Ini seperti akhir dari dunia….
Tanda-tandanya sudah semakin dekat
Tak ada yang dapat mengelak, saudaraku
Tak ada yang dapat sembunyi, walau dilubang semut sekalipun
Beritahukanlah kabar ini pada siapapun yang engkau temui
Nasihatilah mereka, Tuhan sangat suka akan hal itu
Tidakkah kau lihat sekelilingmu, apakah kau buta hingga tidak melihatnya
Atau kebutaan hatimu yang terlalu angkuh
Butuh berapa banyak fakta lagi sebelum hari itu datang dan engkau akan terbelalak.
Dikisahkan kejadian ini terjadi setelah semua manusia pada generasi ini tidak lebih hanya seorang penikmat dongeng, yang selalu di bicarakan oleh seorang sejarawan, kali ini banyak sekali sejarawan –para pendongeng, (karena pada generasi ini, dunia sudah di resset saat perang nuklir berlangsung,hampir dari delapan puluh persen literatur lenyap)-bermunculan ketimbang ilmuwan.
Karena berubahnya struktur bumi dan akibat ketidak seimbangan alam, andai orang-orang terdahulu masih ada maka ia akan menangis melihat keadaan sekarang
Dunia tidak lebih dari sebuah genangan air besar, hewan-hewan yang dulu dangat familiar ditelinga orang sekarang menjadi langka, bahkan anak-anak kecil yang bertanya pada ibunya apa itu oarang hutan, apa itu buaya, bagaimana bentuknya, apakah ia binatang yang menggigit.
Sekarang mereka punah, bersama hilangnya setengah hutan didunia. Dampak dari perang nuklir. Perang nuklir telah usai berarus-ratus tahun lalu, perang ini disulut oleh kecurigaan antara negara barat dan timur, seluruh negara didunia terkena dampaknya yang sangat merugikan.
Negara-negara yang memiliki nuklir dalam jumlah banyak dan negara-negara yang berkoalisi menyeret mereka dalam perang mengerikan ini, sepertiga dunia luluh lantah, bahkan sekarang ditanah kosong itu dibuat monumen yang tiap tahunnya orang-orang dari belahan dunia mengunjunginya untuk menabur bunga.
Persediaan sember daya alam sudah sangat sangat menipis, seluruh dunia terkena dampaknya bahkan beberapa negara hilang dalam sejarah.
Orang yang hidup dizaman ini, seperti hidup dalam siklus yang kembali ke awal. Seperti itu kira-kira yang dikatakan seorang guru dikelasku, peradaban demi peradaban, mulai dari zaman dimana manusia hidup nomaden, kemudian bertempat tinggal dan mulai mengenal budaya, kemudian manusia modern dengan kecanggihannya yang dapat memindahkan pulau dari tempat satu ketempat lain, seperti negara Singapura dan dubai zaman dulu,
Tapi aku hidup zaman baru, atau kembali keawal, dimana orang-orang disekelilingku lebih suka berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain, iklim disini terlalu ekstrim. Ketidakteraturan alam membuat ilmuan harus memutar otak lebih keras. Teknologi menemui jalan buntu, sumber daya alam yang tidak mencukupi dan buku-buku rujukan banyak yang rusak dan hanya sedikit yang tersisa, hingga suatu perkumpulan scientis dunia merumuskan. Menggabungkan teknologi dari abad ke sembilan belas dengan abad ke dua puluh satu.
Beberapa logam dan rongsokan peralatan perang yang masih dapat diperbaiki dilebur menurut komposisinya masing-masing, pesawat hanya dapat dilihat pada bulan-bulan tertentu, selain iklim yang ekstrim juga persediaan minyak bumi diseluruh dunia menipis, negara Arab bahkan akan menghentikan import minyaknya keseluruh dunia, tapi itu baru isu, produksi pesawat dibatasi hanya tiga unit pertahun diseluruh dunia, saat ini pesawat berbadan besi hanya ada puluhan didunia sejak awal dibuat kembali, yang lainnya menggunakan campuran logam dan kayu, atau kayu dengan kontruksi mengikuti abad sembilan belas.
Tercatat belasan kasus pesawat jatuh baik dari kesalahan manusia atau cuaca yang tiba-tiba terhempas badai. Kekuatan militer terkonsentrasi pada darat dan laut. kapal laut berbadan logam hanya ada 50 unit diseluruh dunia dan tersebar diberbagai negara, selebihnya kembali lagi pada kontruksi abad 19, dan hanya cukong-cukong kaya yang memiliki kapal yang besar dengan puluhan awak didalamnya.
Peradaban jenis baru ini kami sebut dengan the Land of immemorial dimana kami hidup dari reruntuhan bangunan yang masih dapat bertahan, atau mengeruk kembali kebudayaan-kebudayaan terdahulu, petra bangunan yang dahulu merupakan ibukota kerajaan Nabatean yang didirikan sembilan tahun sebelum Masehi sampai dengan tahun ke-40 M oleh Raja Aretas IV sebagai kota yang sulit untuk ditembus musuh dan aman dari bencana alam seperti badai pasir. Kemudian beberapa abad selanjutnya menjadi salah satu keajaiban dunia, dan sekarang dihuni beribu-ribu manusia kembali. Karena akan sulit untuk membuat bangunan kembali, membangun suatu bangunan tanpa peralatan. Sebagian besar peralatan rusak berat, dan buku-buku yang berada diperpustakaan besar hangus oleh perang nuklir berabad lalu.
Di dalam petra mereka menggali sebuah terowongan hingga lebih dalam lagi, dan hampir menyentuh perut bumi, sifat tamak manusia tidak akan hilang dan akan terus ada sampai kapanpun.
Tidak perlu dengan alat-alat canggih cukup dengan ribuan manusia terowongan akan bertambah beberapa meter tiap tahun, rupanya bunker-bunker perlindungan yang menginspirasinya.
Sebelum perang nuklir berlangsung, bunker-bunker pertahanan dibuat didaerah yordania sampai azerbaijan karena daerahnya yang berbatu dan diselimuti pegunungan hingga akhirnya terowongan itu menghubungkan tebing dari yodania menuju pegunungan yang sangat tinggi dan sangat keras didaerah azerbaijan dan Armenia yang dahulu adalah republik Georgia.
Kegiatan ini dikecam oleh beberapa negara didunia, beberapa ahli percaya didaerah ini tepatnya di daryal gorge dicelah pegunungan keras dan berbatu tembok Ya'juj dan Ma'juj berada, dan mereka mengusiknya, beberapa kilometer saja dari tembok itu, tembok itu diberi nama Bab Al-Hadid dalam bahasa Arabnya, buzghol-khana dalam bahasa Turki, dan Orang Persia menyebutnya dar-i-ahani sedangkan orang Cina menamakannya tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi.
Konon Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam perjalanannya ke India di abad ke-7.
Tidak jauh dari sana ada danau yang dinamakan Iskandar Kul. Di tahun 842 Khalifah Bani Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke gerbang besi tadi.
Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 meter dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa.
Persis seperti bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi itu.
Dan sekarang sebuah lubang besar berdampingan dengan tembok itu hanya beberapa kilometer saja, tujuannya adalah untuk membuat jalan terdekat agar petra mendapat pasokan makanan dari para pedagang yang ingin ke sabathea meraka mengatur lalu lintas perdagangan menjadikan wilayah strategis mereka.
Mereka membuat terowongan dibawah tanah dengan banyak sekali ukiran-ukiran dinding dengan gaya kaligrafi islam dan beberapa ukiran khas eropa pada abad ke sembilan belas, Arsitektur di Petra sendiri terpengaruhi arsitektur Romawi
Hal ini yang merupakan daya tarik bagi para pedagang atau pengembara di seluruh dunia, mereka menikmati pemandangan yang menyegarkan mata sebelum mereka sampai di kota perdagangan dunia saat ini, Baku.
Baku, menjadi pusat perdagangan dunia, setelah terbelahnya dataran yang membatasi laut caspia dengan samudra hindia retak, sehingga menjadi rute perdagangan dunia dimana banyak kapal berlabuh dan menawarkan barang.