Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Jera(Wa)t Cinta Jeje

🇮🇩iK_Gea27
--
chs / week
--
NOT RATINGS
15.3k
Views
Synopsis
Ketika cantik itu diukur dari seberapa mulus wajah elo, Lalu apa yang bisa dilakukan Jeje sebagai seorang cewek yang hampir setiap hari berkutat dengan jerawat dan pasukannya? Jangankan untuk mendapatkan wajah bersih dan bening, untuk sekedar menghentikan jerawatnya tumbuh saja Jeje sudah kerepotan setengah mati. Cerita ini tentang Jeje, Seorang cewek yang insecure dengan sejengkal bagian tubuh paling depan yang selalu bermasalah dengan Jerawat, komedo dan sejenisnya. Lalu ketika cinta dengan manisnya datang kepada Jeje, Sanggupkah Jeje menerima uluran tangan sang cinta ataukah Jeje harus mengabaikan karena insecure dengan jerawat-jerawatnya?
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

Jerawat oh jerawat, engkau sungguh keparat!

Hilang satu tumbuh empat, Hilang dijidat tumbuh di pantat

~●~♡~●~

Jeje memandang gundukan merah meradang di pipi kanannya dengan wajah horor.

"My Goodness!"

Jeje nyaris menangis melihat pantulan wajahnya didepan cermin pagi ini. Wajah panik yang balik memandangnya itu dipenuhi dengan kemerahan dan bekas jerawat yang menghitam. Dan sumber kepanikan terbesar Jeje pagi ini berasal dari gundukan jerawat batu yang baru saja tumbuh dan meradang dengan indah di sudut pipi kanannya.

Wanita itu mengerang. "Kenapa elo harus nongol sekarang?! Jerawat brengsek!"

Gadis Ayu Jelita,

Nama yang dibenci Jeje gila-gilaan dan secara ajaib adalah nama yang dipilihkan orang tua Jeje untuk dirinya sandang seumur hidup. Tiga penggal nama itu benar-benar membawa petaka tersendiri bagi Jeje, terlebih ketika setiap orang berharap penyandang nama itu adalah seorang gadis ayu cantik dan jelita, bukannya gadis skeptis dan jerawatan seperti dirinya.

Bukankah agak berlebihan memberi nama seorang anak perempuan dengan nama seperti itu? Rasa-rasanya Jeje curiga tiga penggal nama itu punya andil atas kutukan jerawat diwajahnya. Itu mengapa akhirnya dirinya memilih Jeje sebagai nama panggilan.

Yah, jangan salahkan Jeje karena petaka tiga penggal nama itu. Siapa juga yang mau memiliki wajah penuh jerawat dan tidak rata seperti dirinya?

Dengan panik Jeje menekan-nekan lembut gundukan jerawat batu itu, dan rasa sakit serta nyeri langsung diterima Jeje sebagai hadiahnya.

"Ya ampun! Ini lebih dari satu." Jeje berseru semakin panik. "Tiga?!"

Ya, tiga.

Jerawat batu itu tumbuh bergerombol dan rapat. Ketiga jerawat itu tumbuh bersamaan ditempat yang berdekatan, meradang merah dan menghasilkan bengkak yang mengganggu keasimetrisan wajah Jeje.

Jeje berjalan panik dan mondar mandir di dalam ruangan lebar bercat putih gading yang merupakan kamar mandi pribadinya. Menyandang posisi sebagai seorang Public Relations yang memang lekat dengan predikat berpenampilan menarik alias enak dipandang, Jeje memang dituntut untuk berpenampilan baik.

Dan apa yang akan dilakukan Jeje dengan tiga buah jerawat yang membentuk bengkakan besar di pipinya itu agar terlihat menarik?!

Setelah pasrah dan yakin tidak akan ada yang bisa dilakukan untuk mengenyahkan tiga buah jerawat itu dalam waktu singkat, Jeje akhirnya menyerah. Dengan hati meradang Jeje memilih atasan berupa blouse putih tangan panjang dengan leher rendah berbentuk V, dan celana bahan warna dusty pink.

Memang Jeje beruntung karena bentuk tubuhnya tergolong proporsional dan tidak butuh usaha yang berat untuk mendapatkan look yang baik, apalagi dengan tambahan kulit putih yang memang asli bawaan lahir. Jeje yakin seyakin-yakinnya seharusnya dirinya bisa menjadi Gadis Ayu Jelita yang benar-benar jelita seperti nama yang disematkan orang tuanya untuk dirinya. Tapi kemungkinan itu harus sirna karena jerawat-jerawat busuk yang selalu datang dan silih berganti tumbuh di wajah Jeje tanpa henti.

Bagian tubuh paling rewel dan merusak hidup Jeje hanyalah dari dagu keatas. Ya, sejengkal wajah berjerawat itu adalah bagian yang paling sulit untuk diatur dan sialnya itulah bagian yang paling banyak dipakai Jeje untuk melakukan aktifitas kehidupan.

Jeje kemudian mengikalkan rambut panjangnya dan membentuk ikatan ekor kuda di kepalanya dengan anggun. Sepatu berhak 7cm sudah dipilih Jeje untuk menambah kekerenan penampilannya hari ini dan sebuah tas besar dari kulit berwarna hitam akan mempercantik gadis berusia 25thn itu.

Lalu, masuklah Jeje pada tahap paling menjengkelkan dikegiatan rutinnya pagi ini, Make-up!

Ya, Make-up menjadi bagian paling menyebalkan bagi pemilik wajah acne prone skin seperti Jeje. Berusaha meng-cover motif polkadot di hampir seluruh wajahnya itu bukan perkara gampang.

Ya, ya ya__Motif polkadot adalah cara Jeje menamai bercak merah dan kehitaman diwajahnya akibat jerawat dan bekas-bekasnya yang susah hilang. Belum lagi Jeje harus menahan rasa nyeri karena tidak sengaja menyentuh jerawat batu sialan itu ketika sedang memulaskan kosmetik diwajah.

Make-up minimalis adalah tuntutan dikantornya. Make-up itu hukumnya wajib bagi Jeje dan semua karyawan disana. Sementara motif polkadot diwajah Jeje benar-benar tidak bisa ditutup hanya dengan selapis foundation. Jeje butuh bantuan concealer untuk bisa menyulap wajahnya menjadi mulus. Dengan beberapa layer concealer dan foundation serta bedak, bercak merah dan kehitaman itu akhirnya bisa tertutup sempurna.

Tapi bagaimana dengan tiga buah jerawat batu yang baru bersemi dan meradang di pipinya??

No!  Concealer memang bisa menutup kemerahan dan bercak hitam dikulit Jeje, tapi tidak untuk bengkak meradang akibat jerawat-jerawatnya. Berkat polesan concealer wajah Jeje memang bebas dari motif polkadot mengganggu itu, tapi tetap permukaan kulit wajahnya tidak akan pernah rata.

Jeje benar-benar jengkel. Gadis itu melirik jam kamarnya, 6.10 pagi. "Astaga, sepagian ini gue uda jengkel karena jerawat?!"

Belum lagi scar dan bopeng kecil-kecil yang ada di beberapa bagian wajah Jeje. Hal itu benar-benar tidak bisa di cover menggunakan concealer atau foundation setebal apapun Jeje mengaplikasikannya.

Double No!  Wajah mulus adalah mimpi yang tidak mungkin.

Setelah dua jam berkutat dengan kuas make-up, sponge dan alat tempur hariannya, Jeje akhirnya harus puas dengan hasil penampilannya pagi itu. Outfit kece yang membungkus tubuhnya dengan sama kece-nya, high hells warna senada yang menambah anggun penampilannya dan benjolan kasar tidak rata di atas make-up minimalis yang dengan setengah mati diusahakannya.

Jeje memutuskan untuk mengubah gaya rambutnya dari ekor kuda anggun menjadi tergerai bebas dengan layer besar bervolume. Apalagi jika bukan demi menyembunyikan radang besar di sudut pipi atasnya itu?!

Dengan berbekal berlapis-lapis concealer dan foundation serta bedak yang diaplikasikan dengan sangat hati-hati dan serapi mungkin, serta gaya rambut tricky itu, akhirnya Jeje bisa tersenyum dan merasa terselamatkan dari bencana hidupnya pagi ini.

"I'm perfect." Jeje mensugesti dirinya sendiri. "I'll be okay. Everything gonna be okay."

Jeje kembali tersenyum di depan kaca penuh percaya diri dan menyemprotkan hair spray keatas ikal-ikal cantik rambutnya yang menghalangi pandangan makhluk luar dari jerawat-jerawat batu itu.

"Tenang, Je." katanya. "Elo akan baik-baik aja."

Now, ready to go!

***********