"Jadi Om Angga dan Yonathan, jika seandainya kalian mencintaiku dengan sepenuh hati dan jiwa. Lalu mendengar kata-kataku yang seperti itu apa jawab kalian?" tanya Tira pernasaran.
Kedua orang itu menundukkan kepala mereka dan berpikir kira-kira apa yang akan mereka lakukan jika hal itu seandainya terjadi.
Yonathan mulai memutar otaknya, dan dia mencari kata-kata yang akan membuat Tira mungkin akan merubah pilihannya.
Sedangkan Angga hanya menunggu Yonathan yang sedang berpikir karena dia sudah tahu jawaban yang akan diberikan dan dia tidak mau Yonathan menconteknya.
Mereka berdua pun mengangkat kepala mereka dan mulai menjawab
"Aku akan menyerah dan membiarkanmu bersama Arjun jika itu membuatmu bahagia," jawab Yonathan lembut.
"Aku akan berjuang!!" jawab Angga lugas.
Mendengar jawaban Angga, Yonathan pun tersenyum angkuh dia tahu bahwa Tira akan merasa jika Angga sangat egois dan akan memilihnya.
Akan tetapi senyum Angkuhnya menciut ketika dilihatnya sahabat-sahabat dari Tira tersenyum takjub oleh jawaban Angga.
"Ada apa?" batin Yonathan.
"Kenapa?" Tira bertanya-tanya.
"Kenapa apa?" tanya Angga kikuk.
"Kenapa memperjuangkanku jelas-jelas aku tidak mau denganmu apalagi kau pun juga lemah fisik jadi secara lemah, kau lebih lemah dari Yonathan. Jadi... kenapa memaksa?" tanya Tira pada Angga.
"Aku berjuang untuk berubah menjadi sosok yang bisa melindungimu walaupun itu bertentangkan dengan kekuatanku. Walau aku harus mati itu hanya untukmu. Walau aku harus menghadapi ketakutan dan menjadi gila itu untukmu dan jika seandainya aku menjadi tidak waras lupa padamu dan menyakitmu..." ujar Angga.
"Lalu aku mengingatmu dan membunuh diriku atas penyesalan itu. itu untuk dirimu. Jika seandainya aku tidak bisa menyusulmu dengan tubuhku yang sakit aku akan berusaha selama kepala ini bisa digerakan ke tanah dan lidah bisa menarik tubuh aku akan melakukannya. aku akan berjuang untuk cintaku padamu!!" tambahnya.
Tira memasang wajah cueknya dia menatap Angga dingin dan mengatakan.
"Aku lebih bahagia bersama Arjun daripada mu karena kelemahanmu meskipun itu untukku pada akhirnya merepotkanku. Jadi. apa yang akan kau lakukan?" tanya Tira semakin pernasaran.
"Aku akan melepaskanpu tapi tidak berhenti mencintaimu. Dan tidak berhenti memperjuangkanmu selamanya aku akan selalu mencintaimu dan akan mempertahankan cinta itu dalam hatiku.." jawab Angga.
"Untuk apa aku kan sudah membuangmu menolakmu dan tidak mau denganmu. Untuk apa melakukan hal konyol dan idiot itu cintailah seseorang dengan bijaksana!!" Ucap Tira dingin.
"Agar kamu tahu. Jika dia mengecewakanmu aku akan siap menjadi pelarianmu. Kamu bisa meninggalkanku jika kalian berbaikan. Dan datang kepadaku lagi jika dia mengecewakanmu lagi," jawab Angga.
"Itu tidak bijak, om mau ditinggal lagi?" tanya Tira semakin pernasaran dengan jawaban om kesayangannya ini.
"Selama kamu bahagia Tira lakukan apa yang ingin kamu lakukan padaku karena aku mencintaimu. Seperti aku menantikan berkat Dewa tidak pernah berhenti. Aku tidak butuh kebijaksanaan karena cinta itu tentang kesabaran dan keikhlasan sama seperti menantikan berkat dari Dewa," jawab Angga lembut.
"Kamu bukan dia, kamu akan tidak akan menyaki...."
"Bagaiman jika iya, bagaimana jika aku ini me.. me ...."
"Menantikan berkat Dewa itu tidak ada penyesalan karena bisa melakukannya pun sudah sebuah anugerah,"
Mendengar jawaban Angga, Yonathan heran dan dia semakin yakin dengan jawabannya sendiri. Akan tetapi senyum dari anak-anak lain membuatnya ragu.
Lalu Yonathan melihat kearah mata Tira, dan dia terkejut melihat senyum Tira yang sangat lembut dan cantik yang diarahkan kepada Angga.
"Sebuah kebanggaan bagiku jika bisa memiliki sosok suami seperti Om Angga. Karena orang kuat bukan tentang kekuatannya tapi tentang semangatnya. Dan orang seperti itulah yang akan ku jadikan suamiku. Seperti Rama yang selalu memperjuangkan cinta Sita dengan segala kondisinya. Aku ingin dicintai seperti itu oleh suamiku kelak..." Tira tersenyum manja.
Gadis kecil itu lalu meninggalkan meja dan memesan menunya dikasir. Angga tersenyum tipis sedangkan Yonathan gusar dan merasa kalah telak padahal ini hanya permainan namun, hatinya begitu panas.
"Aku memilih Yonathan, karena dia lembut walaupun kelemahan banyak itu tidak masalah Om Angga juga banyak kelemahan akan tetapi Tira bisa untuk selalu disampingnya. Akan tetapi karakter Om Angga terlalu sulit aku lebih suka yang terlihat jelas seperti Yonathan," jawab Anggita.
Mendengar jawaban Anggita Yonathan terkejut. Dia melihat senyum gadis kecil itu dan terheran-heran dengan jawaban yang diberikan olehnya.
Yonathan pun menatap sarah dan tersenyum dia merasa bangga karena ada yang memilihnya.
Namun, respon Sarah berbeda dia tidak terlihat kesal. Dia malah terkekeh-kekeh, Sara menghampiro Yonathan dan membisikan kata-kata ke Yonathan.
"She not the girl, who you want.." bisik Sarah lalu terkekeh.
Yonathan memandangi Sarah dengan tatapan merinding. Bagaimana dia bisa tahu, siapa yang diinginkan olehnya. Sarah terus terkekeh dan kemudian tersenyum, karena dia tahu Yonathan sadar betapa rendah dirinya sekarang.
Dan yang dipikirkan oleh gadis itu benar Yonathan merasa hancur bukan karena dirinya kalah dari Angga. Namun, karena dia tahu bahwa Tira tidak akan pernah menatapnya sebagai sosok laki-laki di matanya.
"Yonathan, ada apa inikan hanya permainam kau jangan seperti itu. Justru bagus kekalahan hari ini akan mengajarkanmu untuk berubah yang walaupun gadis itu bukan aku, tapi seperti pepatah mengatakan banyak ikan di laut..." hibur Tira yang baru saja datang sehabis memesan makanan di kasir.
"Ya, terima kasih.." jawab Yonathan.
Angga memandangi Yonathan dengan perasaan puas dia merasa menang meski ini bukan pertandingan sebenarnya.
Namun, dia tahu bahwa Tira adalah penilai yang ulung dan tidak pernah memberikan kesempatan kedua. Jadi, jika kamu tidak bisa meyakinkannya sekali, maka kamu tidak akan menyakinkannya lagi.
"Terima kasih, Tira karena sudah memilihku.." ucap Angga lembut, dia sengaja membuat Yonathan kesal.
"Ya, ya... sama-sama aku melakukannya karena kau pantas. Saat nanti bertemu dengan dia lakukan hal yang sama ya..." ujar Tira tersenyum riang.
Mendengar kata-kata gadis kecil itu, suasana hati Angga seakan hancur. Karena Tira tidak pernah memikirkan sosoknya sebagai seorang yang akan mendampinginya. Bagi gadis kecil itu antara dirinya dan Angga hanyalah sebuah permainan sebagai sahabat.
"Dia, dia siapa?" tanya Yonathan riang.
Anak laki-laki itu merasa dia dapat menemukan cela untuk merebut Tira dari dekapan pemuda itu. Yonathan tersenyum angkuh dan sangat pernasaran dengan gadis dibicarakan oleh Tira.
"Adalah... tapi aku tidak tahu maksudnya jika dia suka menikah. Maka kita gagal tentu saja, tapi jika belum maka itu artinya seorang yang akan menikahinya hahaha ya kan om Angga," kekeh Tira manis.
"Iya Tira, ass you wish little miss..." semyum Angga.
Tira melihat senyum pada bibir Angga namun, gadis itu tidak memperhatikan tatapan matanya yang kosong.
Tira hanya fokus pada senyum itu namun, entah kenapa ada perasaan takut dalam dirinya. Dia takut akan kehilangan sosok yang selalu ada dipihaknya itu.
Dia takut Angga akan menjauh darinya, tapi disisi lain entah kenapa Tira merasa tenang seakan hal itu tidak akan terjadi.
Sang merpati kecil telah terbang bersama dengan merpati jantan itu mereka melintasi langit.
Dan saat itu merpati kecil menyadari banyak tantangan yang harus dilewati untuk terbang bersama-sama.
Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Hanya di Tira dan Angga...