Chereads / Cintanya Cinta / Chapter 8 - Perang Dunia Ke Dua

Chapter 8 - Perang Dunia Ke Dua

'Rayhan, aku sudah selesai makan aku pulang duluan ya..., aku masih harus menyelesaikan skripsiku' Cinta segera bangkit dan tanpa menunggu reaksi Rayhan, Cinta segera melangkahkan kakinya keluar pintu VVIP Magnolia. Cinta mematung ketika membuka pintu. Cinta menangkap sosok yang dirindukannya... Ellios... Mengapa Ellios ada di saat dan di tempat yang seperti ini... Kapan ia kembali ke kota J, mengapa ia tak memberi kabar. Batin Cinta dalam hati.

Cinta bergegas mengejar, kedua sosok itu masuk ke VVIP Aster yang berada di pojok lorong. Benarkah sosok pria itu Ellios? Tunggu... Siapa sosok wanita di sebelahnya. Sosok itu berjalan dengan seorang wanita, tinggi langsing berambut pirang... Ah... Siapa dia? Sepertinya aku kenal banget sama sosok wanita itu... Jeana... Astaga... Sepertinya dia adalah Jeana...' pikir Cinta, ia berhenti di depan pintu, dengan impulsif Cinta merangsek ke dalam VVIP Aster.

Cinta melihat Ellios dan Jeana. Duduk berhadapan, candlelight dinner, sungguh romantis. Ellios dan dan Jeana tidak mengenali Cinta. 'Astagaa..., Cinta...' Jeana berseru tak percaya. 'Mengapa elo dandan begitu Cin... Gue sampe gak kenalin elo...' imbuhnya. Cinta tak membalas ia malah memandang Ellios dengan pandangan bingung.

'Oppa Ellios, kapan sampai kota J?' tanya Cinta. 'Oppa Ellios baru balik hari ini kok... Sebenernya mau kasi surprise ke elo, Cin..., tapi elo kan makan malam sama Rayhan...' Jeana angkat bicara menjelaskan. Cinta memandangi Ellios dengan kerinduan. 'Benarkah Oppa Ellios...?' tanya Cinta. Tak ada jawaban dari Ellios.

'Kenalkan... Saya, Rayhan, tunangannya Cinta', ucap Rayhan sambil maju ke depan, tangan kiri merangkul pundak Cinta, tangan kanannya terulur ke depan ke arah Ellios. Rayhan yang sedari tadi mengekor Cinta melihat situasi yang janggal. Tak perlu waktu lama untuk ia mengetahui situasi yang terjadi. Rayhan memakai peluang yang ada untuk mengklaim Cinta.

'Ellios' Jawab Ellios dengan dingin sambil menjabat tangan Rayhan.

'Silahkan melanjutkan acara kalian, Cinta ayo kita pulang... Jangan ganggu makan malam mereka...' Rayhan membalikkan badannya dan menarik tangan Cinta untuk meninggalkan Ellios dan Jeana.

Cinta menepis tangan Rayhan, namun ia kalah cepat dari Rayhan, Cinta berjalan mengikuti Rayhan dengan terpaksa. Rayhan menarik Cinta kembali ke ruang Magnolia.

Pelayan yang sedang membereskan meja, menghentikan aktivitas mereka di dalam Magnolia. Melihat kehadiran mereka para pelayan langsung sigap keluar, meninggalkan mereka berdua di Magnolia.

Rayhan menutup pintu, Cinta segera memegang pegangan pintu untuk keluar, kemarahan Cinta sudah sampai ke ubun-ubun. Rayhan tidak melepaskan genggaman tangannya. Rayhan menghempaskan dan memutar posisi tubuh Cinta sehingga Cinta menghadap Rayhan. Rayhan menangkup wajah Cinta dengan kedua tangannya.

'Cinta, aku mencintaimu. Jadilah istriku. Kita segera menikah.' Rayhan mengatakannya dengan lembut.

Cinta tercekat, mata almondnya membelalak, bulat dan menggemaskan, bersinar bagaikan mata kucing di kegelapan. 'Kamu gila ya? Mana mungkin kamu mencintaiku, baru juga kemaren kita ketemu... Ah.... Hentikan omong kosongmu...' Cinta menjawab dengan dingin. 'Singkirkan tanganmu... Aku mau pulang...' dengan kasar Cinta menepis tangan Rayhan yang menangkup wajahnya.

Rayhan tercekat, terkejut dengan sikap impulsifnya, tidak seharusnya ia langsung menyatakan perasaannya, ia tersadar, pantaslah Cinta tak percaya padanya.

Cinta dengan kesal berbalik dan keluar dari ruangan Magnolia. Cinta berlari keluar hotel dan segera masuk ke mobil sport merah Farari miliknya dan segera membayar valet boy yang telah dengan sigap memberikan kunci mobilnya. Cinta segera menginjak pedal gas dan melesat di jalan menuju ke rumahnya di bagian utara kota.

Malam ini Cinta perlu menenangkan diri, ia melesat ke rumah di tepi pantai. Sampai di rumah pantai, Cinta segera menghempaskan tubuhnya ke ranjang di kamarnya. Menghubungi mama Cintya untuk menginformasikan ia tidak pulang ke selatan tetapi ke utara, ke rumah pantai. Setelah itu Cinta tidur dengan berurai air mata.

Pikirannya kalut, bagaimana bisa Ellios kembali tetapi tidak memberikan kabar sama sekali. Jeana juga tidak memberi tahu, padahal dia tahu persis betapa Cinta mencintai Ellios dan menantikan sosoknya kembali. Lebih lagi, Rayhan, menambah pusing kepala Cinta bagaimana bisa Rayhan melamarnya dengan tiba-tiba. Bagi Cinta, dunianya serasa mengalami perang dunia ke dua.

Siang hari keesokan harinya, Cinta terbangun oleh dering lagu dari HP-nya. Di layar HP-nya tertulis Abah Sueb. Cinta segera mengangkat teleponnya. 'Cinta, nanti malam ada hal penting yang akan Abah bicarakan. Jam delapan malam, pulanglah... Abah menunggu di rumah.' nada Sueb sungguh tegas, Cinta tidak berani membantah, 'Baik Abah, Cinta akan pulang ke selatan nanti malam.' jawab Cinta dengan lemah.

Cinta menutup pembicaraan dan melangkah keluar balkon kamarnya. Entah mengapa cuaca hari ini mendung, semendung hatinya. Cinta menatap langit mendung, angin sepoi-sepoi mempermainkan rambut lurusnya, mata almondnya memandang laut lepas dengan nanar. Pikirannya menerawang jauh.