Akademi Kekaisaran Arphen adalah akademi yang populer. Banyak anak-anak yang berlomba-lomba untuk masuk ke dalam sana, menjadi lulusan terbaik, kemudian mendapatkan pekerjaan yang luar biasa.
Namun, tahukah kalian bahwa di akademi tersebut memiliki pengawas yang dipandang oleh semua orang begitu galak dan menakutkan?
Pengawas itu adalah pangeran sendiri.
Seharusnya orang-orang merasa terhormat karena yang menjadi pengawas di akademi adalah pangeran dari kekaisaran mereka sendiri.
Tetapi kenyataan yang ada malah sebaliknya. Mereka tidak suka dan takut terhadap pangeran.
Leandro Roxanne, merupakan pangeran kesatu dari Kekaisaran Arphen. Dia memiliki rambut sehitam langit malam dan mata biru bagaikan kumpulan kepingan es yang menyatu. Kulitnya putih dan halus tanpa cacat.
Pangeran pertama bagaikan pahatan paling sempurna yang pernah ada.
Namun, dia memiliki sifat yang bertolak belakang dengan penampilannya. Pangeran Leandro jarang bicara, tatapan matanya juga membuat orang merasa tidak nyaman. Dia sedikit kasar dan sering merendahkan orang lain.
Kemudian satu hal lagi, dia lebih suka berbicara dengan Key, serigala putihnya.
"Anna, kamu begitu rajin hari ini."
Suara yang sangat familier memenuhi telingaku. Cepat dan tegas aku menoleh ke samping. Seketika itu juga indra penciumanku dipenuhi oleh wangi maskulin.
"Yang Mulia," panggilku. "Mengapa Anda ada di sini?"
"Pertanyaan yang tidak sopan."
Kalian lihat sendiri bukan? Lihat! Lihat! Pengawas akademi yang menjengkelkan dan paling buruk yang pernah ada. Tentunya bisa membuat tekanan darahmu naik drastis.
"Kamu sedang menghujat saya bukan, Anna?"
"Menghujat Anda? Maaf, lebih baik saya mengerjakan tugas dari profesor. Selamat siang Yang Mulia, semoga hari Anda menyenangkan."
Aku berdiri dan pergi dari tempat itu. Berada di dekat Pangeran Pertama sangat buruk, suasana hatiku seketika berubah. Apalagi caranya bicara sangat-sangat menyebalkan.
Pertama-tama aku akan memperkenalkan diri dahulu. Namaku Anna Redwind, umurku 16 tahun, dan sekarang aku sedang menempuh pendidikan di Akademi Kekaisaran Arphen.
Aku mengambil jurusan sihir dan aku benar-benar bodoh dalam hal itu.
Aku berasal dari desa dan sama sekali tidak punya kenalan di sini, meski itu hanya rakyat biasa.
Aku pikir setelah menjalani hari di akademi ini, aku akan mendapatkan teman. Tetapi itu hanya khayalan saja. Sebagian besar orang adalah bangsawan, mereka kaya, menawan, pintar, dan sangat cemerlang.
Sedangkan aku, hanya rakyat kecil biasa yang tidak pintar, cantik, dan menawan. Sungguh bebek buruk rupa yang tersesat di kumpulan para angsa.