Benteng Goryokaku secara resmi memiliki tuan yang baru. Benteng itu menjadi pusat pemerintahan Oda. Beberapa interior bangunan dirombak total, menghilangkan kesan rezim Fujiwara. Ornamen – ornamen di luar benteng turut terkena sasaran perubahan yang signifikan.
Griffin benar – benar muak dengan gaya kepemimpinan Fujiwara. Dia meminta Kenichi, salah satu jenderal kepercayaannya, untuk menyebarkan pengumuman sekaligus memburu para pendukung Fujiwara. Keputusan itu dia ambil karena tak ingin ada kekacauan di wilayahnya yang baru seumur jagung.
Beberapa nama yang paling diburu tentu saja Hiroshi bersama permaisurinya, Ratu Keiko. Kemudian anak dari Hiroshi, Putri Miyuki. Lalu Akira yang terkenal dengan julukan Fujiwara no Kiiroi Senko, salah satu ninja paling berbahaya dan pendukung setia Fujiwara.
Selain nama – nama tersebut, Griffin juga meminta Jenderal Kenichi untuk memburu para ninja 'Butaiura', yang merupakan pasukan khusus Fujiwara. Sisa – sisa dari mereka mengawal keluarga Hiroshi selama dalam pengasingan.
Berbeda dengan ninja pada umumnya, pasukan Butaiura mengenakan setelan jaket hitam. Salah satu ciri yang paling menonjol adalah mereka mengenakan topeng wajah hewan seperti kucing, kelinci, burung dan beberapa hewan lain.
Pasukan Butaiura adalah pasukan elit yang pertama kali dipelopori oleh Yoshimitsu, pendahulu Hiroshi yang memimpin Fujiwara selama empat tahun. Pasukan khusus ini kemudian diadopsi oleh klan – klan lain sebagai pasukan rahasia.
Pasukan khusus ini biasanya menyelesaikan tugas maupun misi – misi yang berbahaya. Mereka dipilih langsung oleh Pemimpin Fujiwara karena memiliki kemampuan khusus atau kekuatan di atas rata rata.
Umur, jenis kelamin, ataupun klan tidak mempunyai arti apapun saat seorang Pemimpin Fujiwara memilih anggota tim inti Butaiura. Pada setiap misi, tim ini berisi anggota yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Hal tersebut dilakukan agar dapat memastikan kesuksesan dari misi yang diberikan.
Misi yang mereka lakukan juga bukanlah misi yang dapat diambil oleh ninja biasa, seperi pembunuhan, pencarian ninja yang hilang atau pengawasan.
Beberapa misi juga membutuhkan anggota dengan kemampuan khusus seperti membaca pikiran atau mendeteksi keberadaan musuh. Hal ini membuat Butaiura menjadi pasukan yang berperingkat lebih tinggi dari ninja lainnya.
Seorang anggota dari tim ini juga dapat mengundurkan dirinya dan kembali menjadi ninja biasa. Pasukan rahasia Fujiwara ini cukup terkenal selama Perang Boshin yang meletus setahun sebelum kejatuhan Benteng Fujiwara.
***
Menangkap seorang anggota Butaiura bukanlah hal yang mudah dilakukan. Untuk itulah Griffin mengutus Jenderal Kenichi mengemban tugas berat tersebut. Selain karena keseniorannya, Jenderal Kenichi juga salah satu jenderal paling hebat yang dimiliki Oda.
"Jenderal, laksanakan tugasmu dengan baik. Pantang pulang sebelum semuanya sukses terlaksana," kata Griffin memegang zirah Jenderal Kenichi, "Aku tak ingin mendengar kegagalan dalam tugasmu."
"Siap, Tuanku. Saya akan membawa beberapa ninja elit dan ninja pemburu untuk mengejar jejak mereka."
"Bagus.." kata Griffin seraya hendak meninggalkan tempat berdirinya.
Di sisi lain, Jiro berjalan pelan mendekat ke Griffin. "Ayah, izinkan aku yang memburu Akira. Persoalan di antara kami berdua belumlah usai."
"Lakukanlah apa yang kau inginkan, Jiro!"
Setelah mendapat restu ayahnya, Jiro menyisir beberapa lokasi yang mungkin menjadi tempat persembunyian Akira. Dia memulai perburuan dari pinggiran Hutan Aokigahara, lokasi yang menjadi tempat terakhir Akira meninggalkan kunainya.
"Sebaiknya aku bergerak sekarang, Ayah. Aku tak ingin kehilangan jejak orang itu."
"Restuku bersamamu, Putraku."
***
"Jenderal Ryu.." Griffin memanggil jenderal kepercayaannya yang lain untuk melaksanakan tugas pertama sebagai utusan pemerintahan Oda. Jenderal Ryu terkenal dengan teknik api abadi–nya.
Jenderal Ryu adalah salah satu jenderal paling muda di antara deretan jenderal terkenal dalam klan Oda. Salah satu yang membuat Griffin terpikat mengangkatnya sebagai jenderal Oda adalah karena bakat kepemimpinannya. Selain itu, juga karena kemampuan alami teknik elemen api miliknya.
"Baik, Tuanku."
Jenderal Ryu menghadap Griffin, telapak tangan kanannya ditempelkan di depan dadanya, lalu badannya sedikit membungkuk. Dia siap menerima perintah Griffin.
"Jenderal Ryu, pergilah ke selatan bersama pengawal terbaikmu. Aku ingin kau memberikan surat ini untuk Sengoku. Dia adalah pimpinan klan Minamoto, sahabat sekaligus saudara jauh klan Oda."
Griffin menyodorkan sebuah surat yang sudah disiapkannya di balik jubah kebesarannya. Surat itu berbentuk gulungan terbuat dari kulit hewan. Griffin berharap Sengoku bisa menjadi sekutu dekat Oda.
Jenderal Ryu menerima surat itu dari tangan Griffin dengan hati – hati. Setelah itu, dia menyimpannya di balik baju zirah agar lebih aman.
"Jenderal Ryu, kau tahu kenapa aku memintamu membawa surat ini, ketimbang jenderal lain?" tanya Griffin sambil tersenyum tipis.
"Maaf, Tuanku. Saya tidak tahu."
"Karena kau adalah salah satu jenderal yang ku percaya," jawab Griffin lirih.
Griffin berjalan menuju meja kecil di samping singgasananya. Dia mengambil sebuah gelas kaca, lalu kembali mendekati Jenderal Ryu. Dengan sengaja, Griffin menjatuhkannya di depan Jenderal Ryu. Kejadian itu pun disaksikan oleh jenderal – jenderal yang lain, termasuk putra mahkota, Ringo.
Prang..
Gelas kaca yang terjun bebas ke lantai mewah di dalam Benteng Goryokaku itu langsung pecah berkeping – keping. Pecahannya berserakan di lantai.
"Sekarang, Jenderal Ryu."
Seolah menangkap maksud Griffin, Jenderal Ryu memunguti pecahan gelas kaca yang berserakan. Dia berusaha sebaik mungkin agar tak ada satu pun serpihan itu yang tertinggal.
"Bisakah kau kembalikan pecahan gelas itu menjadi sebuah gelas yang utuh, Jenderal?"
Jenderal Ryu kebingungan. Mana mungkin gelas kaca yang sudah pecah dikembalikan ke wujud semula. Sekalipun dia harus mengelem bagian per bagian, itu juga tak akan mungkin membuatnya seperti sedia kala.
"Maaf, Tuanku. Saya tak bermaksud menolak perintah, tetapi itu hal yang mustahil bisa saya lakukan."
Griffin meletakkan kedua tangannya masing – masing di atas bahu Jenderal Ryu. "Ya, kau benar, Jenderal. Kau mustahil bisa mengembalikkan gelas pecah itu kembali ke bentuk asalnya."
Jenderal Ryu tambah bingung. Bibirnya tertutup rapat tak menjawab apapun.
"Seperti kepercayaanku padamu. Jika kau merusaknya, dia tak akan bisa kembali seperti semula, Jenderal."
Jenderal Ryu menjadi gemetaran, tetapi dia menahan gejolak itu agar tak terlihat dengan jelas. Meski beberapa bulir keringatnya keluar tanpa seizin darinya. Ucapan Griffin di telinganya terngiang jelas. Dan, itu sangat ngeri baginya.
"Siap, Tuanku. Saya akan menjaganya sebaik yang saya bisa lakukan."
Griffin menarik nafas panjang, lalu mengeluarkan secara perlahan. "Tidak seperti itu caranya. Sekuat apapun kau menjaganya, suatu saat gelas itu akan pecah. Tapi, simpanlah dalam hatimu. Jangan kau keluarkan. Itu yang harus kau lakukan."
"Baik, Tuan. Saya mengerti maksud Anda."
Griffin berputar seratus delapan puluh derajat. Dia berjalan pelan menuju singgasana barunya. Sebelum itu, dia sedikit memberi pesan pada Jenderal Ryu, "Tolong sampaikan salam dariku. Katakan padanya, aku ingin mendengar jawaban yang baik, sesuai itikad baikku."
Jenderal Ryu setengah membungkuk sebagai tanda siap melaksanakan perintah Griffin. Dia bergegas mengumpulkan sejumlah pengawal terbaiknya agar tugas itu menjadi lebih mudah diselesaikan.
***
"Satoru.. Shima.. ikutlah denganku pergi ke klan Minamoto," Jenderal Ryu memanggil dua nama pengawal yang sangat dipercayainya. Hampir setiap misi yang diterima Jenderal Ryu, dia selalu melibatkan kedua pengawal itu.
Keduanya sedang asyik memeriksa perbaikan ornamen bagian luar Benteng Goryokaku. Mereka menjadi cukup terkejut dan salah tingkah dengan kedatangan Jenderal Ryu yang mendadak itu.
"Baik, Jenderal," jawab mereka serempak.
"Siapkan kuda terbaik. Kita akan berjalan cukup jauh ke wilayah selatan."
Satoru dan Shima bergegas menuju kandang kuda yang dibangun di pinggir benteng Goryokaku. Selama dalam penguasaan Fujiwara, tempat itu dulunya adalah gudang penyimpanan senjata dan barang – barang rampasan.
Satoru dan Shima adalah dua pengawal dengan kemampuan khusus. Jika Satoru hebat dalam mendeteksi keberadaan musuh, maka Shima adalah ninja yang cukup ahli dalam membaca pikiran lawan.
Itu bukanlah hal yang mengejutkan, sebab Satoru dan Shima adalah mantan anggota pasukan bayangan klan Oda selama hidup nomaden. Keduanya juga sering mendapat perintah pengintaian serta memeriksa wilayah yang akan menjadi tempat persinggahan orang – orang klan Oda.
Dengan cekatan, Satoru menarik tali yang mengekang kuda berbulu putih kekuning – kuningan sewarna susu. Kuda bernama 'Uma' itu adalah kuda yang menjadi kendaraan andalan milik Jenderal Ryu dan salah satu yang tercepat di antara kuda – kuda lain.
Selain cepat, Uma juga salah satu kuda yang penurut terhadap tuannya.
Sementara Satoru dan Shima masing – masing mengendarai kuda kembar berwarna hitam kecokelatan dengan ekor putih. Mereka pun bergegas pergi ke wilayah Minamoto di bagian selatan Pulau Honshu. Kawasan yang pada era Fujiwara menjadi kawasan yang sangat berbahaya.
Kecerdikan Griffin dalam situasi ini patut diacungi jempol. Sebab, dia mampu memanfaatkan hubungan buruk antara Minamoto dan Fujiwara selama bertahun – tahun. Perselisihan antar keduanya menjadi sebuah anugerah sendiri bagi rezim Oda bersama Griffin–nya.
Dengan kepemimpinan rezim Oda, yang memiliki hubungan khusus dengan klan Minamoto dalam beberapa tahun silam, sepertinya akan muncul persekutuan baru antar dua wilayah di bagian utara dan selatan Pulau Honshu.
Dua kekuatan dengan dua elemen berbeda akan sangat menguntungkan. Selama ini, musuh utama klan Oda selain klan Fujiwara dengan elemen anginnya, adalah klan Nara. Klan tersebut ahli dalam teknik elemen tanah. Hubungan klan Nara dan klan Fujiwara juga tak terlalu buruk.
Persekutuan dua klan besar ini tentu saja akan menjadi warning bagi klan – klan besar lain di Pulau Hokkaido, maupun di Pulau Kyushu dan Pulau Shikoku. Keberadaan mereka akan terancam jika kedua klan di Pulau Honshu ini benar – benar bersatu.
Untuk mencapai wilayah Minamoto, Jenderal Ryu harus melakukan perjalanan berhari – hari. Dengan membawa surat dari Griffin akan membuat tiga delegasi itu lebih merasa aman.
Jenderal Ryu bersama dua pengawalnya bergegas melintasi belantara yang sangat lebat. Menjadi hal yang wajar jika Fujiwara kesulitan mengepakkan sayap kekuasaannya di wilayah selatan.
Jika di wilayah utara sebagian besar berupa padang sabana dan hutan – hutan kecil, maka di sebelah selatan berkebalikannya. Wilayah itu diisi dengan hutan yang lebat dan luas. Tak jarang kejahatan seperti perampokan, pencurian, dan sebagainya terjadi di jalur ini.
Tindak kriminal seperti itulah yang membuat pengaruh Fujiwara di sebelah selatan sangat lemah. Bahkan, jika ada orang Fujiwara melintasi wilayah itu, nyawa mereka sangat terancam. (RS)