Chereads / Cintanya Cinta / Chapter 9 - Cintanya Cinta

Chapter 9 - Cintanya Cinta

Cinta termenung, pikirannya kalut, mengembara ke empat tahun yang lalu dimana Cinta terpukau oleh Ellios. Cinta telah terjebak dalam friend zone selama empat tahun, Ellios telah memerangkap hatinya, jika ia tidak mengindahkan nasihat ibunya, Cinta pasti telah menyatakan cintanya secara gamblang kepada Ellios. Hanya karena Cinta mengingat petuah dan cerita mengenaskan dari Cintya yang membuat Cinta berpikir beribu kali untuk agresif mengejar Ellios. 'Cinta... Anak gadis mama tersayang, kita sebagai perempuan, pilihlah dari yang memilihmu, jangan berkeras pada pilihanmu sendiri...', petuah itulah yang membuat Cinta tak pernah berani menyatakan cintanya pada Ellios.

Cintya pernah bercerita, ia memiliki teman seorang gadis, teman SMA Cintya yang memaksakan cintanya pada pria yang dicintainya, gadis itu dengan agresif mengejar pria idamannya. Ketika akhirnya gadis itu menikah dengan pria idamannya tersebut, gadis itu mengalami hidup pernikahan yang mengenaskan, setiap berbeda pendapat, pria itu selalu tak perduli dengan perasaan gadis yang telah menjadi istrinya itu. Gadis itu tak berkutik ketika pria idamannya memperlakukan dia dengan semena-mena. Setiap cekcok, pria itu dengan ringan mengatakan 'Kamu yang mengejarku bukan? Siapa suruh kamu mencintaiku? Kamu yang tergila-gila padaku bukan? Jangan menuntutku, kamu yang selalu membuntutiku seperti kerbau dicucuk hidungnya'. Sungguh gadis itu tak dapat berkata-kata membalas perkataan pria idamannya yang ternyata adalah pria yang semena-mena, tak pernah menghargai pengorbanan dan kasih sayang gadis itu.

Secinta-cintanya Cinta, ia masih memikirkan masa depannya, masih ada nalar yang menguasai pikirannya. Cinta tahu, walaupun Ellios tak didapatkannya, masih banyak pria antri mengajaknya kencan ataupun menikah. Status dan kekayaan yang dimiliki keluarga Sueb Tohir pastilah membuat keluarga kaya dan berpengaruh merengkuhnya tanpa ragu dan menjadikannya menantu dalam rangka aliansi bisnis.

Beberapa nama yang sedikit memasuki lingkup pertemanan pribadi Cinta, seperti Aldi, Ryan, Fariz, Jamal, Mark ada pula beberapa rekan bisnis kakak-kakak Cinta. Mereka berupaya mengajaknya kencan. Sudah beberapa kali Cinta mencoba membuka diri dengan memenuhi ajakan kencan oleh mereka, namun tak pernah bertahan lama, setiap beberapa kali pergi bersama, Cinta tak pernah mau lagi kencan, Cinta merasa muak. Sampai saat ini, hanya Ellios yang tetap sukses mengisi hatinya.

Paras tampan, kepandaian, kekayaan... Semua itu bukan jaminan untuk dapat mengisi hati Cinta. Seperti Aldi yang pemenang 'Akang-Eneng' di kota J, Ryan dan Fariz, mereka adalah jomblo tampan tajir melintir, ketampanan mereka bagai aktor, Jamal dan Mark memiliki kejenius di bidang bisnis yang menjadikan mereka pebisnis sukses di kota C dan D. Semuanya tak ada yang menang dari Ellios.

Bagi Cinta, Ellios adalah juaranya. Empat tahun yang lalu Ellios kembali ke negeri K dimana orang tuanya tinggal. Sebelum terbang ke kota S, Ellios mengatakan ia akan tetap keep in touch. Memang Ellios menepati perkataannya. Ia selalu ingat mengucapkan selamat utang tahun dan selamat tahun baru. Namun hanya sebatas itu saja.

Cinta selalu mengikuti medsos Ellios, jadi Cinta selalu tahu sepak terjang Ellios di bidang musik. Ellios adalah pemain piano yang handal bahkan termasuk jenius.

Masih melekat dalam benak Cinta saat pertama bertemu Ellios. Kala itu Jeana mengajak Gandaria menonton konser piano teman masa kecil Jeana. Jeana pernah tinggal di negara K selama sepuluh tahun sebelum ke negara E. Sebelum konser dimulai, Jeana mengajak Gandaria ke belakang panggung untuk berkenalan dengan 'oppa' nya. Saat pertama kali berjumpa dengan Ellios, Cinta terpana melihat betapa miripnya Ellios dengan Hyun Bin aktor negara K yang ia gandrungi. Perbedaannya hanya pada Ellios mengenakan anting berbentuk clover di telinga kirinya. Ketika Ellios menyebutkan namanya dengan suara bariton yang dikemas dengan nada sopan dan bersahabat. Hati Cinta langsung meleleh. Setelah berkenalan, mereka kembali ke ruang konser. Jantung Cinta tak berhenti berdegup kencang ketika menikmati dentingan piano yang dimainkan Ellios.

Jemari lentiknya bermain lincah di atas tuts piano, musik mengalun indah menyihir setiap pendengar ke dalam alam imajinasi mistik yang menakjubkan. Malam itu Cinta tidur terbuai mimpi indah romantis. Serasa Cinta dan Ellios berdansa diiringi musik dentingan permainan piano Ellios.

Pertemuan selanjutnya selalu berbarengan dengan Gandaria. Cinta memang jarang berduaan saja dengan Ellios, hanya ketika Ellios mengantarkan Gandaria setelah hang out bersama, Cinta diantarkan paling akhir. Hal tersebut dikarenakan rumah Ellios di komplek perumahan yang sama dengannya. Ellios selalu menanggapi jika Cinta chatting namun tak pernah ke arah intim, hanya pembicaraan teman biasa. Ia tak pernah menyatakan ketertarikan mendalam kepada Cinta.

Tak seperti Rayhan yang tanpa peringatan langsung maju merangsek Cinta. Menyatakan ketertarikannya dan cintanya bahkan langsung melamarnya. 'Hhhmmm... Apakah aku dapat menghilangkan bayang Ellios dan menggantikannya dengan Rayhan', renung Cinta dalam hati.

Cinta menghela napas dalam, pikirannya mulai jernih, sambil menghirup udara pantai, Cinta membulatkan tekatnya. Sudah waktunya melepas harapan pada Ellios. Sudah waktunya menerima kenyataan pahit, Ellios hanya menganggapnya teman semata. Kejadian semalam memberikan gambaran jelas, Ellios tak pernah menyimpan Cinta di dalam hatinya.

Cinta kembali masuk ke kamarnya kemudian berendam air hangat untuk menentramkan pikiran dan hatinya. Setelah berendam Cinta memakai baju terusan model kemeja kebesaran berlengan pendek, berbahan katun bercorak kotak-kotak kecil berwarna pink, aplikasi bunga krisan merah di dada sebelah kanan, jam tangan pink Bulgari dengan bertahtahkan berlian asli melingkar di pergelangan tangannya, sneaker putih memperlengkapi gaya sportynya. Cinta siap menghadap Abah tercinta.