Chereads / Kado Natal Untuk Aku dan Anakku / Chapter 5 - GUNDUKAN TANAH

Chapter 5 - GUNDUKAN TANAH

Langit nampak sudah gelap, karena memang sudah lewat waktu Maghrib. Riga yang baru saja melahirkan, mendengar kabar suami tercintanya telah meninggal pun memutuskan untuk pulang demi melihat jasad suaminya untuk terakhir kalinya. Sayangnya, Riga beserta kerabat dekat yang lain tidak bisa melihat mayat Isam meski terakhir kali, karena kondisi yang memang parah, maka dari itu harus segera dikebumikan.

Riga menyandarkan kepalanya dalam pelukan seorang wanita paruh baya yang wajahnya mirip dengan Riga. Nampak dirinya dan Riga memiliki ikatan batin yang kuat. Sesekali ia mengusap air mata dan cairan dalam hidungnya yang tiba-tiba keluar, dan sesekali memeluk Riga, mengelus punggung Riga agar tenang yang kini sedang menangis sesunggukan. Tak jauh dari mereka, Baskara nampak mengoper tanah kuburan untuk menutupi mayat kakaknya, yang kini mulai tertimbun. Bajunya kotor terkena tanah kuburan, karena ia baru saja masuk ke dalam untuk mengkebumikan kakak sulungnya tadi.

Seorang wanita muda memeluk Ibunya Isam dan Baskara yang juga menangisi putra sulungnya yang mulai tertimbun tanah kuburan segar. Riga, Ibunya Isam dan Baskara, serta beberapa kerabat dekat Isam mulai melempari tanah kuburan baru itu dengan kelopak bunga mawar dan campuran beberapa bunga sebagai penghormatan atas rasa duka mereka terhadap kepergian Isam.

Sesampainya di rumah, beberapa pelayat langsung undur diri untuk pamit. Ada juga yang mampir dulu untuk beberapa lama. Mengobrol dengan pelayat lain atau keluarga dari Isam maupun dari Riga. Bayi mungil yang sejak tadi tidak terlihat pun kini tertidur digendongan seorang wanita muda dari pihak keluarga Isam. Sepupu Isam. Sambil menunggu Riga selesai mandi, sepupu Isam ini terus mengalunkan sholawat pengantar tidur.

Selesai mandi dan ganti baju, Riga segera menggendong bayinya. Para pelayat yang tidak ke kuburan tadi segera mendekat. Sementara dari keluarga Isam maupun Riga, yang tadi ke kuburan dan kini sudah mandi dan ganti baju pun mendekati bayi mungil tersebut.

"Hidungnya mirip banget sama Mas Isam," celetuk seseorang.

"Ayune," puji yang lain.

Riga tersenyum menatap bayinya yang tengah tertidur. Bayi keturunan dari dirinya dan Isam. Harta terindahnya dan Isam. Sayang, Isam belum sempat melihatnya dan anak mereka tidak sempat melihat Ayahnya. Ayah yang tampan luar biasa, baik, dan bertanggung jawab.

"Jadi, Nak Riga, anaknya diberi nama siapa?" tanya Ibu mertuanya.

Riga tersenyum memandang Ibu mertuanya, kemudian memandang bayinya lagi.

"Ashana Kirei. Yang artinya anak yang memiliki sifat baik dan cantik. Nama pemberian Mas Isam," jawab Riga bangga.

Semuanya tersenyum dan memuji nama tersebut terdengar bagus, indah, dan jarang terdengar. Nampak Ibu mertua Riga sangat senang. Beliau mengelus kepala Riga dengan sayang dan mencium kedua pipi Riga bergantian.

"Siapa nama panggilannya, Kak?" kini Baskara yang bertanya.

"Ana. Sesuai dengan permintaan Mas Isam terakhir kali," ucap Riga dan mulai menangis lagi. Kini Mamanya dan Ibu mertuanya bersamaan memeluk Riga. Mereka saling menguatkan, terutama memberi dukungan penuh kepada Riga agar selalu kuat ke depannya dan tidak merasa sendiri. Terlebih dalam pengasuhan Ana. Walaupun Isam telah tiada, namun bagi Ibu mertua, Riga tetaplah menantunya.