Chereads / not a same / Chapter 3 - kamu tau Kemungkinan hadir karena suatu alasan

Chapter 3 - kamu tau Kemungkinan hadir karena suatu alasan

Aku dan alya sedang asik memilih cemilan yang akan kita bawa pulang ketika tiba-tiba seseorang merangkulku dari belakang . Dari lekuk yang menempel di punggungku aku bisa tau itu wanita. Dan dari caranya merangkul aku sudah hapal siapa yang memiliki badan kurus ini. Alya memandang kami kaget, namun si pemilik badan kurus tak menghiraukan ia masih asik nemplok di pungungku sambil beseloloh

"Baby, i miss u"

Aku membalikan badan mencoba memastikan tebakanku. Dan ternyata benar tebakan ku. Sahabat masa kecilku anya yang kembali memelukku kali ini dari depan.

"Pengap nyah! " Ujarku yang mulai merasa risih. Namun ia tak memperdulikan, hampir satu tahun setengah kami tak bertemu. Pertemuan terakhir kami pun disini, di kota ini. karena aku hampir tidak pernah pulang .sekalinya pulang, anya yang tidak ada di rumah. Jadi satu-satunya komunikasi yang kami lakukan hanya lewat media sosial.

Meski jauh, komunikasi kami tidak pernah terputus. setidaknya sehari sekali kami sering berkabar. Namun beberapa hari ini ia jarang membalas chat ku. Pikir positive ku mungkin kuliahnya sedang sangat menyita waktu.

Namun ntah ada angin apa?, Tiba-tiba kita bertemu disini tanpa janjian. Seperti takdir mendorong kita untuk bertemu.

"Kok kamu disini?" Ujarku setelah anya puas bergelayut di tubuhku.

"Bude ada acara. Anaknya mau ngunduh mantu, makannya kita sekeluarga datang kesini" anya

Salah satu bude anya memang tinggal di kota ini, rumahnya tak begitu jauh dari kosan ku. Jika anya datang kesini dia pasti menginap disana, karena kosanku untuk 2 orang rasanya aku tidak enak jika harus mengundang orang menginap disana. anyapun tak pernah mempermasalahkannya. Malah terkadang aku yang menginap di rumah budenya yang super besar, kalau sedang ada banyak hal yang ingin anya ceritakan padaku.

"Dari siang aku pm kamu. Tapi kamunya off" ujar anya kemudian.

Hp ku memang mati dari siang dan aku tak punya kesempatan untuk mencas nya.

"Akhirnya aku chat ujo. Trus ujo bilang kamu disini. Jadi aku samperin deh." Anya.

Owh bukan kebetulan ternyata. Tapi mall seluas ini bisa ketemu tampa janjian anggap saja ini kebetulan.

"Beb lapar!" Anya mengelus perutnya yang lurus. Taklama ia melirik alya yang sedaritadi memperhatikan kami.

"Ini alya yah roommate baru kamu?" Tanya nya kemudian

Aku mengangguk. Lalu memperkenalkan alya pada anya. Dengan sopan alya memanggil anya kak. Hah semua orang yang lebih tua darinya ia panggil kak kecuali aku .

"Alya cantik ya. Aku berasa ketemu selebgram atau youtuber gitu" ujar anya sambil mengunyah burger di tangan nya.

Kami sudah berpindah ke restoran siap saji di lantai 1 mall ini. Alya hanya tersenyum menanggapinya. Mungkin sanjungan seperti itu sudah sangat biasa baginya.

"Alya ajarin gadis dandan dong." Kali ini anya tampak serius "kamu liat kan rambut nya di iket terus . Rata-rata bajunya warna item celananya jeans belel semua" anya memandang ku dari ujung rambut sampai ujung kepala "padahal dia juga cantik loh, dari smp dah puluhan cowok kali yang dia tolak "

Tak seperti biasanya alya terasa sangat pendiam. Dari runtutan ucap yang keluar dari mulut anya hanya dibalasnya denga beberapa ucap.

Mungkin dia canggung. Namun seingat ku alya bukan anak yang introvert berbeda dari aku dia lebih extrovert seharusnya karakter alya dan anya tak begitu jauh. Sama-sama orang yang mudah bergaul.

Aku melirik alya takut ia sakit atau terjadi sesuatu.

"Gw ga apa2" bisik alya padaku sangat pelan hingga mungkin anya tak sadar Tampaknya alya menyadari pandangan ku yang menyelidik. Akupun mengalihkan pandangan ku kali ini anya bercerita banyak hal dan alya hanya mendengarkan sementara aku dan anya terbuai dengan nostalgia lama.

****

Alya side

Hari ini tanpa disadari aku melewati batas. Aku bisa merasakan kekecewaan gadis saat aku tak sengaja menawarkan hal yang gadis sangat benci. Aku tau dan sangat mengerti gadis sangat membenci jika seseorang mengasihaninya. Dia adalah wanita kuat dan anti membebani, selama ini malah aku yang menjadi bebannya. Sejak gadis keluar kamar tadi aku merasa tak enak. rasanya aku ingin mengejarnya namun aku ada kuliah yang penting juga, aku terfikir untuk melewatkan kuliah satu sks ini. Namun setelah dipikir gadis akan marah kalau tau aku melewatkan jam kuliahku hanya untuk mengejar nya. Dia tau semua jadwal kuliahku. Akhirnya dengan pikiran kacau aku tetap pergi kuliah.

35 menit hanya 35 menit aku harus sabar. Namun ternyata aku tidak bisa selama 35 menit aku hanya duduk dikelas memikirkan banyak hal tanpa tau apa yang sedang dibahas. Jam kuliah pun usai aku bergegas pergi ke fakultas gadis yang aga jauh dari fakultas ku tiba disana aku merasa gentar aku merasa menjadi alien yang masuk perkampungan raksasa ,semua mata memandangku dan seperti siap menerkamku kapan saja

"Dek alya ngapain disini" ah sukurlah suara yang aku kenal. Ujo dan davi teman satu kelas gadis yang rajin menyambangi kosan kami jika ada jam kosong atau sekedar bertandang menghampiriku

"Kak ujo." Ujar ku senang

"Nyari gadis ya?." Kali ini davi "gadisnya masih ngasisten. Tunggu disana aja yuk" davi mengajak ku duduk di bangku taman fakultas yang agak sepi. Sementara ujo langsung menuju lab. Katanya ada yang harus ia ambil sekalian dia akan bilang gadis kalau aku sedang menunggu.

10 menit kemudian gadis dan ujo nampak dari kejauhan dia jalan bergegas lalu menarik ku keluar dari area fakultasnya. Ah aku melanggar satu lagi yang paling ia benci. Menghampirinya ke fakultas nya yang seperti dunia berbeda untuk ku. Kami pergi ke kantin fakultas keguruan setidaknya atmosphere disini lebih familiar untuk ku. Sudah hampir jam 2 dan dia belum makan siang. Kesibukan membuatnya mengesampingkan banyakhal. Dia memesan nasi goreng gila kesukaan nya extra pedas dan aku hanya minum karena sedang diet. Namun melihatnya makan membuat pertahanan ku goyah. Aku selalu suka ketika melihat dia makan lahap. Saat dia makan apa saja rasanya akupun ingin mencobanya bukan karena menunya yang aku suka, namun karen cara dia makan seperti mengirim pesan pada yang menlihatnya kalu makanan yang sedang ia makan itu sangat enak. Ah akupun kalah, beberapa suap akhirnya pindah ke perutku.

Aku cukup senang ketika telah memastikan kalau gadis tak marah lagi padaku. Aku tau dia bukan orang pemarah. Namun aku tidak bisa diam saja ketika aku sadar bahwa aku telah menyakitinya. Tadi saat 35 menit jam kuliah ku. Aku mencari cara untuk bisa memghabiskan waktu berdua dengannya selama mungkin. Karena kalau tidak dia pasti sudah mendekam di perpus fakultasnya atau labnya yang tak bisa aku dekati. Dan saat aku memainkan hp ku tak disangka ternyata aku menang salah satu undian yang aku ikuti ntah kapan lumayan hadiah nya 2 lembar tiket nonton gratis.

Tiket ini bisa menjadi alasan untuk ku menghabiskan waktu berdua dengannya. Gadis adalah orang terpentingku saat ini. Dia bagai kakak, ibu , guru dan penjagaku di kota ini.

Dulu saat pindah ke kota ini aku hanyalah anak manja yang bingung harus melakukan apa. Sempat ada kekhawatiran tentang hidup sendiri karena aku adalah penakut. Selama ini aku hidup dengan santai karena semua telah disiapkan pembantu di rumah. Tak ada hal yang bisa aku lakukan sendiri. Papah menyuruhku untuk tinggal di apartment dekat kampus namun aku lebih memilih kosan yang satu kamar berdua dengan harapan aku takan kesepian.

Dan disinilah aku bertemu gadis si kakak kelas mandiri yang bisa melakukan apapun. Gadis tak pernah marah ketika malam tiba-tiba aku pindah ke kasurnya yang sudah sempit karena aku terbangun oleh mimpi buruk. Atau aku membangunkannya karena takut pergi ke toilet. Gadis dengan telaten merawatku ketika tiba-tiba aku demam dan taksanggup melakukan banyak hal. Memberiku sarapan tanpa aku minta atau sekedar membereskan kasurku yang lupa aku bereskan karena terburu-buru masuk kuliah pagi. Ah bukankah aku sangat beruntung, aku si anak tunggal ini akhirnya merasakan punya kakak. Aku si anak piatu ini akhirnya merasakan kehangatan ibu.

Oleh karena itu aku tak ingin membuat gadis marah. Walau ia lebih tua dariku setahun dan semua tingkah kedewasaan nya seharusnya aku memanggilnya kakak. Namu aku tidak ingin membuat jarak aku ingin sedekat mungkin dengannya. Dan entah sejak kapan aku tak pernah memanggil nya kak gadis lagi. Aku hanya memanggil namanya. Terasa akrab dan dekat.

Aku sangat puas ketika ternyata filmnya adalah salah satu genre yang masuk dengan selera gadis. namun masih terlalu sore untuk pulang akupun mencari alasa agar kita bisa jalan2 lebih lama. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli beberapa cemilan di supermarket dalam mall.

Kami sedang asik memilih ketika seorang wanita tiba-tiba memeluk gadis dari belakang. Wanita kurus cantik ber perawakan seperti model.

Ternyata dia yang namanya anya. Nama yang selalu davi sebut ketika kita kumpul di kosan kami. Dia persis seperti gambaran davi. Tinggi kurus dengan rambut nya yang bergelombang.

"Baby, i miss u" ujar anya kemudian

Deg. Ntah mengapa aku tak suka cara anya membisikan kata itu ketelinga gadis.

Gadis membalikan badannya dan anya kembali memeluknya. Mengapa memeluk seperti itu di depan umum. Walaupun mereka sudah lama tak bertemu, tapi itu terlalu berlebihan. Terlebih berbeda dengan cara gadis bicara denganku yang memakai loe, gw . Dengan anya tak sekali pun aku mendengar mereka menggunakan kata loe, gw mereka malah terlihat nyaman denga aku kamu dan terkadang beb. Ah apa-apaan mereka membuat yang mendengar salah paham. Atau aku yang berlebihan karena kebanyakan teman wanita ku juga memanggil sesama teman wanitanya dengan beb atau cinta. Ah ntah lah aku hanya tidak suka mendengar anya memanggil gadis beb dan sebalimnya. Dan aku tak suka aku kamu nya kenapa ga loe gw aja kaya gadis ngobrol sama deva dan ujo. Dan mengapa semua obrolan mereka terasa istimewa.

"Alya cantik ya. Aku berasa ketemu selebgram atau youtuber gitu" ujar anya sambil mengunyah burger di tangan nya. Dua sahabat ini punya cara dan selera makan yang sama. Dan itupun aku benci.

Aku sering mendengar alya cantik, hai cantik. Ih kamu cantik ya. Aku menikmatinya namun ntah mengapa tidak kali ini. Anya memang memiliki perawakan bak model mungkin karena itu apa saja yang dia gunakan akan terlihat pas padahal dia bukan fashion Nesta sudah sangat jelas dari apa yang dia gunakan. Tak ada yang bermerek semua label biasa dan dia hanya menggunakan make up base. Natural saja tak ada yang berlebihan berbeda dengan gadis yang hanya menggunakan day cream saja atau bb cream saja dengan lipstint tentu anya lebih memakai banyak hal. Parfum yang ia gunakan juga bukan merek mahal namun terasa sangat manis .

Ntah mengapa aku mulai memperhatiakan banyak detail pada diri anya. Membuatku menjadi pendiam dan sangat kecil. Sekilas aku merasakan gadis menangkap perubahanku. Aku pun berpaling padanya berbisik pelan agar ia tidak khawatir dan merusak suasana.

Cukup lama kami nongkrong di restoran cepat saji ini . Ah tidak mungkin sangat lama . Aku bisa memperhatikan bagaimana nyamannya nya gadis bercerita pada anya atau sebaliknya. Selama ini walau aku dan gadis ber loe gw sangat bisa d rasakan kalau gadis berbicara dengan ku bak dengan anak kecil yang harus dilindungi. Mungkin karena aku yang banyak merengek dan karena usia kita yang berbeda namun hanya setahun ini. Ntah lah.

Setelah mereka puas berkangenan kamipun pulang.

Di perjalanan aku mendekap punggung gadis erat. Beberapa kali ia menyentuh tanganku meminta untuk dilonggarkan karena dia merasa risih. Namun aku hiraukan. Dan ntah mengapa setitik demi setitik air mata keluar dari mataku. Merembes ke jaket gadis dan membuat dia menghentikan laju motor.

Gadis menepi di taman komplek dekat kos. Turun dan mencoba melihat mataku. Aku hanya menunduk.

"Loe kenapa ya?" Tanya gadis cemas.

Aku tak mengatakan apa2 hanya menangis. Gadis pun memeluk ku mencoba menenangkan. Walau tak tau apa yang terjadi.

Sesampai di kos aku langsung membersihkan riasanku yang sudah berantakan. Membersihka diri mengganti baju dengan piama lalu pergi ke kasur ku tanpa banyak berucap. Gadis hanya memperrhatikan ku sambil melakukan hal yang sama. Lalu pergi ke kamar mandi untuk mandi. Selesai mandi ia memdekatiku. Memeriksa mungkim ada hal aneh yang terjadi padaku memeriksa temperatur d keningku. Aku pura-pura sudah lelap. Gadis pun pergi ke kasurnya. Tak berapa lama ia kembali sambil membawa bantalnya. Meletakan nya disebelah bantalku berbaring disisiku memeluk ku dari belakang dan tidur lelap. Mungkin dia takut aku akan terbangun tengah malam dan mengganggu tidur nya. Daripada seperti itu lebih baik dari awal dia tidur di sebelahku meyakinkan tidak ada yang terjadi.

***

Semalam aku hampir tidak bisa tidur meski gadis berada tepat di sebelahku. Biasanya jika gadis ada tepat d sebelahku aku akan bisa tidur nyenyak aku suka wanginya ketika dia selesai mandi dan siap tidur wanginya sangat lembut membuat ku cukup relax untuk tidur .

Namun tidak malam ini. Gadis memeluku dari belakang membuat jantungku berdegup tidak karuan. Aku takmau gadis mendengarnya dah akupu. Mulai gelisah.

Paginya aku tak menemukan gadis dimana2. Aku hanya menemukan roti isi yang biasa gadis buat untuk sarapa dengan sepucuk memo

"Gw ada janji sama nyahnyah . Loe jangan lupa sarapan ya. Semalem tidur loe gelisah banget. Jangan sakit2 ya. Kalo ada masalah cerita." Tulis nya dalam memo

Nyahnyah siapa? Owh mungkin maksudnya anya, perempuan itu bahkan punya nick name yang aneh .

Ini masih pagi tapi dia sudah menyuruh gadis menghampirinya. Padahal nanti siang gadis ada kuliah dan besok dia harus bekerja jaga stand .

Aku melahap roti isi buatan gadis dengan kesal.

Hari akan beranjak siang ketika tiba-tiba pentu terbuka. Aku yang sedang mengeejakan tugas dimeja belajarku langsung berpaling. Berpikir mengapa gadis kembali kekosan di jam segini bukankah dia ada jadwal kuliah.

"Hai alya"

Ah ternyata anya. Dia masuk kamar seolah masuk kekamarnya sendiri. Ia langsung mengarah ke meja belajar gadis yang berada tepat disebelah meja belajarku. Membuka bungkusan yang dari tadi ia genggam dan mengeluarkan sekotak bakmi kesukaan ku.

"Gadis bilang kamu sakit" ujarnya sambil mengoncongkan bakmi yang ia bawa. "Udah siang, makan dulu nih" lalu ia mengeluarka bungkusan satunya duduk di meja gadis dan mulai melahap makan siang nya

" Kakak udah lama kenal gadis? " Aku membuka obrolan.

Anya tampak tersenyum sunggingan nya mengisyaratkan bahwa itu sudah sangat lama

"Aku kenal dia dari orok, hahahaha " ujar nya sambil menyeruput mie di depannya . Sebenar nya aku sudah tau mereka tetanggaan dan tentu saja sudah berteman cukup lama.

"Selama itu, pasti dah tau luar dalemnya ya" ujarku pelan.

"Bukan kenal lagi. Aku tau semua isi ampelanya. Kayanya, ga ada orang setau itu tentang dia . Bahkan ibu dan kakak nya pun tidak" anya

Aku menelan ludah. Rasanya sangat pahit. Terasa ada getir dalam hatiku.

"Kamu? " Anya memalingkan wajah nya padaku. Aku menatap nya menantikan kelanjutan ucapan anya yang terpotong "aku denger kamu anak semata wayang yah.? " Aku mengangguk

"Kamu beruntung punya roommate kaya gadis. " Aku mengangguk pelan.

" gadis ,kenapa ga pernah pacaran kak? " Pertanyaan yang selalu enggan kutanyakan langsung pada gadis akhirnya aku tanyakan pada orang yang katanya tau semua isi ampela nya.

"Karna dia terlalu cinta sama aku " ujar anya ringan membuat ku terselak.

"Hahaha. Kenapa? Jangan bilang kamu percaya" anya mulai tertawa terpingkal. Aku hanya mengulum senyum.

"Gadis pernah kok pacaran"

Aku menatap anya penasaran. Setau ku gadis selalu bilang kalau dia tidak mengerti arti cinta dan tidak perduli dengan cinta.

Anya menatap ku lekat. Ia hanya tersenyam dan kembali menyeruput bakmi nya. Rasa penasaran mendorongku terus menatap nya membuat anya menghentikan suapannya dan mengalih kan pamdangan padaku.

"Pas gadis baru kuliah sekitar 4 bulan kemudian dia cerita ke aku katanya dia punya pacar. Kalo gasalah sekarang mantannya jadi ketua senat" aku benar menghentikan makan ku. Gadis si pendiam ternyata punya mantan sepopuler itu. Siapa yang tak kenal si ketua senat yang menjadi idola banyak mahasiswi baru.

" Kamu kenal? "Anya

"Aku sempet beberapa kali liat dia ngobrol sama gadis. Tapi aku ga tau mereka pernah jadian."

"Mereka jadian nya cuman sebentar kok. Cuman seminggu"

"Kenapa? " Aku segera menyambar

" Hahaha. Kayanya kepo banget, gadis mutusin dia. Dia bilang kalo dia terus lanjut sama si ketua senat dia cuman akan nyakitin dia. Karena saat dia nerima tuh cowok juga bukan karena dia suka. Tapi saat itu dia bener2 butuh orang disampingnya, kamu tau kan sifat gadis dia ga suka memanfaatkan orang" aku mengangguk pelan.

"Trus " belum selesai aku manjutkan pertanyaan ku anya sudah tertawa terpingkal melihat kekepoan ku.

"Kamu ternyata cerewet juga ya. Semalem aku pikir kamu pendiem, terus apa?"

"Kakak sendiri sama gadis? " Aku tak bisa melanjutkan pertanyaan ku.

"Aku sama gadis kenapa?"

"Kenapa kaka dan gadis kalo ngobrol kaya ngobrol sama pasangan?" Aku memberanikan diri melanjutkan pertanyaan ku. Anya tampak syok dengan pertanyaan ku.

"Aku normal alya. Gadis ga bilang ke kamu kalau aku pacar kakak nya?"anya tampak aneh dengan pertanyaan ku.

" M.. maksudku.." aku tergagap.

Tak lama kemudian gadis sudah pulang dari kuliah nya dan menangkap kepanikan ku

"Ada apa?" Tanyanya kemudian.

"Gini, alya nanya kenapa kita kalo ngobrol mesra banget? " Seloroh anya sambil tertawa. Gadis pun ikut tertawa.

"Kalo kamu pikir pake 'aku, kamu' jadi terdengar mesra ya kamu ga salah sih. Hahaha" ujar anya kemudian

Gadis meletakan tasnya lalu tiduran dikasurnya. Tampaknya dia kelelahan setelah ntah darimana bersama anya langsung kuliah.

"It's habit alya. Si anya dirumah nya selalu pake 'aku kamu'. Sama siapapun dia ngobrolnya 'aku kamu'. Dan karena kita dah deket dari orok dan udah ngobrot dengan cara itu, that's way jadi kalo ketemu dia udah otomatis aku kamuan. Lagian dia calon ipar gw, kalo jadi" ujar gadis sambil memejamkan mata. Dan berakhir dengan lemparan bantal ke wajahnya oleh anya

"Kok kalo jadi sih. Jadi lah. Kakak kamu ith cinta mati sama aku. " Ujar nya kemudian.

Mendengar penjelasan ini membuat hatiku ringan kembali. Pikiran mumet ku dari semalam telah teratasi.

****