Chereads / Cintanya Cinta / Chapter 6 - Perang Dunia Ke Satu

Chapter 6 - Perang Dunia Ke Satu

Pagi harinya Cinta memulai kesehariannya seperti biasa. Bersantap pagi dengan Mama, Abah dan kakak-kakak tercinta. Topik pagi ini adalah persiapan nikah kakak pertama Cinta, Rose, ia akan menikah di hari Minggu ini.

Tahun ini adalah tahun sukacita untuk keluarga Sueb, kesebelas anak Sueb akan menikah, hanya di bulan November saja yang kosong. Kata 'orang pintar' November adalah bulan yang baik untuk pernikahan Cinta. Berhubung Cinta belum punya kekasih, ya... Bulan November di skip dulu...

Rose di Januari, Daisy di Februari, Yunus di Maret, Faisal di April, Anyelir di Mei, Dahlia di Juni, Camelia di Juli, Lily di Agustus, Saiful di September, Bahar di Oktober, Aster di Desember. November yang kosong, kata Abah Miun, 'orang pintar' kepercayaan Sueb, November dikhususkan untuk Cinta.

Sudah dari Januari tahun lalu Cinta diberondong dengan pertanyaan oleh Cintya dan Sueb, inti pertanyaannya adalah "kapan ada gandengan". Mereka selalu menuai jawaban negatif.

Cinta selalu menjawab orangtuanya dengan sopan namun di dalam hatinya, Cinta mangkel juga, 'Gandengan - gandengan... Kaya truk aja..., truk gandeng..., huuuh... ', rutuk kesal Cinta, umpatan itu ia katakan dalam hatinya.

Cintya dan Sueb tahu dengan jelas bahwa sudah banyak pria yang berupaya memikat Cinta namun mereka tahu di dalam hati Cinta, Ellios tak terkalahkan. Itulah mengapa Cinta dengan segala daya upaya berkelit. Perkenalan dan siasat dari abah Sueb dan mama Cintya tidak ada yang goal.

Tak terbersit sama sekali kalau hari ini Cinta akan mengalami perang dunia pertama. Cinta tetap berangkat bersama abah Sueb, tetap diantar mang Karman, tiba di kampus, bercengkrama dengan Gandaria dan bergelut dengan skripsinya.

Hingga siang status dunia Cinta stabil, aman dan damai. Tepat pukul satu siang, saat itu Cinta asik bercengkrama dengan Gandaria di kantin ketika lagu 'Let's Kill This Love' by Black Pink berkumandang dari HP Cinta. Abah meminta Cinta langsung ke kantornya. Cinta sedikit was-was mendengar nada bicara Abah. Cinta merasakan sesuatu yang berbeda dari biasanya. Sampai kantor Sueb, Cinta disambut oleh mimik serius Sueb.

Cinta duduk di sofa yang berada di depan meja kerja Sueb. Sueb berjalan ke sofa kemudian duduk berseberangan dengan tempat duduk Cinta, dengan serius Sueb berujar,

'Cinta, pagi ini, perusahaanmu hampir lumpuh, kerugian hampir mencapai 1M (Miliar). Abah sudah tidak bisa mengelola perusahaanmu, sudah waktunya kamu mengelola "Kiddoz Studio" milikmu.'

Sambil bersandar di sofa, Abah melanjutkan perkataannya, 'Abah sudah siap undur dari dunia bisnis, Cinta tahu bukan, kalau tahun ini adalah tahun terakhir Abah di dunia bisnis. Abah mau menikmati masa pensiun Abah dengan keliling dunia bersama Mama Cintya.'

Dengan sedikit bersalah dalam nada bicaranya Cinta menjawab Sueb, 'Cinta tahu Abah... Maaf, Cinta telah merepotkan Abah, maaf Cinta tidak sehandal kakak-kakak dalam mengelola perusahaan. Terima kasih Abah tetap memberikan kesempatan, membantu mengelola 'Kiddoz Studio' sehingga aplikasinya menjadi populer.' Sambil menunduk dengan ekspresi tegang.

Sueb menarik nafas panjang dan berkata, 'Dalam kebingungan Abah, tadi pagi, Abah meminta bantuan Rayhan. Cinta... tahukah kamu, tanpa bantuan Rayhan, Abah tidak akan dapat menanggulangi virus yang menyerang aplikasi Kiddoz Gamer...' Cinta sedikit membelalakkan matanya dan mulutnya terbuka sedikit menandakan keterkejutannya...

Sueb segera melanjutkan, 'Sebagai rasa terima kasih, Abah minta Cinta untuk makan malam dengan Rayhan hari ini, di Hotel Millenium, pukul tujuh malam.'

Cinta menjawab dengan kesal..., 'Apa...?! Untuk apa Abah..., cukup Cinta berterimakasih via HP aja... Untuk apa pake makan malam dengannya...? Lagi pula, nanti malam Gandaria berkumpul di rumah kita, kami akan ada pijamas night. Abah, lain kali saja ya...' Bibir ranum mungil miliknya sedikit berkerucut. Cinta malas beramah tamah dengan mahluk 'poker face', lagi pula rencana yang sudah dibuat dengan Gandaria akan berantakan.

Sueb kembali menarik napas panjang dan dengan tegas menjawab, 'Kali ini tidak ada kata tidak, nanti saja ataupun lain kali saja... Kosongkan semua jadwalmu. Undur saja rencana pijamas night Gandaria.'

Medengar titah Sueb yang tidak bisa ditawar, Cinta menunduk dan menganggukkan kepala. Biar bagaimanapun Cinta adalah anak berbakti. Ia tidak mau menjadi anak durhaka yang membantah orang tuanya. Sueb jelas tahu Cinta tak akan menolak jika ia sudah bertitah. Cinta segera berpamitan dengan alasan akan mempersiapkan diri untuk makan malam nanti.

'Awas saja poker face... Kita lihat nanti... Akan kubuat makan malam nanti menjadi kiamat untukmu..., rencanaku jadi berantakan karena kamu... Rayhan... Sungguh menyebalkan...' ujar Cinta dalam hati. Cinta menabuh genderang peperangan di dalam hatinya. Bagi Cinta, merupakan keganjilan sampai Abah menitahkan dia harus makan malam bersama Rayhan. Selama ini Abah tidak pernah memaksa. Mengapa kali ini Abah sampai bertitah. Pasti karena ada udang dibalik bakwan... Menyebalkan... Cinta memastikan dalam hati, dunia pertama dimulai...

'Sorry ladies... Pijamas night batal, kita undur besok ya..., malem ini gue harus makan malem...' Cinta memulai percakapan di Gandaria via HP-nya.

'Oh... My gosh... Kenapa mendadak Cin... Gue udah siap bawa semur jengkol kesukaan elo...' timpal Fatimah

'Gue udah siapin rujak serut bikinan nyokap nih...' timpal Aling

'Steik bikinan chef Juna udah gue pesen loh...' protes Jeana

'Bebek goreng bikinan bokap gue juga udah menanti untuk gue bawa...' Wayan ikutan protes.

'Elo makan malem sama siapa sih... Sampe kudu wajib gitu?' tanya Fatimah.

'Rayhan' jawab singkat Cinta

'Rayhan siapa Cin...? Rayhan anaknya Mahendra rekan bisnis bokap elo?' tanya Jeana ingin tahu.

'Rayhan, poker face, dosen pembimbing elo, Jean...' jawab Cinta. Jeana serasa terkena petir di siang bolong. Bagaimana mungkin Cinta bisa makan malam dengan Rayhan, kontaknya saja tidak ada yang punya kecuali dosen rekan sekerja Rayhan. Jeana tahu dengan jelas karena ia telah menggunakan daya dan upaya untuk mendapatkan kontak Rayhan.

Gandaria tak berkomentar, semua terkejut melihat jawaban Cinta. Semenit kemudian...

'Good luck Cinta...' Fatimah memberi semangat.

'Dandan yang cantik ye...' Wayan menimpali.

'Semangaaat Cinta..., jangan lupa makan pas makan malem... Jangan terpesona ketampanannya...' Aling berupaya mencairkan kekecewaannya.

'Semoga sukses...' tulis Jeana.

'What... Shoot... Sukses gundulmu... Jeana... Sukses apaan...?' umpat Cinta.

'Sukses makan malamlah... Emangnya apaan lagi?' jawab Jeana menutupi kekecewaannya.

'ASEM... Pijamas night diundur besok ya... Ladies...' ujar Cinta menutup percakapan Gandaria.

Menyebalkan, kita lihat saja malam ini... Rayhan... Perang ini akan kumenangkan. Awas saja.... Rutuk Cinta dalam hatinya. Senyum licik tersungging di bibir ranum mungil milik Cinta. Rayhan tiba-tiba bersin tiga kali tanpa sebab... 'Apakah ada yang mengutukiku?' pikir Rayhan.