Chereads / Tira dan Angga / Chapter 52 - Percakapan di Restoran

Chapter 52 - Percakapan di Restoran

Beberapa waktu berlalu, mereka semua terjebak kemacetan di jalan tol. Siapa yang mengira jika perjalan menuju Banten bisa memakan waktu yang lama seperti ini.

"Bisa aku bicara?" seru Yonathan yang mulai bosan dengan perjalanan mereka.

"Ya," ucap Tira penuh semangat.

"Untuk apa Kita disini dan buat apa?" tanya Yonathan kesal.

"Baiklah bocah, let me tell you something important! So today we will looking for Mr Angga first love the name is Amora Cintrawani pretty name hah!!" senyum Tira penuh semangat.

"What the heck with that? Im leave my home, so long away just for that!!" sahut Yonathan kesal.

"Shut up outsider!! if want join with my gang you must follow us, every where we going understand!!" ucap Tira dengan nada mengancam.

"Yess miss..."jawab Yonathan ketakutan.

"Bahasa inggris kalian berantakan, seharusnya begini let me tell you something important! so today we are going to look for Mr. Angga's first love, his name is Amora Cintrawani, a beautiful name isn't it! seperti itu!"

"I doesn't care about that mr grammar!!" sahut Tira cuek.

"I know that my Tira..." balas Angga cuek.

"Hey cukup bicara bahasa penjajahnya siapa yang lapar?" seru Arjun.

"Sejak kapan inggris menjajah Indonesia. Kita itu jajahan belanda bodoh..." singgung Sarah

"Kita pernah dijajah Inggris Sarah, pada tahun 1811-1816 selama 5 tahun dan peninggalannya pun banyak salah satunya adalah Museum Bogor, Bunga Rafflesia Arnoldi dan lain-lainnya.." terang Yonathan.

"Wah kau pintar juga ya..." puji Tira.

"Aku suka belajar sejarah," ujar Yonathan menunduk malu.

"Hih... mengerikan," sahut Tira.

"Kita hidup dimasa depan lupakan masa lalu," seru Tira santai.

"Masa lalu butuh dipelajari untuk belajar," sahut Luca

"Diam kau, dasar anak rajin!!" ejek Arjun

"Berisik kau, raja Alfa!!" balas Luca kesal.

Tira yang melihat kegadugan teman-temannya langsung menunjuk kearah sebuah restoran agar Angga mengarahkan mereka kesana.

"Wah lihat!! Ada makanan.. Om Angga turunkan kita ke sana ya..." sela Tira.

"Baik," jawab Angga langsung menuju restiran tersebut dan memarkirkan mobilnya disana.

Dan sepuluh anak dan satu orang dewasa itu sampai disebuah restoran serdehana yang menjual makanan khas Sunda.

"Bu Hamburgernya satu ya!!"

"Pltak!!" satu pukulan tangan Tira mendarat di kepala Yudris.

"Ini Restoran Sunda, tidak ada hamburger duduk dan makan!!" geram Tira.

"Iya bos..." sahut anak laki-laki itu lalu mencari tempat duduk.

"Hm.. by the way boss, why you invite us for this mission?" tanya Sara pernasaran.

"I need Friends," jawab Tira sambil tersenyum.

"why did you invite us on this mission, miss Sarah.." sela Angga yang baru saja datang sehabis memarkitkan mobilnya.

"Berhentilah menjadi kamus bahasa inggris mendadak okkay!" seru Tira.

"Maaf, kebiasaan!!" sahut Angga mengelus kepala kedua anak gadis itu.

"Hoi, rambutku Tuan!! Rambut berhargaku yang cantik..." gerutu Tira.

"Rambutku akan selalu begitu Sarah.." sahut Tira cuek dan menuju tempat duduk.

Beruntungnya mereka mendapatkan kursi disebuah tempat tanpa alas kaki dengan meja yang sangat panjang sehingga cukup untuk 11 orang.

Para pelayanpun datang memgantarkan menu dan anak-anak itu saling berebutan menu. Sehingga Angga harus meminta untuk memberikan buku menu satu-satu terhadap anak-anak itu.

"Jadi Yonathan fisikmu paling lemah disini, jadi agar kau tidak jadi beban. Apa kau punya alergi. Jika hanya satu itu bagus, jika lebih dari satu kami akan mengantarmu pulang..." ujar Tira cuek.

"Tira..." tegur Angga.

"Mengapa, rumah sakit Ayahku memang banyak tapi kalau kesana terus akan repot. Kita harus rasional, Uncle.." jawab Tira.

"Tapi kamu tidak bi..."

"Aku tidak punya alergi, kamu tenang saja..." sela Yonathan.

"Jika kau bohong aku akan membiarkanmu mati di jalan, setuju!" ucap Tira mengulurkan tangannya.

"Ya!!" jawab Yonathan menjabat tangan Tira.

Melihat sikap Tira, Angga menjadi cemas dan menasehatinya jika Tira harus lebih baik dalam berkata-kata. Karena tidak semua akan menerimanya.

"Tira tidak boleh seperti itu pada teman, mungkin karena kamu mudah mendapatkannya jadi kamu tidak tahu bagaimana cara memperlakukannya dengan baik. Akan tetapi untuk orang sepertiku itu sulit jadi jika kamu punya banyak rawatlah dengan baik ya..." tegur Pemuda manis itu.

Tira menundukkan kepalanya lalu, gadis kecil itu menatap mata Angga. Dia melihat bagaimana wajah sendu itu memberikan ekspresi mata yang tidak kalah sendunya.

"Yonathan aku minta maaf ya,dan tolong untuk kata-kataku. Aku bukan perempuan manis aku mengatakan apa yang dipikiranku. Karena aku bukan manusia palsu yang mengatakan aku tidak keberatan lalu membicarakannya dibelakang. Aku adalah orang yang mengatakannya didepanmu agar kamu tahu dan bisa berpikir secara rasional.." ujar Tira meminta maaf pada Yonathan

"Akan tetapi aku sadar, memang tidak semua orang menyukai itu. Namun, aku berjanji jika kamu bertahan menjadi temanku maka, satu jarimu pun tidak akan kulepaskan dari gengamanku ini," imbuhnya sambil mengacungkan jari kelingkingnya.

"Ya, aku tahu kamu seperti apa? Dan aku sangat suka hal itu!" balas Yonathan sambil tersenyum.

Angga memperhatikan wajah anak laki-laki itu wajah pemuda itu seketika musam. Hatinya gundah dan mulai berpikir apakah gadis kecipnya akan berpaling.

"Jangan Tira, jangan tinggalkan aku untik bocah lemah yang bahkan tidak bisa berlari untuk meraihmu. Cintai aku, karena aku bahkan ketika aku tidak bisa berlari untuk meraihmu aku akan melakukannya...." batin Angga muram.

Yonatahn melihat kearah Angga di heran mengapa tiba-tiba pemuda itu menjadi diam. Dia ingin bertanya namun, sebuah memori mengingatkannya kembali.

"Jaga hatimu, she's mine...."

"Ah, benarkah? Benarkah kakak ini suka dengan Tira. Jika ia apakah Tira akan membalasnya ya..." pikir Yonathan.

"Tapi kalau dipikir-pikir anak laki-laki ini mereka semua seperti suka pada Tira, wah.. wah.. sepertinya sainganku tidak sedikit ya...." guman Yonathan.

Sarah yang berada di samping Yonathan bingung melihat ekspresi wajah temannya itu lalu menegurnya.

"Kau bicara apa Yonathan?" tanya Sara pada anak laki-laki itu.

"Tidak, tidak ada.." jawab Yonathan.

"Bohong, aku tahu kau itu oasti sedang berpikir mengapa TUHAN bisa menciptakan perempuan seindah diriku ini bukan," ujar Sarah sambil mengedipkan matanya pada Yonathan.

"Terlalu banyak warna diwajahmu aku tidak suka, justru aku berpikir mengapa bisa ada perempuan seabstrak dirimu di dunia ini," jawab Yonathan ketus.

Sarah yang kesal dengan ucapan Yonathan pun lamgsung marah dan menyerang Yonathan dengan kata-katanya. Selain dikenal genit, sarah juga dikenal memiliki lidah yang tajam dan tepat makanya dia menjadi langganan untuk mengikuti lomba debat bahasa Indonesia. Sedangkan yang bahasa inggris diisi oleh Tira.

"Hell yeah.. awalnya kau membenciku lihatlah nanti betapa terkejutnya dirimu saat akulah perempuan yang ingin kau jadikan istrimu kelak. Engkau akan bersujud dan menangis-nangis untuk menjadikan aku belahan jiwamu tapi, aku akan menolakmu karena fisikmu yang lemah wajah tampan dan pintar adalah nomor sekian dari laki-laki..." balas Tira.

"Oh ya, masa ini bukan jaman purba kekuatan fisik bukan segalanya kamu seperti orang yang mengalami kemunduran bertahan hidup.." balas Yonathan.

"Baiklah ku berikan 3 pilihan yang manakah yang akan dipilih oleh Anggita dan juga Tira dari antara tiga pria yang berbeda. Jika kamu tidak terpilih sadarilah bahwa kamu itu kurang dan merasa beruntunglah jika ada yang mencintaimu 10 menit lalu sebelum mulut tidak terdidikmu itu berucap!!" tantang Sarah.

"Baik, aku tidak takut!" terima Yonathan.

"Tira, sayang..." panggil Sarah.

"Apa?" sahut Tira cuek karena sedang memilih makanan.

"Dari Kak Angga, Arjun, dan Yonathan yang manakah kiranya sosk yang akan kamu jadikan suami?" tanya Sarah sambil menyipitkan matanya kearah Yonathan.

Angga yang tadinya sibuk memilih menu pun langsung mendnegarkan dengan saksama dan pernasaran siapakah yang akan dipilih oleh gadis kecilnya itu.

"Arjun," jawab Tira tanpa berpikir.

Mendengar jawaban Tira, Angga dan Yonathan pun langsung memasang wajah muram mereka.

"Ke..."

"Kenapa!!" tanya Angga terkejut.

"Ya, kalian berdua memang memiliki isi kepala yang superior. Dan Arjun memang dibawah kalian akan tetapi, kalian berdua itu lemah dan aku tidak mau punya pasangan yang lemah. Siapa yang akan melindungiku yang satu memiliki lemah kejiwaannya yang satu fisiknya jika aku membutuhkan dukukan dari salah satunya kalian tidak bisa diandalkan...." ujar Tira.

"Ibuku juga mengatakan bahwa suami harus dihormati seperti layaknya Dewa. Lalu ayahku mengatakan bahwa suami harus memiliki sifat pelindung Dewa. Jadi mereka berdua itu tidak memiliki hal itu jadi siapa yang mau kujadikan suami, " ujar Tira.

Jawaban Tira yang santai berhasil membuat 2 orang itu merasa gagal Yonathan tidak mampu lagi berkata-kata dan langsung merasa tidak pantas untuk Tira.

Dia tersadar bahwa dirinya tidak lebih dari sekedar teman yang ingin dilingungi dari Tira. Kebaikan hati yang diterimanya bukanlah cinta melainkan kasih sayang terhadap sesama manusia.

Namun, disisi lain Angga tidak menyerah dia semakin berusaha untuk pulih. Karena dia ingin Tira bisa dimilikinya.

"Hoi Tira, kenapa memilihku aku kan tidak hanya pandai olahraga memangnya kamu mau punya suami tolol?" tanya Arjun pernasaran.

"Jangan berharap kampret, aku menjawab itu hanya untuk bertanya kepadanya kedua bagaimana respon mereka.." jawab Tira.

"Jadi Om Angga dan Yonathan, jika seandainya kalian mencintaiku dengan sepenuh hati dan jiwa. Lalu mendengar kata-kataku yang seperti itu apa jawab kalian?" tanya Tira pernasaran.

"Aku akan menyerah dan membiarkanmu bersama Arjun jika itu membuatmu bahagia,"

"Aku akan berjuang!!"

Siapa dari mereka berdua yang akan menjawab berjuang?

Dan siapakah dari mereka yang akan memuaskan Tira?

Hanya di Tira dan Angga....