Chereads / Kado Natal Untuk Aku dan Anakku / Chapter 8 - TERUNGKAP

Chapter 8 - TERUNGKAP

Setelah jalan bersama dengan Rama beberapa kali yang selalu mengikut sertakan Ana, Riga mulai merasakan rasa nyaman kepada Rama dan juga ada perasaan lebih. Riga nampak tersenyum memasuki ruang ganti. Perasaannya jauh lebih baik sejak kehadiran Rama dihidupnya dan Ana juga nampak senang dengan Rama. Ana seperti menemukan sosok Ayah yang sudah lama dia rindukan dalam diri Rama. Mereka sudah selayaknya anak dan Ayah ketika jalan. Bahkan tak jarang penjual mengira mereka seperti itu. Kini, setelah merasakan kesenangan menikmati waktu, Riga harus kembali bekerja.

Riga hendak memakai baju Santarinanya, ketika seseorang menegurnya membuat Riga terhenti memakai baju costume Santarinya.

"Yah, Ga. Lo masuk?" tanyanya dengan nada kecewa membuat Riga bingung.

"Hah? Iya. Emang kenapa???" tanyanya dengan alis bertaut dan dahi mengkerut. Wajahnya nampak bingung.

"Ngga usah masuk aja deh. Libur lagi," bujuknya.

"Hah?!" kaget Riga memandang orang itu. "Sania, lo sehat?" tanya Riga lalu memegang dahi rekan kerjanya. "Ngga demam kok," ucapnya.

"Iiiih.. emang gue sehat, Ga! Tapi gue minta lo jangan masuk sekarang, biar gue aja ya," ucapnya lalu mengambil alih kostum Santarina, namun Riga menahannya.

"Ngga ngga ngga ngga..! Ini ada apaan sih? Maksudnya gimana minta gue libur lagi?" tanya Riga masih bingung karena todongan temannya itu.

"Nih ya, sejak lo libur beberapa kali kemarin itu, Bu Bos ngasih gue tambahan lemburan. Jumlahnya lumayan banget buat gue yang lagi butuh duit. Bukan cuma itu, kemarin tiba-tiba ada cowok nelfon gue gitu. Tiba-tiba nanyain rekening gue, pas gue tanya siapa dan buat apa, beliau sempet ngga mau jawab namanya. Pokoknya tiba-tiba langsung minta gue kirim rekening. Katanya mau ngasih gue duit tanda terima kasih karena udah gantiin lo libur. Gue kirain dia bercanda, ngga taunya beneran ditransfer duitnya! Mana gede lagi! Asli, lumayan banget nget nget nget buat gue yang emang lagi butuh duit!" cerita temannya panjang.

"Hah?!"

"Hah hah hah hah mulu lu kayak keong!" ledek temannya.

"Ini beneran gue ngga paham, San. Lagian siapa cowok yang transfer lo? Gue kan anak tunggal," ucapnya.

"Emang bukan dari keluarga lo kok,"

"Hah? Jadi siapa?? Lo inget ngga namanya?" tanya Riga penasaran.

"Emmm..." Sania nampak mengingat. "Ohya gue inget! Namanya Priam Rama," ucapnya.

Hah?! Rama transfer Sania??? Ngga salah ini? Ya ampun! batin Riga. Eh, tapi bener Rama yang ku kenal bukan ya...?" batin Riga lagi.

"Ga, Riga.. lo tau ngga? Lo beruntung banget?" ucap Sania memecah lamunan Riga.

Riga nampak bertambah bingung lagi. Entah kejutan apalagi yang harus dia dengar.

"Pak Rama yang transfer ke gue dan ngaku ke gue katanya lagi deketin lo, usut punya usut nih, gue nanya ke Bu Bos, katanya CEO Mall ini!" pekik Sania membuat Riga membelalakkan matanya dan membuka mulutnya karena terkejut dengan apa yang didengar.

"Lo bercanda, San!" ucap Riga.

"Yeee... ngapain juga sih gue bercanda! Beneran! Coba lo tanya sama Pak Rama langsung,"

"Tapi dia ngomong sama gue kalo dia sales,"

"Sales? Sales apaan? Masa iya Bu Bos boong sama gue?!" seloroh Sania.

Riga terdiam. Iya juga ya... Bosnya tidak mungkin berbohong. batinnya.

"Jadi, nih kostum gue yang pake ya," tanya Sania dengan wajah senang.

"Ngga! Gue aja," ucap Riga lalu memakai kostum Santarinanya dan segera pergi dari ruang ganti baju. Sania yang masih di dalam ruangan ganti baju hanya bisa manyun. Hilang sudah duit tambahannya lagi.