Tapi tiba-tiba dadaku terasa sakit lagi. Sesak dan sulit bernapas.
"Apa kamu butuh bantuan?" sebelum aku menjawab, pandangan mataku mulai kabur dan semuanya menjadi gelap.
***
Ketika terbangun, aku berada di kamarku. Aku bisa menebak bahwa Pangeran Pertama lah yang mengantarku ke sini. Huh, mengesalkan sekali saat rasa sakit itu tiba-tiba muncul di depan orang lain.
Aku melihat jam dan ternyata itu sudah pukul sepuluh malam. Sial, aku melewatkan makan malam, mandi, kemudian tugas yang harus dikumpulkan besok.
Seandainya saja rasa sakit itu tidak ada, waktuku mungkin tidak akan terbuang seperti ini.
Aku turun dari tempat tidur, kemudian menuju meja belajar. Buku tugasku terbuka dan semua tugas sudah selesai. Kapan aku melakukan ini?
"Kamu sudah bangun?" Suara yang datar, tanpa melihatnya pun aku sudah tahu siapa orangnya.
"Yang Mulia." panggilku.
Kami saling menatap satu sama lain untuk beberapa saat. Ketika menatap matanya itu, aku teringat pada mimpi gila dan tidak jelas itu.
Cepat, aku mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Ini makan malam," katanya sambil meletakkan sebuah kotak di atas mejaku. "Besok aku akan datang lagi." setelah mengatakan hal itu Pangeran pergi.
Dia benar-benar orang yang aneh, untuk apa dia datang lagi besok. Sial sekali karena aku berhutang budi kepadanya kali ini, dia juga mungkin tahu tentang keadaanku ini.
Aku menatap kotak makan yang ada di atas meja dan mulai membukanya. Ini bukan masakan dari akademi, apa dia membelinya di luar?