Setelah menghabiskan makanan mereka. para gerombolan anak-anak itu kembali melanjutkan perjalanan mereka.
Angga mengemudi dengan sangat lambat sampai-sampai sebuah sedepa bisa menyusul laju mereka.
"Tolong ya, kepada Kakak Angga Mahesa yang terhormat!! Nyetirnya niat gak-sih!!?" gerutu Arjun.
"Setidaknya kali ini, tidak dikalahkan oleh penjalan kaki..." sahut Tira.
"Kecepatan ini sudah sempurna sepedanya yang salah," bela Angga tidak terima.
"Cara mengemudimu yang salah kalau ini bukan jalan Tol, aku sudah mengambil alih mobil ini..." balas Tira.
"Kejam..." sahut Angga.
"Bodo amat," jawab Tira kesal.
Sedangkan mereka bertiga bertengkang dikursi belakang 4 orang anak lainnya sedang main monopoli.
"10 dolla itu kemahalan turun dikir untuk harga teman!!" seru Gibran.
"Berisik, mana ada yang begitu!" sahut Yudris.
"Ah siapa peduli aturannya sudah cepat selesaikan transaksinya aku hampir menang sialan!!" sahut abimanyu
"Tak bisakah kita bermain dengan tenang saja teman-teman," sahut Yonathan yang terjebak diantara mereka berempat.
"Maaf ya, Yonathan tapi... nanti ketika kita sudah menjadi sahabat super dekat kamu akan terbiasa sekali. Lihatlah dua 3 manusia itu mereka tidur dengan nyenyak padalkan posisi depan dan belakang sedang bertengkar..." terang Abimanyu.
Yonathan mulai memperhatikan isi mobil ini dan benar seperti yang dikatakan oleh Abimanyu. Mereka semua sudah saling memahami dan mengerti satu sama lain. ada dua orang yang tertidur lelap padahal ditengah mereka ada seorang anak yang terus mengeluhkan laju mobil ini.
Ada 2 anak lagi sedang tidur dengan lelapnya disaat tepat dibelakang mereka sedang ribut masalah uang monopoli. Sungguh pertemanan yang luar biasa dan anehnya dirinya merasa sangat nyaman dengan itu. Mungkin ini adalah pertama kalinya dia bisa merasakan kedamaian seperti ini.
Beberapa waktu kemudian mereka telalh keluar dari jalan tol. Tira yang sudah tidak tahan dengan kecepatan mobil yang begitu lambat meminta Angga untuk bertukat tempat dengannya. Dan pemuda itu langsung menuruti permintaan gadis kecil kesayangannya itu.
Tira memasuki mobil dia menempati kursi pengemudi dan mulai melaju dengan kecepatan yang cukup, sebenarnya dia ingin lebih cepat dari itu. Namun, pertama kali dia melakukannya wajah Angga terlihat sangat pucat dan itu membuat dirinya merasa tidak enak.
"Haha haih!!! Hahaha... ini baru namanya naik mobil!!" seru gadis kecil itu.
"Lebih cepat lagi Tira!!" pinta Arjun.
"Jangan gila kau Arjun, ingat terakhir kali kau minta Tira mengemudikan mobil lebih kencang kita kehilangan uang jajan yang kita kumpulkan selama 1 bulan!!" ujar Luca.
"Apakah itu salahku?" sahut Arjun tidak peduli.
"Sialan kau," sahut luca kesal.
"Hoi diam, lihat hanya kita bertiga yang membuka mata disini. Om Angga sudah tidur beberapa detik lalu, aku sudah pesan hotel untuk kita menginap dan semuanya itu akan dibayar pakai uang om Angga hahaha ...." kekeh Tira tertawa kecil.
"Cerdik kau Tira," sahut Arjun.
"Athira Chandra gituloh..." balas Tira bangga.
"Apakah dia tidak akan marah?" tanya Luca sedikit khawatir.
"Tidak... karena dia sangat kaya," sahut Tira terkekeh.
"A.. ku tidak akan ikut campur jika nanti kau terkena omel Tira," sahut Luca ragu.
"Luca, luca Om Angga itu sangat menyayangiku dia tidak akan marah. Karena aku sudah bilang hahaha..., aku tidak sekriminal itu lu-ca..." seru Tira kesal dengan sikap temannya yang berlebihan itu.
"Ya, tidak sekriminal itu.. katakan depan anak-anak yang kau ambil dari orang tuanya ini," sindir Luca datar.
"Aku yakin orang tua kalian tidak akan marah kan sudah sering hahaha...." belas Tira terkekeh.
Akhirnya mereka bertiga terus berbicara sampai mereka tiba di hotel. Tira membangun Angga yang tertidur sedangan arjun dan Luca membangun teman-teman yang lain.
Tira menyuruh Angga pergi bersama luca untuk mnyewa kamar hotel. Karena jika mereka semua pergi bersama-sama pasti, Angga akan dicurigai sebagai pelaku penculikan anak. Padahal penculik sebenarnya adalah gadis berusia 13 tahun.
Dan jika Angga dan Tira menyewa hotel bersama maka, Angga akan dicurigai sebagai pelaku tindak asusila. Jadi lebih baik Angga menyewa kamar bersama dengan Luca.
Seusainya dua orang itu menyewa kamar Tira dan geng pun langsung membawa barang bawaan mereka, dan naik menuju kamar bersama-sama.
Sesampainya di kamar seluruh anak-anak itu langsung menidurkan diri mereka di ranjang kamar hotel.
Angga sebagai yang tertua diantara mereka menegur mereka dan menyuruh mereka untuk mandi. Akan tetapi anak-anak itu menolaknya, pemuda itu pun kesal dan menarik semua anak laki-laki itu satu persatu ke kamar mandi kecuali Yonathan.
Dan ketika semuda anak laki-laki itu telah terkumpul, pemuda itu langsung menyalahkan shower pad akamar mandi dan mengguyur mereka hingga mereka semua terbangun.
"Hoi, om Angga ayolah!!"
"Kenapa sih..."
"Aduh basah nih..."
Mendengar keluhan anak-anak itu pemuda itu menundukkan kepalanya dan menatap wajah mereka dengan tatapan seramnya.
"Jangan bermimpi untuk menaruh tubuh kalian diranjang sebelum kalian semua pergi mandi dasar anak-anak nakal!!" Angga menatap mata anak-anak itu dengan tajam.
"Ini tidak adil!! Kenapa Yonathan tidak dibawa kemari apakah dia gadis!!" protes Yudris.
"Iya benar itu!!" sahut anak-anak lainnya.
"Kamu mau merawat dia kalau penyakitnya kambuh?" balas Angga.
"Tidak," jawab anak-anak itu serentak.
"Dan itulah jawabannya, sekarang mandi!!" perintah Angga lalu meninggalkan anak-anak itu.
"Iya Om Angga!!" sahut mereka.
Angga pun meninggalkan kamar mandi dan merapihkan ranjang hotel yang habis ditiduri oleh anak-anak nakal itu dan juga mengambilkan baju para anak-anak itu.
Dengan rapi, Angga menyusun pakaian anak-anak itu dari baju hingga pakaian dalam lalu kembali ke kamar mandi dan meletakkannya bersama dengan handuk mereka.
"jika sudah selesai pakaian sudah dikamar mandi ya!!" ucap Angga dengan nada suara yang agak meninggi.
"Ya, Om Angga!!" sahut anak-anak itu.
Beberapa menit kemudian anak-anak itu selesai mandi dan berpakaian mereka pun langsung membaringkan tubuh mereka ditempat tidur.
Angga yang melihat anak-anak itu telah tertidur lelap bangkit dari sofa hotel dan mengambil handuk anak-anak itu lalu melipatnya dan meletakannya di meja.
Setelah itu dirinya langsung pergi mandi dan membaringkan tubuhnya bersama dengan anak-anak itu.
Angga menyewa Kamar hotel dengan kasur 3 ranjang. Dimana Tira, Sarah dan Anggita berada di satu ranjang sedangkan Yudris, Arjun, Luca, Rehendra berada dalam satu Ranjang. Disusul oleh dirinya, Gibran, Abimanyu, dan Yonathan berada dalam satu ranjang yang sama.
Dan mereka semua pun tertidur dengan lelapnya, dengan tv yang menyala dan menontoni mereka yang tertidur lelap.
Di tengah malam Tira yang tertidur tiba-tiba terbangun gadis kecil itu mencium wangi shampoo pada dari tempat ranjang para anak laki-laki. Tira yang mengetahui bahwa anak-anak itu telah mandi tidak mau kalah dan langsung mengendong teman-teman perempuanya ke kamar mandi satu persatu lalu menyiram mereka dengan air shower.
"Bangun pemalas time to shower!!" sapa Tira.
"Kamu serius Tir," protes Anggita.
"Shus... diam, anak laki-laki itu semua sudah mandi hanya kita yang belum," balas.
"Kamu yakin Yonathan sudah mandi juga?" tanya Sarah.
"Apakah kita punya riwayat penyakit jantung?" tanya Tira lagi.
"Tidak, "jawab mereka berdua serentak.
"Ya, itulah sebabnya kita mandi dan dia tidak.. alias dia akan mandi esok hari..." jawab Tira.
"Sekarang mandi dan Sarah ku pinjam bajumu ya.." ucap Tira sambil menunjukkan baju gadis itu yang sudah berada ditangannya.
"Jadi itulah sebabnya mengapa aku diperintahkan untuk membawa baju lebih boss," keluh Sarah pasrah.
"Yap, kau benar..." kekeh Tira.