BRAK!!
Shiro membuka paksa pintu penginapan yang ia buat sendiri.
Hening
Hanya keheningan yang ada di sana. Tak memperlihatkan 1 pun sosok dari teman temannya.
"Kamar... Mereka di sana." Shiro bergegas.
Sampai di depan kamar yang sebelumnya shiro dan teman temannya berkumpul, namun ada hal yang ganjil di bawah pintu.
Darah.
"Tidak...."
Shiro menggeser paksa pintu kamar, terlihat 3 tubuh teman dan adiknya terkapar bersimbah darah.
"M-m..Maika..." Shiro berjalan perlahan mendekati maika yang tergeletak dengan mata sedikit terbuka.
Pucat
Tak bernafas
Tidak ada denyut nadi
Tidak ada detak jantung
"Maika... Touka-chan.." Shiro berjalan dengan gementaran ke arah tubuh kecil touka.
Shiro mengecek denyut nadi nya.
"Ada, Touka-chan!" Shiro terlihat sedikit lega.
"ngh.."
"Ayato!" Shiro bergegas menuju ayato yang merintih.
"Shiro.. ya, Hei.. Bagaimana keadaan.. mereka?" Ayato menatap kosong shiro.
"Touka chan masih hidup... maika.."
"Shiro... mengapa.. kau tak... berbicara.. di mana kau..?"
"Ayato?! A-aku disini! Jangan menakut nakuti ku!"
"Ini.. akhirnya.. ya..., Ayah... ibu... kina..ko..." Tangan ayato melemas, tak terlihat tanda kehidupan dari nya.
"Ayato? AYATO!!! AAAAARHHHHH!!!!"
Air mata tak bisa ia bendung lagi, Shiro menutup mata ayato dan maika dengan tangannya.
"Shiro..Kun ya..." Touka menatap langit langit.
"Touka-chan!" Shiro berlari kecil.
"Ne... Teruslah... hidup.." Touka membelai pipi shiro.
"touka-chan? K-kau akan selamat! aku akan mengobatimu!" Shiro segera memasang posisi untuk membuka skill heal nya.
Tap
Namun, touka menahan shiro.
"Jangan... Jang..an.. membuang... te..na..ga..mu.." Touka tersenyum lirih."Apa apaan kau ini?!"
"Aku.. Men..Cintai.. mu.." Touka menutup mata nya sembari menghembuskan nafas berat
Nafas terakhir.
"Tou... AAAARRHHH! COENUBIA... COENUBIA!!!!!!!" Shiro berteriak dengan sangat kencang, dirinya dipenuhi amarah.
Teman dan adiknya terbunuh oleh coenubia.
Tidak hanya air mata, kini darah pun ikut mengucur dari mata shiro.
"Shiro!" Keiko terlihat tergesa gesa.
"Astaga!" Kaget keiko melihat 3 sosok yang baru saja ia kenal, kini terbaring dengan wajah tenang.
"Maika... Kau.. bukannya.. bukannya kau ingin membantuku... tapi.. mengapa...?" Shiro megangi tangan maika yang terasa amat dingin.
"Touka-chan... Ayato..."
Keiko berdiri mematung tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, air mata terus mengaliri pipi nya.
"Andai.. andai saja kita tidak datang ke tempat ini..." Shiro mengepalkan tangannya dengan penuh amarah.
"Shiro, Ini adalah takdir." Dewi kunon datang bersama dewi pino.
"Ini.. salahku." Dewi pino menunduk sedih.
Di antara semua petualang, hanya regu itulah yang sering menolong dewi pino.
kini
regu itu telah binasa.
"Mengapa harus mereka... mengapa tidak aku saja?!?!"
Tubuh shiro mengeluarkan aura putih. Mata nya berubah menjadi seperti serigala buas yang liar.
"Shiro, Apa menurutmu, jika kau marah marah seperti ini, mereka bertiga akan senang?" Dewi pino membelai pelan pipi shiro.
'Nii! Bangun!! Sarapan!!'
'shiro-kun, itu bagianku!'
'Shiro! Maika adalah calon istri ku!'
Kenangan kenangan itu sangat menyayat hati shiro.
"Habisi... Coenubia."
Hanya itu yang ada di kepala shiro.
1 Bulan berlalu
Shiro masih tak bisa melepas kepergian teman dan adiknya itu.
Seele sedang dalam tahap penyembuhan.
Sedangkan keiko masih mengerjakan misi dari dewi pino.
Dewi pino juga masih tak percaya apa yang terjadi pada mereka bertiga.
"Huft..." Shiro menghela nafas. Kini ia tinggal sendiri di mansion besar itu. Ia diberi cuti oleh dewi pino, karena akan berbahaya jika shiro mengerjakan misi seorang diri.
'Nii, Hari ini aku akan memasak kare!'
Shiro melirik ke sofa yang selalu di duduki Maika. Ia kembali berjalan ke dapur, untuk memasak.
'Shiro-kun, Lihat! Ini minuman kesukaanmu!'
kaleng kosong masih tersimpan rapi di meja makan.
'Shiro! Aku bosan! Bagaimana kalau kita berlatih!'
Shiro melirik ke ruang latihan.berisi pedang kayu yang tersimpan rapi di tempatnya.
"Sepertinya aku harus makan di luar." Shiro mengambil dompetnya dan berjalan dengan loyo menuju kedai guild.
>Kedai
"Selamat datang! Oh? Shiro-sama, silakan duduk!" Seorang pelayan kecil berambut lavender tersenyum ramah.
Fumika, itulah namanya. Dia adalah pelayan yang selalu ingin melayani shiro.
"Aku pesan Kare." Ujar shiro pelan.
"P-pesanan anda akan segera siap." Fumika berlari kecil ke dapur untuk menyampaikan pesanan shiro ke juru dapur.
'Aku lupa kalau adik dan teman shiro sama meninggal 1 bulan lalu.' Fumika berjalan sambil menundukkan kepala.
'Jujur, aku menyukai shiro sama. Aku harus menghiburnya supaya dia melupakan kesedihan itu, tapi bagaimana?' Fumika terus bergelut di dalam hati.
"Duh, lama sekali." Shiro memaikan ponsel nya.
"shiro-sama, maaf menunggu." Fumika menghidangkan semangkuk Kare dan air putih di meja shiro.
"Fumika, besok kau libur?" Shiro tiba tiba bertanya.
"Ha'i, Besok hari minggu, ada apa ya?"
"Bisakah kau menemaniku keluar?"
'k-Kencan?!'
"Tentu shiro sama. Besok saya bisa menemani anda." Wajah Fumika memerah karena salah paham.
"Terimakasih."
Shiro Pov
Maika, Ayato, touka-chan, Semoga kalian bahagia di Noiverre. Aku takkan melupakan kalau aku pernah memiliki keluarga seperti kalian.
Touka-chan, terimakasih karena sudah mencintaiku.
Ayato, Terimakasih karena sudah mencintai adikku.
Maika, Terimakasih karena sudah menjadi adikku.
Kalian akan selalu hidup
Di hati ku.
Season 1
End