Kleiner mencoba bertahan untuk tidak menyentuh Anastasia meskipun sepertinya pria itu tidak bisa menahan rasa sakitnya lagi pada bagian vitalnya. Meski begitu, ia terus memberikan sentuhan-sentuhan lembut kepada wanita yang berada di bawah tubuhnya.
Tanpa disadari oleh Anastasia, Kleiner meraih ponselnya lalu menekan angka dua pada layar benda pipih tersebut.
"Ya, Tuan?"
Suara di seberang saluran telepon, menyadarkan Anastasia yang sedari tadi terbuai oleh sentuhan-sentuhan Kleiner.
"Di mana kau? Cepat ke kamar saya sekarang juga!"
"Saya masih setia di depan kamar Anda, Tuan," sahut pemilik suara tersebut yang tidak lain adalah sang asistenーOscar De Vough.
"Bagus."
Klik!
Kleiner memutuskan saluran telepon secara sepihak lalu ia bangkit dari ranjang mencari-cari kemeja dan jas yang ia kenakan tadi.
"Tuan Kley? Ada apa? Bukankah Anda akan bermalam bersama saya? Bahkan kita belum melakukan apa-apa!"
Anastasia beranjak menghampiri Kleiner yang sedang duduk di pinggir ranjang sambil mengancingkan kemejanya. Wanita itu berusaha menahan Kleiner agar tidak pergi dari sisinya.
"Jika Anda berpikir dengan cara rendahan seperti ini akan membuat saya tertarik pada wanita seperti Anda, saya tegaskan bahwa pemikiran Anda salah, Nona!"
"TuーTuan, Anda salah paham!"
Kleiner menepis tangan Anastasia yang memeluk tubuhnya dari belakang. Ia membalikkan badan seraya menatap lawan bicaranya.
"What?!"
Anastasia tidak percaya pada dirinya sendiri. Mengapa pria ini tidak tertarik padaku? tanyanya dalam hati.
"Saーsaya bisa memberikan apapun yang Anda minta, Tuan. Maka, tinggallah di sisi saya ... setidaknya untuk malam ini saja!"
Kleiner tersenyum sinis sambil melirik Anastasia. Ia tidak habis pikir dengan balerina prima asal Rusia ini yang di matanya tidak memiliki harga diri.
"Apa yang bisa Anda berikan untuk saya, selain tubuh Anda?!"
Anastasia terdiam. Dalam hatinya, ia membenarkan pernyataan pria itu. Bagaimana pun juga, ia tidak memiliki apapun karena sepeninggalan mendiang kedua orang tuanya, seluruh harta keluarga Boldayev jatuh ke tangan anak laki-laki mereka satu-satunyaーSemyon Boldayev.
Setelah memakai sepatunya, Kleiner berjalan dengan terhuyung-huyung menuju pintu kamar. Ia tampak berantakan.
Tak tak tak!
"Tuan!"
Anastasia melilitkan selimut di tubuhnya lalu berjalan menyusul Kleiner yang sedang berjalan sambil merapatkan dirinya pada dinding.
Ceklek!
Kleiner membuka pintu kamar hotel dengan perlahan. Ia terlihat kesakitan karena reaksi obat perangsang yang diberikan oleh Anastasia padanya sedang bereaksi pada tubuhnya.
Seorang pria berdiri di depan pintu kamar hotel 402, tempat di mana Kleiner dan Anastasia bersama. Orang itu sudah menunggu kedatangan Kleiner sejak tadi.
"TuーTuan, tunggu! Anda tidak bisa meninggalkan saya begitu saja!"
Plak!!
Kleiner menepis tangan Anastasia untuk yang kedua kalinya karena berusaha menghalangi jalannya. Sesekali ia mengusap peluh yang membasahi keningnya.
"Tuan Kley? Ada apa?"
Oscar menghampiri sang tuan dengan cekatan. Dalam situasi genting seperti ini, drinya memang selalu bisa diandalkan.
"Cepat bawa saya pergi dari wanita murahan ini, Oscar!"
Oscar melirik tajam ke arah Anastasia yang berdiri mematung di depan pintu kamar hotel. Ia sudah bisa memprediksi bahwa hal buruk seperti ini akan terjadi pada tuannya.
Oscar membopong tubuh Kleiner melewati lift eksklusif yang langsung menuju ke area parkir VVIP.
Tring!
"Apa yang sebenarnya terjadi, Tuan?"
Begitu pintu lift tertutup, Oscar segera bertanya pada tuannya mengenai kondisi sang tuan.
"Wanita jalang itu memasukkan obat perangsang ke wine saya."
Oscar masih memegangi lengan Kleiner agar pria itu tidak terjatuh. Ia terkejut mendengar penuturan Kleiner.
"Ah?! Berani sekali dia!"
"Beーberani ... aーatau ... boーbodoh?!"
**
Jarak tempuh antara London menuju mansion mewah keluarga Stonevrustarios yang berlokasi di Birmingham memakan waktu sekitar 120 menit lamanya. Sesekali terdengar suara merintih dari mulut Kleiner.
"Apakah kau matikan pendingin mobilnya, Oscar?"
Sang asisten melirik tuannya dari kaca depan mobil. "Tidak, Tuan."
"Lalu, mengapa panas sekali?!"
Kleiner membuka jas juga tiga kancing teratas kemejanya. Sesekali ia mengacak-acak rambut hitamnya.
"Bukankah kau telah memiliki izin mengemudi?"
Oscar merasa aneh dengan pertanyaan yang diajukan oleh tuannya. Pasalnya, sang asisten sudah sangat lama memiliki surat izin mengemudi sejak usianya beranjak delapan belas tahun.
"Ya, tentu saja, Tuan. Ada apa?"
"Jika begitu menyetirlah lebih cepat!"
Mendengar perintah tuannya, Oscar pun melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia tidak sampai hati melihat tuannya tersiksa karena pengaruh obat perangsang yang begitu kuat.
Brom brom brom!
Setelah keluar dari jalan raya dengan akses terkendali alias jalan bebas hambatan yang menghubungkan London dengan Birmingham, mobil mewah yang ditumpangi Kleiner tiba di mansion mewah keluarga Stonevrustarios. Di tengah malam seperti ini, keadaan mansion sudah sangat sepi dan tidak ada yang melihat kondisi Kleiner kecuali para penjaga yang sedang bertugas menjaga mansion agar tetap aman.
Brak!
Kleiner membuka pintu mobil dengan kasar dan melangkah memasuki mansion dengan terburu-buru. Oscar segera mematikan mobil dan berlari mengejarnya.
"Tunggu, Tuan!"
Kleiner tidak menoleh, tetapi ia melambaikan tangannya agar sang asisten tidak mengikutinya.
Tap tap tap!
Kleiner berlari melewati jalanan setapak dengan berlari kecil menuju mansion-nya. Seorang penjaga membukakan pintu untuk Kleiner seraya membungkukkan badannya.
"Selamat malam, Tuan muda."
Kleiner tidak memedulikan penjaga yang menyapanya. Ia terus melangkah menuju ruang tidur yang terletak di lantai dua. Pria dua puluh tujuh tahun tersebut melangkah dengan perlahan karena rasa sakit yang menjalar di tubuhnya semakin tidak tertahankan.
Brak!
Kleiner membuka paksa pintu ruang tidur utama di mana Vyschella sedang tertidur. Wanita itu pun terbangun seraya mengucek kedua matanya. Dengan susah payah, Kleiner melangkahkan kakinya sambil membuka pakaiannya.
"Ah, kaーkamu?"
Vyschella terkejut dengan kehadiran suaminya yang pulang dalam keadaan berantakan. Ia pun duduk dan meraih selimut untuk menutupi tubuhnya. Wajah pucat pasi dan rambut yang acak-acakan sang suami membuat dirinya bertanya-tanya.
"Apa yang terjadi, Kley? Aku pikir, kau tidak kembali ke rumah malam ini."
Vyschella melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 2 dini hari waktu setempat. Tidak seperti biasanya, dia kembali dengan keadaan seperti ini. Apa yang sebenarnya sudah terjadi? tanya Vyschella pada dirinya sendiri.
Bruk!
Kleiner menghempaskan tubuhnya di ranjang. Ia membuka selimut yang menutupi tubuh sang istri.
"Hei, Wanita! Bukankah aku pernah mengatakan padamu, bahwa kau tidak boleh terlelap saat aku belum terlelap?!"
Bau alkohol yang kuat. Apakah dia baru saja pergi minum-minum? batin Vyschella.
"Apa kau lupa?! Hah?!"
Kleiner mencengkeram lengan istrinya kuat-kuat sambil menatap wajah cantik yang sejak siang tadi menghantui benaknya.
"Aーaku bahkan tidak tahu, kau akan pulang atau tidak!"
Vyschella mengerutkan keningnya dan menatap Kleiner dengan tatapan memohon.
"Kーkau ... menyakitiku, Kley!"
Vyschella meringis kesakitan, tetapi Kleiner justru tertawa karenanya. Mengapa wanita itu selalu saja bernasib sial?
"Aku memberikanmu fasilitas bukan untuk memanjakanmu, tetapi untuk saling bertanya kabar. Paham?"
"Ah!"
Vyschella memegangi tangan Kleiner seraya meringis kesakitan.
"Aーaku paham, Kley. Tolong lepaskan! Ini sangat sakit!"
Pandangan mata Vyschella mengarah ke lengan kirinya yang dicengkeram oleh suaminya.
Srak!
Kleiner membuka paksa gaun tidur Vyschella hingga robek seluruhnya. Ia pun tersenyum lebar melihat sang istri merintih kesakitan.
"Cepat layani aku, Cyra!"