih, aku nggak ngerti deh. "

"I love you. " Kata Alfian cepat, tak ingin mengungkit itu lagi.

Seketika keadaan dalam mobil jadi bungkam tak ada suara dari keduanya. Alfian memilih fokus untuk menyetir, sedang kan Zhea memalingkan muka nya ke jendela kaca itu,sambil menyaksikan rintik-rintik hujan yang turun.

"Hujan hari ini, adalah untuk kenangan kita di hari tua nanti, bukan tentang orang yang pergi hari ini. " Kata Alfian, yang paham betul, jika gadis itu sangat menghargai hujan yang turun.

"Aku tau. " Jawabanya singkat.

"Apa kamu bahagia dengan hubungan ini? " Tanya Alfian telak.

"Bohong, jika aku bilang tidak. Hanya saja masa lalu masih menghantui ku."

Seberapa sabar nya Alfian menunggu gadis itu siap menerima kenyataan nya sepenuh nya. Bahkan sampai dia lupa dia juga penya kenangan yang bahkan lebih pahit dari gadis itu. Namun untuk saat ini prioritas nya hanya Zhea.

"Terkadang, dengan melihat kebelakang lah yang membuat kita kembali mengenang, dan membuat kita lupa ada orang yang menunggu didepan. " Seperti sindiran yang tak berapi untuk Zhea. Sebodoh itu kah Zhea, menyia-nyiakan orang yang tulus, hanya kerana masa lalu yang telah hangus?

"Maaf." Cicit Zhea.

Alfian hanya tersenyum sekilas melihat kearah Zhea. Dan kembali fokus menyetir.Dia juga sadar hati tak bisa dipaksa.

***

#vote and Comment.