Chereads / The land of immemorial / Chapter 11 - Penentuan Tanggal

Chapter 11 - Penentuan Tanggal

Unudulmaz cafe namanya dalam bahasa azerbaijani jika aku tidak salah, atau biasa disebut cafe tak terlupakan.

Design cafenya mencerminkan namanya tak terlupakan. cafe ini berada di dekat rumah sakit st. carolus pusat kota folgn.

Design nya clasic dan dipenuhi barang barang antik serta cermin cermin besar. alas nya merupakan karpet berwarna coklat muda.

Lampu lampu candelabra tertata di pojok pojok runagan dan bau wewangian herbal memyeruak saat memasuki ruangan.

Rupanya pewangi pewangi alami yang ditaruh dipintu masuk. selanjutnya khas aroma kopi.

singkat cerita martha telah menghabiskan makanannya. terlihat rasa puas di raut wajahnya.

"dari tadi kau yang bertanya padaku, sekarang gilaranku, mengapa kau mau bersamaku?",

"seperti dirimu martha, tidak tahu..., aku hanya mau denganmu, sudah itu saja", jawab tifal santai.

"sesimple itukah?, tanya martha penuh keingintahuan.

"iya",

"ada alasan lain?",

"ada",

"apa itu",

"aku bersyukur pada Tuhan, aku akan bisa memilikimu",

"what?!"," kenapa?", tanya martha shock.

"aku sudah suka denganmu dari dulu",

"lho",..

"Maksudmu?, Hasima?, bagaimana?",tanya martha hampir ingin tersenyum menahan kegembiraannya.

"Aku mencintai hasima?, itu benar, karena dengan kondisiku dulu sesuatu hal yang sulit untuk mendekatimu",

"hasima itu pelampiasan?",

"bukan", jawab tifal tegas.

"cinta sebatas cinta tapi bukan untuk dimiliki, masa remaja martha",

"aku yakin Tuhan memberikan seseorang yang tepat waktu yang tepat",

"maksudmu, aku masih belum mengerti",

"sudah lah lupakan, bagaimana kalau bahas tanggal",

" curang sekali kau ini", kata martha kesal.

"Aku sudah bicara dengan papah, semuanya beres. untuk resepsi dan lain lain sudah diatur",

" martha, setelah aku sudah mendingan. aku akan bertugas kembali", martha terlihat sedih dengan jawaban tifal.

"tidak bisakah aku terus menerus menaruh khawatir padamu, tidak bisakah kita hidup normal?",

"martha, aku mencintai pekerjaan ini, hatiku disini",

"ya Tuhan", martha mengeluarkan air matanya.

"kau ini, benar benar keras kepala", martha mengepalkan tangan nya.

tifal dan martha dalam keheningan sesaat.

"Yasudah, aku akan menunggumu, khawatir padamu, apakah pulang atau tidak selama berbulan bulan bertugas, dan jika tidak pulang aku menjadi janda",

Tifal terdiam tidak bisa berkata kata.

"kenapa wahai calon imamku?",

"kau diam", lantas tugas mu sebagai suami bagaimana?, untuk menjagaku mengantikan papih",

Tifal benar benar bingung dan kepayahan untuk menjawab serangkaian pertanyaan martha.

"kalau begitu...kau bisa mencari yang lain", kata tifal pelan.

Martha sudah tidak bisa menahan emosinya lagi, dan mau meninggalkan cafe itu, namun tifal mencegahnya.

"kau ini keterlaluan!, kau tidak bisa memberikan jawaban yang meyakinkanku. malah pasrah",

"ini resiko yang akan dirimu terima jika menikah denganku", jawab tifal tegas.

"aku yakin kau akan menerimanya",

tifal menatap martha sungguh sungguh. berusaha meyakinkanya.

"ya, aku menerima", kata martha luluh.

tifal tersenyum bahagia.

***

Tahun 3021

Beberapa hari sebelum hari pernikahan. Aku sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Aku berpamitan pada mehna yang telah merawatku selama ini.

Aku melihat ia menitikan air mata karena sudah terlalu banyak hari hari yang dilewati bersama saat aku dirawat.

Aku diberikan alamat e mailnya agar dapat selalu berkomunikasi. Aku tinggal di apartemen milik tuan herich selepas keluar dari rumah sakit dan siang nya ke rumah martha untuk menerima tamu tamu yang datang untuk memberi ucapan selamat.

Emir, Ruslan, dan Jacob datang dan memberiku ucapan selamat.

Ia bercerita bahwa setelah aku mengambil cuti, pleton kami dikirim ke garis depan folgn. mereka menghadapi makhluk yang berada dalam gerbang itu.

"Mengerikan sekali Tifal", kata emir serius.

"aku tidak pernah melihat makhluk seperti itu sebelumnya", lanjutnya.

"bagaimana dia bisa keluar?", tanya tifal penasaran.

"pasukan harmland membawanya seperti untuk menakut nakuti kita, hanya ada 1 namun menghabisi pleton kita dalam hitungan menit",

"Dua pasukan bertemu disebuah padang yang sangat luas di folgn, regu kita berada paling depan dan tepat ditengah sehingga dapat menyaksikan kuburan kami didepan. mengerikan.

Saat itu kami saling bertanya tanya apa benda kotak yang adi pasukan harmland, kotak dengan besi kokoh kelihatan begitu tebal. pasukan harmland sendiri menjauh dari kotak itu, kira kira berjarak 10 meter. dan saat perlahan dibuka. kengerian terjadi.

Sosok makhluk itu terlihat dengan jelas. aku mendengar suara ringkikan kuda ketakutan",

"Bagaimana sosok itu", tanya tifal sangat penasaran.

"Tingginya sekitar dua sampai tiga meter, tubuhnya sangat kekar, kulitnya putih pucat, wajahnya seperti kita hanya aura dari tatapan matanya mengerikan.

Matanya berwarna putih, seperti orang buta, mungkin karena dalam gerbang itu tidak ada cahaya, rambutnya panjang namun jarang, giginya rusak dan runcing seperti sering terkena benda keras, kukunya panjang dan rusak. ia berteriak sangat keras. seperti tidak dapat berbicara, dia hanya mengerti jika ada suara terompet yang khas.

Gerakannya tidak terkontrol dipenuhi amarah dan dendam. mungkin kepada orang yang telah mengurungnya", saat ia berlari ke arah kami, ketakutan menyelimuti hati kami.

Tiba tiba tubuh tidak bisa digerakkan, beberapa dari kawan kita tewas dan berlarian. sampai akhirnya Ruslan menebas lehernya setelah sebelumnya berkali kali ditikam",

Tifal terdiam dan terus berfikir mendengar perkataan Emir.

"kabar baiknya kita berempat akan mendapatkan penghargaan atas keberanian kita", ujar emir senang.

"Begitukah", Tifal senang mendengar berita itu.

"iya",

Tak lama martha datang dan mengajakku untuk menemui tamu yang lain.

***

Tepat tanggal 25 Agustus 3021 adalah hari pernikahan kami. Setelah ijab kabul disebuah masjid, acara resepsi dilangsungkan di sebuah gedung di pusat kota folgn.

Aku masih belum percaya bahwa tuan herich menikahkan putrinya martha padaku. Ijab kabul berlangsung dengan khidmat namun tuan herich beberapa kali terbatuk tiada henti dan saat mengelap mulutnya ada warna merah.

Aku dan mertha dan para tamu menjadi khawatir melihat tuan herich, saat ijab kabul selesai martha menangis bahagia sekaligus sedih dengan keadaan ayahnya.

Resepsi pernikahan sangat meriah dan dilaksanakan secara militer , dipenuhi tamu undangan.

Tuan herich ingin membuat martha senang, ia mengundang koleganya, martha mengundang teman teman nya, dan yang merupakan kejutan adalah Ali datang bersama Rumi, yang berarti bahwa mereka selamat dari kekacauan itu.

Ali menyampaikan bahwa Ayah dan ibu meminta maaf tidak dapat hadir karena ayah harus menemani ibu yang terkena stroke ringan akibat terjatuh saat pelarian ke pengungsian.

Tifal dan martha kelelahan hari itu, menerima banyak tamu. Dan nahas nya martha sedang datang bulan. Tifal terlihat kesal dan tersenyum kecut saat mertha menggoda suaminya itu.