Chereads / MARRY THE TWINS / Chapter 17 - Extortion

Chapter 17 - Extortion

Setelah melakukan pergulatan di pagi hari dengan sang suami, Vyschella terlelap karena letih yang luar biasa. Tubuhnya melemah karena tenaganya terkuras habis oleh Kleiner.

Drrrtt!

Getaran ponsel Vyschella membangunkan wanita itu dari lelapnya. Ia membuka perlahan kedua matanya dan meraba-raba ranjang kosong di sebelahnya.

"Ah? Apakah dia sudah pergi?"

Vyschella terduduk lalu ia mengedarkan pandangannya menyapu seluruh ruang tidur mencari keberadaan pria yang tadi bersamanya, tetapi yang ada hanyalah suara getaran ponsel yang sejak lima menit lalu membangunkannya.

Drrrtt!

"Oh, Tuhan! Tubuhku ...."

Wanita bernama lengkap Vyschella Ciara Demougust meraih selimut untuk menutupi tubuhnya, lalu ia berusaha bangkit dari ranjang dengan berhati-hati. Diraihnya ponsel buatan negara adidaya nomor satu di duniaーAmerika Serikatーyang ia letakkan di atas meja kecil tepat di samping ranjang.

"Ah? Papa?"

Vyschella terkesiap ketika melihat nama ayah kandungnya tertera di layar ponsel. Ia pun menjawab panggilan masuk yang berasal dari ayahnya dengan ragu-ragu.

"Haーhalo, Papa ...."

"Mengapa kau lama sekali menjawab telepon dari saya, Cia?! Apa kau ingin menghindari saya? Hah?!"

Suara Drake Carrington Demougust memekakkan gendang telinga Vyschella. Wanita itu pun sontak menjauhkan ponsel dari daun telinganya. Bukan kabar atau sekadar berbasa-basi menanyakan kegiatan sang anak, Drake justru langsung memakinya.

"Aーada apa, Papa? Saーsaya sedang bersama Kley."

"Jangan membohongi saya, Cia!"

Tuduhan yang dilemparkan oleh Drake pada putri bungsunya, membuat luka yang belum kering di hati Vyschella terbuka lagi. Wanita itu pun mengelus dadanya seraya memejamkan matanya sejenak membayangi wajah sang ayah yang menakutkan.

"Benar, saya tidak berbohong. Dia baru saja pergi."

Vyschella berharap keluarganya tidak akan menghubungi dirinya dalam waktu dekat ini, karena ia ingin menata pikiran dan perasaannya yang sedang kacau, tetapi yang sekarang terjadi justru sebaliknya.

"Baiklah, temui saya satu jam lagi di Jane Ally Italian Restaurant and Bar persis di ujung jalan balai kota Birmingham!"

"Hah? Haruskah kita bertemu hari ini, Papa?"

"Ya, tetapi tentu saja kau bisa membatalkannya jika, kau tidak menginginkan Gwyneth hidup lebih lama."

Deg deg deg!

Seluruh anggota keluarga Demougust tahu, bahwa kelemahan yang dimiliki oleh Vyschella terletak pada sang nenek. Wajah Vyschella mendadak pucat karena Drake menyinggungnya.

"Papa, jangan sentuh Nenek saya!"

"Kalau begitu, lakukan apa yang saya perintahkan!"

Air mata Vyschella mulai keluar dari tempat persembunyian dan mengalir deras membasahi kedua pipinya.

Wanita itu menarik napasnya dan menjawab, "Baik."

Klik!

Vyschella turun dari ranjang dan bergegas membersihkan dirinya. Ia harus berkemas dan tiba di tempat yang sudah ditentukan oleh Drake tepat waktu.

**

"Nona, berapa lama Anda akan berada di dalam sana?"

Ivan Brahmandーsang sopir kepercayaan Kleinerーmenghentikan mobil mewah milik keluarga Stonevrustarios di lobi restoran Italia tempat Vyschella akan bertemu dengan ayahnya. Ia menatap Vyschella dengan cemas.

Semoga Anda baik-baik saja, Nona, karena Tuan muda Kleiner akan murka jika terjadi sesuatu pada Anda! seru Ivan dalam hati.

"Tidak akan lama, kau tunggu saja di mobil!"

Ivan mengangguk setuju, lalu melajukan mobilnya mencari area parkir yang strategis guna memantau Vyschella dari kejauhan. Ya, sesuai dengan perintah Kleiner, dirinya harus mengawasi setiap gerak-gerik istri dari tuannya tersebut.

"Welcome to Jane Ally Italian Restaurant and Bar!"

Dua orang wanita penjaga pintu menyambut kedatangan Vyschella dengan ramah. Mereka tersenyum dan bertanya beberapa hal yang memang sudah menjadi bagian dari pekerjaan mereka.

"Apakah Anda hanya seorang diri, Nona? Saya akan mencarikan Anda tempat duduk untuk Anda."

Vyschella tersenyum sambil mencari keberadaan ayahnya.

"Oh, tidak perlu. Saya sudah memiliki janji."

Senyum Vyschella hilang ketika ia melihat Drake melambaikan tangan ke arahnya. Vyschella pun meninggalkan kedua wanita tadi.

"Maaf saya terlambat."

Vyschella datang dengan wajah datar dan rasa cemas yang luar biasa. Pasalnya, tidak pernah ada kabar baik setiap kali dirinya berurusan dengan sang ayah.

"Duduklah!"

Drake menatap Vyschella sebentar, lalu kembali menyantap hidangan di hadapannya.

"Apa yang ingin kau makan, Cia?"

Vyschella mengerutkan keningnya seraya tidak percaya pada kata-kata yang baru saja dilontarkan dari mulut Drake. Sejak kapan Papa perduli padaku? tanya Vyschella dalam benaknya.

"Hmm, katakan saja, ada apa Papa ingin bertemu denganku?"

Drake yang semula sedang asyik mengunyah makanan di mulutnya, mendadak berhenti dan menyandarkan tubuhnya di kursi. Ia membersihkan mulutnya dengan napkin seraya melirik Vyschella tajam.

Deg deg deg!

Aku harus kuat, karena Nenek sangat membutuhkan aku! seru Vyschella dalam hati. Ia mencoba menguasai dirinya agar tidak terlihat lemah di depan sang ayah.

"Saya ingin uang lima puluh juta Poundsterling sekarang!"

Deg deg deg!

"Aーapa?!"

Kedua mata Vyschella membulat sempurna dan jantungnya pun mulai berdetak tidak beraturan. Ia menghempaskan tubuhnya di kursi karena kepalanya mendadak pusing. Ia pun memijit ringan kepalanya.

"Ada apa?"

Drake menatap Vyschella dengan tatapan intimidasi. Dirinya melakukan semua ini atas persetujuan dari Villearisaーsaudara kembar Vyschella.

"PaーPapa! Daーdari mana saya mendapatkan uang sebanyak itu? Papa tahu, bukan, jika saya adalah seorang pengangguran?!"

Drake menjulurkan kepalanya mendekati Vyschella yang tidak pernah ia anggap sebagai darah dagingnya sendiri.

"Dengan statusmu saat ini, uang senilai lima puluh juta Poundsterling adalah hal yang mudah, Cia! Namun, jika ...."

Vyschella menaruh curiga ketika Drake menghentikan kalimatnya tiba-tiba. Ia menatap ayahnya dengan penuh tanda tanya.

"Namun, jika kau ingin saya menghabisi nyawa Gwyneth dengan satu kali tembakan, itu tidak akan menjadi masalah!"

Wajah Vyschella berubah merah padam. Kedua tangannya mengepal seraya menyimpan dendam pada pria yang sangat tidak pantas disebut sebagai seorang ayah.

"Bagaimana bisa, Papa tega menghabisi nyawa Nenek? Beliau adalah Ibu kandung Papa, kan? Di dalam diri kalian mengalir darah yang sama."

Brak!

Drake menggebrak meja hingga membuat beberapa pasang mata menoleh ke arahnya. Ia berdiri dan membulatkan mata merahnya ke arah sang anak.

"Jangan berani-berani menceramahi saya! Jika kau tidak memberikan saya uang itu dalam dua hari lagi, maka kabar duka akan segera sampai ke telingamu, Cia!"

Drake pergi meninggalkan Vyschella seorang diri tanpa merasa bersalah. Sedangkan wanita itu hanya duduk menunduk malu. Benaknya melayang membayangkan sang nenek yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit.

"Dari mana aku mendapatkan uang sebanyak itu?" tanya Vyschella pelan.

Tak tak tak!

"Silakan, Nona!"

Seorang pelayan wanita datang membawakan tagihan kepada Vyschella. Wanita itu pun tersenyum dengan terpaksa ketika melihat angka yang tertera di kertas tagihan itu.

Astaga! Bagaimana caranya aku membayar semua tagihan ini? Bahkan uang di dalam dompetku pun tidak sebanyak ini, pikir Vyschella.

Wanita dua puluh satu tahun tersebut memutar otaknya dan kembali mengingat kartu hitam yang pernah diberikan Kleiner padanya.