Kleiner memperhatikan setiap gerakan yang dibuat oleh Vyschella. Kedua kaki balerina itu memang terlatih sejak usia empat tahun. Ya, Vyschella kecil sudah mengikuti kelas balet khusus anak-anak dengan harapan, ketika dewasa nanti dirinya akan menjadi seorang balerina prima di salah satu teater balet ternama di negaranya, London.
"Shit! Aku hampir lupa jika dia adalah Cia, dan bukan Cyra. Seorang balerina Royal Balet yang harus mengubur mimpinya karena larangan kedua orang tuanya!"
Kedua mata pria itu tidak pernah terlepas menatap sang istri. Ia merasa bersalah jika tidak mendukung Vyschella dan membantu untuk menjadikannya seorang balerina terkenal sepanjang masa.
"Aku akan mendukungmu, Cia! Mendukung agar kau bisa mencapai mimpimu tanpa perlu kau tahu! Aku harap suatu hari nanti, kau akan jujur padaku tentang identitasmu sebelum aku menghancurkan keluarga Demougust!"
Kleiner terkesiap melihat istrinya sangat bahagia. Setelah berbicara pada dirinya sendiri, pria arogan itu pun segera bertepuk tangan saat Vyschella menyelesaikan tariannya.
Plok plok plok!
"Bagus! Bagus sekali, CiーCyra!"
Shit! Hampir saja aku kelepasan menyebut dirinya dengan Cia! Jika hal itu terjadi, rencana ku untuk menjungkirbalikkan keadaan akan runyam! seru Kleiner di dalam benaknya
Tuan muda keluarga Stonevrustarios berjalan menuju sang istri yang masih terperangah dengan kedatangannya, tetapi wanita itu mundur secara teratur.
Bagaimana ini? Apakah dia tahu bahwa aku bukanlah Cyra? tanya Vyschella dalam hati.
"Ada apa? Mengapa kau menjaga jarak padaku? Aku suamimu, bukan?"
Kleiner berjalan menghampiri sang istri yang sedang ketakutan identitasnya terbongkar. Sedangkan Vyschella tetap mundur teratur agar Kleiner tidak bisa menjangkaunya. Namun, ia tidak menyadari bahaya yang mengancamnya.
"Hati-hati!"
Kleiner berteriak memperingatkan sang istri bahwa terdapat bahaya di belakangnya yang siap mengancam keselamatannya.
"Ahh!"
Vyschella tersandung gulungan karpet berbahan wol yang cocok di musim dingin buatan Turki. Entah siapa yang sudah meletakkan karpet tersebut di sana.
Hap!
Dengan cepat, Kleiner menangkap tubuh indah Vyschella yang hampir terjatuh, meskipun pada akhirnya keduanya pun terjatuh juga.
Bruk!
"Aahh!"
Kleiner menopang tubuh Vyschella dengan tubuhnya agar wanita itu tidak merasakan sakit. Namun, tindakannya kali ini membuat tangan pria itu keseleo.
"Ah? Teーterima kasih."
Kleiner menatap netra indah istrinya yang sedang menatapnya dengan penuh rasa khawatir. Sedangkan pria itu baru menyadari bahwa dirinya memiliki istri yang cantik jelita, meskipun ia masih enggan mengakuinya.
"Aーapakah kau baik-baik saja, Kley?"
Kleiner tenggelam dengan pemikiran-pemikiran di dalam benaknya. Ia tidak yakin dengan perasaannya saat ini, tetapi mengapa pria itu tidak mencoba untuk membuka hatinya untuk kehadiran sang istri?
"Kley? Are you ok?"
Suara lembut Vyschella menyadarkan Kleiner dari segala pemikirannya tentang sang istri.
"Apakah kau betah berada di atas tubuhku? Sepertinya lain kali kau harus berada di atasku sepanjang malam!"
Deg deg deg!
Benar juga! Mengapa aku tidak berdiri terlebih dahulu?! tanya Vyschella dalam hati membenarkan seruan Kleiner.
"Maーmaaf!"
Vyschella mencoba untuk bangkit dari tubuh suaminya. Namun, tangan Kleiner menahan niat wanita bermata bulat tersebut.
"Ahh!"
Kleiner membuka tali pada baju handuk yang dikenakan oleh Vyschella. Baju handuk berwarna putih tersebut pun terbuka dan memperlihatkan sebagian tubuh istrinya yang nyaris tanpa cacat. Wajah merah merona Vyschella pun terlihat dan tanpa sadar membuat Kleiner menyunggingkan senyum.
"Aku sudah menyelamatkan dirimu, bukan?"
"Ah, ya. Lalu?"
Kleiner menyibakkan rambut istrinya dan menatap kulit lehernya yang kemerahan. Pria itu pun tersenyum lagi ketika melihat tanda merah yang ia buat malam tadi.
"Aku sudah menyelamatkanmu, dan kau bertanya lalu?"
Kleiner tersenyum tipis.
"Tidak adakah ide cemerlang di otakmu?"
"Aーaku sudah mengucapkan terima kasih yang tulus padamu tadi, apa kau tidak mendengarnya?"
Ddrrttt!
Shit! Siapa yang sudah berani menggangguku ketika sedang bersama Cia?! tanya Kleiner dalam hati dengan penuh amarah.
Kleiner meraih ponselnya di saku jasnya dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya mencengkeram lengan kanan Vyschella seraya tidak akan membiarkan wanita itu lari darinya.
"Ada apa, Oscar?"
"Eh? Tuan, saya sangat mencemaskan Anda."
Suara sang asisten di seberang sana membuat Kleiner geram.
"Lalu?"
"Lalu, mengapa Anda lama sekali, Tuan? Apakah Anda menghilangkan amplop coklat pemberian Tuan Semyon Boldayev?"
Kleiner melirik jam di pergelangan tangan kanannya sejenak lalu segera menjawab pertanyaan dari asistennya.
"Tentu saja tidak! Tunggu saja dan jangan banyak bicara!"
Klik!
Kleiner memutuskan sambungan telepon dengan geram dan kembali menyimpannya di saku jas. Ia menatap Vyschella dengan tajam hingga membuat hati wanita itu berdesir.
Apa yang sebenarnya diinginkan oleh pria ini? batin Vyschella seraya menundukkan kepala.
"Pikirkanlah cara berterima kasih padaku!"
"Ah? Caーcara berterima kasih seperti apa yang kau maksud?"
Terlihat senyum di sudut-sudut bibir Kleiner dan Vyschella yakin bahwa indra penglihatannya tidak salah.
Si gunung es Himalaya ini akhirnya bisa tersenyum juga! Dan, oh! Senyumnya membuatku nyaman dan ... hei! Bicara apa aku? Sadarlah, Cia! Pria dingin ini adalah suami dari saudara kembar mu! seru Vyschella dalam benaknya seraya menyadari bahwa perasaannya salah.
Kleiner menatap istrinya dengan hangat. Sesekali ia mengecup lengan Vyschella hingga leher wanita itu.
"Bayarlah dengan tubuhmu malam ini!"
Deg deg deg!
"Aーapa?!"
Mata bulat Vyschella melotot menatap sang suami yang sedang mengecup kulit mulus lengannya.
"Ada apa? Kau menolak permintaan suamimu?"
"Tiーtidak!"
"And then?"
"Buーbukan seperti itu!"
Kleiner menyentuh dagu wanitanya dan mendekatkan wajahnya hendak memberikan sentuhan lembut di bibir kemerahan milik istrinya. Namun, Vyschella buru-buru mendorong bahu suaminya sekuat tenaga.
"Buーbukankah setiap malam kita melakukannya?"
Shit! Mengapa dia mengingat hal itu?! seru Kleiner dalam hati. Ia berusaha mencari jawaban yang tepat dan masuk akal agar dirinya tidak perlu lagi mencari-cari alasan jika ingin menghabiskan malam panjang bersama sang istri.
"Apa yang salah dengan semua itu?"
Kleiner menyentuh dagu istrinya lagi dan mendekatkan wajahnya ke wajah wanita itu. Pria kelahiran London, Inggris, inipun menempelkan bibirnya ke bibir mungil Vyschella.
"Buka mulutmu!"
Vyschella tersipu malu setiap kali melayani Kleiner. Namun sebagai seorang istri, tak ada hal lain lagi selain harus patuh agar menjadi istri yang baik di mata Kleiner.
You're all I need, Girl! seru Kleiner dalam benaknya.
**
Brak!
Kleiner duduk di mobil bagian belakang dan ia menatap Oscar yang tidak bergeming sejak melihatnya masuk ke mobil.
"Ada apa, Oscar? Apa kau sakit?"
Oscar menarik napas panjang dan menjawab, "Tidak. Hanya saja ...."
"What?"
"Saya sangat bosan menunggu Anda, Tuan! Bukankah Anda hanya mengambil amplop coklat itu? Mengapa lama sekali? Dan, mengapa Anda mengulur waktu pertemuan dengan Tuan Semyon? Dan, satu hal lagi ...."
Oscar menatap Kleiner dengan heran dan tidak tahu harus berkata apalagi.
"Dan apa?"
"Dan, di mana amplop coklat itu, Tuan? Apakah Anda menghilangkannya?"