Chereads / ATMA-TRUTH OF SOUL / Chapter 32 - Harapan

Chapter 32 - Harapan

Kegelapan Semu

"Apa kau yakin kalau anak dari jendral aldiano selamat…?"

"Ya tuan… tidak diragukan lagi… badan intelijen kami sudah memastikannya… kemungkinan ada kesalahan perhitungan dalam pembuatan retakan dimensi..."

"Jadi intinya rencana melemahkan singa sialan itu gagal ya… kalian selidiki aktivitas target kita yang selamat dan habisi para teknisi yang salah melakukan perhitungan… bagaimanapun aku tidak memaafkan kegagalan… karena kegagalan mereka membuat satu-satunya kelemahan si aldiano selamat..."

"Baik tuan…"

Sosok dibalik bayang terlihat sangat tidak senang ketika mendengar kabar soal rigma yang masih hidup.

"Siapa sangka anak itu lolos dari insiden retakan dimensi yang kami buat… dewi keberuntungan benar-benar berada dipihaknya… ditambah lagi orang-orangku tidak bisa menemukan tempat persembunyiannya dengan cepat..."

Ketika bawahannya pergi, sosok bayangan terlihat sangat kesal dan meremukkan cangkir besi di tangannya.

Hasil Kerja Keras

Rigma akhirnya mendapatkan bahan utama untuk pembuatan senjata hidup, namun pengorbanannya cukup besar. Ia harus bergabung dengan guild pandawa yang setiap aktivitasnya sudah pasti melanggar hukum. Setelah proses pemindahan yang cukup berbelit selama 3 hari, akhirnya air jiwa murni milik rigma pun sampai di laboratorium.

"Aku tidak menyangka akhirnya kita bisa mendapatkan air jiwa murni sebanyak ini…"

"Ketua apa peralatan dan bahan lainnya yang aku minta sudah kau siapkan…?"

"Tentu saja… persiapan kita sudah mencapai proses 90% dan 10% lagi adalah bahan utama… air jiwa murni sebanyak 300 liter…"

Rigma tersenyum ketika mendengar penjelasan risman soal persiapan lain yang dilakukan oleh anggota laboratorium pengembangan senjata jiwa. Rigma langsung mengatur persiapan proses pembuatan senjata hidup, mulai dari pengolahan bahan hingga proses penempaan bahan.

'Proses sintesis harus dilakukan perlahan agar tubuh yang akan menjadi bahan utamanya dapat bertahan dalam proses penyatuan…'

'Oke…'

'Jangan lupa untuk melelehkan kristal prasmanial selama proses sintesis berlangsung… itu akan membuatmu hemat waktu…'

Selagi memperkuat serpihan jiwa dan tubuh fisik dini dengan konsentrat jiwa, rigma pun mulai memanaskan kristal prasmanial. Konsentrat jiwa merupakan hasil gabungan air jiwa murni dengan darah monster dimensi jenis vampire yang proses pembuatannya cukup rumit. Kristal prasmanial jauh lebih keras dari berlian ditambah dengan energi jiwa yang sangat kuat di dalamnya. Cara melelehkannya juga tidak sembarangan, butuh 6000 derajat celcius untuk bisa melelehkannya.

"Ini sangat sulit… aku tidak mengira kita akan memanaskannya di area pendingin seperti ini…"

"Ya mau gimana lagi ketua… kalau kita melakukannya di laboratorium pengembangan senjata… tungku dan area sekitarnya akan meleleh…"

"Hahaha… benar juga… terakhir kita kehilangan 1 tungku akibat uji coba pertama… "

Ketua risman dan asisten pribadinya yang mengurus langsung kristal prasmanial di ruangan pendingin laboratorium jiwa. Sementara rigma fokus memberikan arahan untuk bahan lain seperti pembuatan soulitiar dan ukiran sihir [Klimato Artifak] yang diperlukan untuk proses akhir. Soulitiar adalah wadah yang berbentuk bulat dan terbuat dari kristal jiwa murni, soulitiar berguna untuk wadah penggabungan jiwa.

"Uwaaa… diagram ini benar-benar detail dan besar… aku yang biasa mengukir saja bisa kelelahan seperti ini… apalagi… ukirannya di atas logam titanium…!"

"Berhenti mengeluh... kita hanya perlu mengukirnya sekali dan diagram ini akan bisa dipakai berkali-kali…"

Mendengar percakapan dua pengukir profesional yang bekerja di atas lempengan titanium membuat rigma terusik.

"Siapa bilang bisa dipakai berkali-kali… setelah proses pembuatan senjata selesai… ukirannya akan rusak…"

"Huh…!? "

Rigma berhasil menghancurkan pemikiran soal kerja keras para pengukir yang berpikir ukirannya bisa dipakai berkali-kali.

"Hampir semua persiapan selesai… sekarang tinggal membuat wadah untuk menampung bahan utama dan tubuh dini…"

Rigma mulai menyusun barang-barang rakitannya menjadi sebuah wadah raksasa yang menampung air jiwa murni. Penyusunan dilakukan dengan cepat dan teliti, rigma memeriksa setiap sisi wadah setelah perakitan selesai.

"Selang stabilator terpasang…!"

"Generator sihir stabil…!"

"Kondisi tubuh subjek juga stabil…! Proses sintesis berhasil dengan sempurna…!"

"Mulai proses krismation…!"

Krismation adalah proses penyaluran energi jiwa pada tubuh yang jiwanya terpecah, seperti memberikan sebuah perekat pada setiap pecahan. Proses ini membutuhkan ketepatan karena akan membuat pecahan jiwa yang telah diperkuat menjadi tidak stabil.

"Proses krismation berjalan lancar… sudah mencapai angka 63% dan terus meningkat…"

"Sekarang tinggal menunggu bahan terakhir… sebelum proses krismation selesai…"

Rigma sedikit khawatir karena belum ada tanda-tanda dari tim pemanas kristal prasmanial. Rigma khawatir sebab ia tahu semua proses pemanasan kristal prasmanial sangat lama. Tapi ia tidak mengira setelah 4 jam belum ada tanda-tanda dari risman dan asistennya.

"Proses krismation sudah berjalan sampai ke 84%... meningkat setiap 5 menit… sekarang 85%"

Gadis yang memantau monitor pengamat proses krismation pada tubuh dini terus memberi informasi perkembangan proses.

"Sial... ketua… cepat lah…"

"Semua minggir…! Bahan terakhir sudah siap…!"

"Ketua…!"

Rigma merasa lega ketika melihat risman dan anak buahnya membawa bahan terakhir masuk ke dalam laboratorium pengembangan senjata. Seluruh anggota laboratorium membantu risman memasang persiapan terakhir di atas wadah raksasa.

"Proses krismation sudah mencapai 98%..."

"Proses persiapan cairan kristal prasmanial selesai…!"

"Proses krimation mencapai 99%..."

Semua persiapan selesai di menit-menit terakhir, sekarang semuanya tergantung pada rigma. Ia sudah berdiri di depan generator sihir untuk mengalirkan energi jiwanya pada wadah raksasa.

"Proses krismation telah mencapai 100%... memulai konduksi energi jiwa…!"

Saat rigma menyentuh ukiran khusus pada generator sihir, energi jiwanya pun tersedot dan membuat generatornya menyala. Energi jiwanya mengalir ke lempengan titanium yang diukir oleh lingkaran sihir konduksi jiwa.

"Benang sihir pengait pada jiwa subjek telah terpasang…! Mulai proses penarikan…!"

Benang berwarna keemasan yang menempel pada pecahan jiwa dini perlahan mulai menarik pecahan tersebut hingga berkumpul.

"Tuang cairan kristal prasmanial…!"

"Proses penuangan cairan kristal prasmanial dimulai…!"

Cairan panas kristal prasmanial dituang ke wadah raksasa yang dipenuhi air jiwa murni dan dini yang ada di dalamnya. Semua proses hampir selesai, bahkan hingga proses pembentukan wadah senjata hidup semuanya berjalan lancar. Namun energi jiwa yang diperlukan untuk menahan benang tipis selama proses pembentukan wadah senjata hidup sangat besar.

"Sial… energi jiwaku terkuras sangat banyak…!"

Rigma berusaha mati-matian menahan energi jiwa yang ia salurkan agar tetap stabil agar prosesnya tidak terganggu. Tubuh dini perlahan mulai diselimuti oleh cairan kristal prasmanial di dalam wadah air jiwa murni. Namun disisi lain rigma sudah hampir mencapai batasnya, ia terlihat sangat kelelahan.

"Haa… haa… sial… sedikit lagi.. Bertahanlah… diriku…!"

Rigma mati-matian mempertahankan energi jiwa yang ia salurkan, hingga akhirnya kesadaran mulai memudar.

'Tuan muda…'

Tiba-tiba ketika rigma hampir jatuh pingsang suara diri terdengar memanggilnya, tapi ia benar-benar kelelahan.

'Maaf dini… aku…'

'Tidak apa-apa tuan… anda tidak perlu terlalu memaksakan diri hanya untuk pelayan yang baru anda temui selama beberapa bulan…'

'Aku… sial…! Tuhan… kalau memang keberadaanmu itu benar adanya…! Tolong kali ini saja…! Pinjamkan aku kekuatan untuk menyelamatkan seseorang…!'

Saat energi yang mengalir ke lempengan titanium hampir berhenti, sebuah tato garis berwarna merah muncul di tubuh rigma.

"Tidak akan kubiarkan semuanya berakhir sia-sia…!"

Bersambung…