Kemarahan Mendalam
"Bagaimana bisa…? Kenapa…!? Ah iya... aku harus menelponnya… siapa tahu dini tidak berada di rumah…"
Rigma langsung mencoba menghubungi dini melalui smartwatch miliknya, beberapa saat setelah nada sambung berbunyi. Dini mengangkat panggilan rigma, hal itu tentu membuat rigma merasa lega sekaligus senang.
"Halo dini kau ada dimana…?"
"Tuan… maaf… sa..ya.. lengah… tolong jangan… mendekat ke rumah… jangan pikirkan pelayan… seperti saya… nyawa anda lebih penting…"
*tut…*
Suara dini yang terdengar begitu lemah membuat wajah ceria rigma sirna. Rasa marah, sedih, kecewa dan takut bercampur menyelubungi hati rigma. Setelah dini selesai berbicara teleponnya pun terputus, lalu kekacauan hati rigma semakin menguat. Aura rigma langsung meledak dan membuat jalan beton tempatnya berdiri retak. Orang-orang yang berjaga terkejut saat mendengar suara keras akibat ledakan aura jiwa milik rigma.
'Hey nak… tenangkan dirimu…! Kalau kau ingin menyelamatkan wanita itu… kau harus tenang dan gunakan kepalamu…!'
Rigma pun menarik nafas panjang, ia menenangkan dirinya dengan cepat sambil memasang wajah serius.
'Kau benar… maaf aku terbawa perasaan… aku akan menjadi sang pencuri untuk masuk secara paksa ke dalam barikade polisi…'
'Ingat… saat ini kekuatan kami baru pulih sekitar 70% … tidak ada jaminan kau menang jiwa lawannya 2 peringkat SS+ seperti di mall dulu…'
'Akan aku ingat baik-baik… prioritas utamaku adalah menyelamatkan dini… kalau lawannya terlalu kuat aku akan mundur…'
Rigma pun masuk ke dalam mobil, lalu ia memutar balik mobilnya untuk pergi ke tempat tersembunyi di dekat area kompleks rumahnya. Saat keluar rigma sudah menggunakan wujud sang pencuri yang menggunakan jubah hitam dengan topeng penutup wajah.
"Kali ini aku pasti akan menyelamatkannya…!"
Dengan cepat rigma melompat dari satu atap rumah ke atap rumah lainnya. Saat rigma muncul di atas barikade polisi, semua orang melihat dengan jelas sosok sang pencuri yang muncul di area retakan dimensi.
"Akan ku potong penghalang ini…!"
Rigma memaksimalkan kekuatan fisiknya, lalu mengayunkan pedang senja hingga membuat gelombang angin besar. Kekuatan rigma yang pernah melakukan latihan bagai neraka dimana ia harus menahan beban 25% dari berat kapal induk tentu sangat besar.
"Mustahil…! Barikadenya terbelah…!"
Para polisi yang melihat kejadian tersebut tentu terkejut, sebab etranger kelas 1 sekalipun akan kesulitan menghancurkan barikade milik kepolisian.
"Segera laporkan hal ini pada pimpinan…! Ada seseorang yang masuk ke dalam barikade secara paksa…!"
"Baik…!"
Sementara itu rigma yang sudah berada di dalam area retakan dimensi dikelilingi oleh kabut gelap. Rigma hanya dapat melihat puing-puing bangunan yang telah hancur di sekitarnya, jarak pandangnya sangat pendek akibat kabut gelap.
"Aruna…! "
'Tidak perlu sampai berteriak… gunakan saja…'
[Mata Naga]
Rigma langsung bergerak ketika melihat beberapa tanda kehidupan di dekat sumber retakan dimensi. Saat rigma sampai di lokasi tersebut, ia melihat monster dimensi yang sedang menjaga 4 buah telur.
"Hoho… sUdaH dAtaNg RupANya…"
Suara mengerikan keluar dari mulut monster dimensi yang memiliki 8 mata seperti laba-laba dan mulut mungil seperti manusia. Tubuh monster dimensi ini berbentuk seperti manusia dengan jenis kelamin wanita.
"Tipe humanoid ya…"
'Hey bocah… dia hanya setara dengan salah satu monster dimensi yang pernah kau lawan di mall… tapi kekuatan spesialnya cukup merepotkan… kemungkinan dia tipe racun…'
'Tenang aku akan hati-hati…'
[Tato Sakral]
Rigma mengaktifkan kekuatan succubusnya, tubuhnya diselimuti tato bercahaya merah. Seluruh kekuatan fisiknya meningkat drastis karena kekuatan dari tato di tubuh rigma. Ia menatap sang monster dimensi dengan serius sambil mencari titik kelemahannya.
"MATI KAU…!"
*BOOM…!*
Ledakan energi jiwa terjadi hingga membuat banyak puing-puing tersingkir, namun pukulan rigma tertahan oleh perisai jiwa. Rigma sengaja menyerang secara membabi buta untuk mencari celah dari jarak dekat.
"PerCuMa EtrAngeR…!"
Sang monster dimensi mengulurkan tangannya ke arah rigma, lalu sebuah tekanan yang sangat kuat membuat rigma memasang mode bertahan.
*brussshh…*
Tekanan energi jiwa yang diarahkan sang monster kepada rigma berhasil memukul mundur rigma hingga beberapa meter. Puing bangunan yang ada di jalur serangan sang monster dimensi juga hancur hingga menjadi debu.
'Jelas dia bukan lawan sembarangan… sekarang yang terpenting adalah mencari dimana dini berada…'
[Mata Naga]
Rigma melihat telur besar yang ada di sekitar monster dimensi menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Bentuk tubuh yang seperti manusia terlihat di balik cangkang telur besar itu.
'Jangan bilang…!'
[Kekuatan Naga : 30%][Tato Sakral]
'Hei bocah kau mau apa dengan kekuatan 30%...!? Batasmu hanya 25%...!'
'Maaf aruna… tidak ada cara lain untuk menembus perisai keras miliknya…'
Rigma memaksimalkan kekuatan fisiknya juga untuk memperkuat serangannya. Ototnya yang mengembang, tato bercahaya merah dan aura kekuatan naga mengalir menjadi satu dalam tubuhnya.
*BOOM…!*
Suara pergerakan rigma saat menerjang ke arah monster dimensi terdengar seperti ledakan besar. Rigma melancarkan pukulan kerasnya ke arah perisai jiwa milik monster dimensi dan perisai jiwa itu pun hancur berkeping-keping.
"MusTAhil…! BaGaimAnA KAu…!?"
"Selanjutnya kau…!"
*slash…!*
Saat rigma mencoba menyerang monster dimensi menggunakan pedang senja, seseorang tiba-tiba menghalanginya.
Orang yang menghalangi serangan rigma terbelah menjadi dua bagian. Rigma yang terkejut langsung menghentikan gerakannya dan melihat siapa yang menghalanginya.
"Kau kan…!? Pria yang sering aku lihat keluar dari rumah yang ada di sebelah rumahku…"
Rigma terkejut melihat sosok pria yang merupakan tetangganya terbelah menjadi dua. Hanya wajahnya yang terlihat seperti manusia, sementara tubuhnya sudah berubah total. Tubuhnya diselimuti sisik hijau dengan 3 sabit panjang yang tumbuh dari pergelangan tangannya.
"Jangan bilang…!"
*slash slash slash…*
Rigma menebas seluruh tempurung telur yang ada di sekelilingnya hingga hancur berkeping-keping. Lalu orang-orang yang ada di dalam telur pun keluar tanpa terluka. Rigma melihat sosok yang ia kenal tergeletak tidak sadarkan diri di dekatnya.
"Jadi kamu disini… maaf karena aku lengah… jadi aku tidak memprediksi hal seperti ini…"
"MaNUsiA… BeraNinYa kAu MeNGhanCurKaN TElurKu…!! TeLuR SaNG iNfeKtor iNi…!!"
"Suaramu jelek sekali…! Lain kali pilihlah wujud yang memiliki suara lebih baik… dan sebaiknya kau bersiap… karena hari ini adalah kematianmu…"
Rigma mengacungkan pedang senja ke arah monster sambil mengeluarkan hawa membunuh yang mengerikan.
'Hoho… jadi pepatah lama itu benar… jangan buat seorang anak jenius marah… karena itu akan menjadi malapetaka…'
'Pepatah aneh dari mana itu…? Bukannya sudah jelas kalau orang kuat yang jenius tidak boleh diusik… dimanapun dunianya…?'
'Kalian ini malah meributkan pepatah… lihat wadah kita berniat menghamburkan energi jiwanya… dia akan mengeluarkan kekuatan penuh…'
Wimala terlihat kesal melihat syna dan aruna yang sangat santai ketika wadahnya berniat menggunakan seluruh kekuatan jiwanya. Penggunaan seluruh kekuatan jiwa untuk rigma sekarang ini masih terlalu awal dan dapat menyebabkan efek samping tertentu.
'Wimala ada benarnya juga… kalau dia sampai kenapa-kenapa kita juga yang repot…'
'Oke biar aku yang menangani ini…'
Syna langsung mengambil tindakan dengan merasuki tubuh rigma untuk mengontrol kekuatannya.
*deg…!*
'Urgh… ini…!?'
'Oi bocah… jangan seenaknya memakai kekuatan penuh kami bertiga secara bersamaan… kau tidak akan kuat…'
'Tapi kalau tidak begitu aku tidak mungkin bisa menang melawan monster ini…!'
'Jangan bodoh…!! Tubuhmu belum kuat menampung seluruh kekuatan kami bertiga… sebagai gantinya kau boleh menggunakan 20% kekuatan aruna dan seluruh kekuatanku…'
'Apa…?'
'Biar aku tunjukkan betapa mengerikannya kekuatan ratu succubus padamu…'
Tato rigma tiba-tiba berubah warna menjadi ungu dan semakin menyebar keseluruh tubuhnya. Mata rigma berubah menjadi warna hitam dengan bola mata keemasan, sepasang tanduk berwarna hitam juga tumbuh di kepalanya. Sayap hitam perlahan tumbuh di punggungnya bersamaan dengan hancurnya jubah rigma hingga menjadi debu. Rambut rigma juga berubah warna menjadi hitam dan sedikit memanjang.
[Transformasi Ratu Succubus : Tahap Pertama]
Sayap hitam mengembang di punggung rigma tubuhnya diselimuti tato berwarna ungu yang menyala. Tangan rigma sepenuhnya diselimuti tato berwarna ungu dan kuku tangannya pun memanjang.
"Sekarang aku siap mencabik dagingmu…!"
Bersambung...