Chereads / YUUTO KAZUYA (Indonesia) / Chapter 4 - Berbeda Dari Biasanya

Chapter 4 - Berbeda Dari Biasanya

"Siapa?"

"Namanya ... YUUTO KAZUYA," Anko menyebutkannya. Dia mengirimkan gambar kedua dari hasil jepretannya dengan memperbesar atau memfokuskan foto di pojok kiri kartu memori tersebut.

"Kazuya, ya? Hmm ... enggak pernah denger sih." Tama membalasnya kembali.

"Aku juga tidak, dan aku menemukan kartu memori ini di depan pintu." Jelas Anko dengan sejujurnya.

"Eh, benarkah? Hmm ... jadi namanya sudah terukir di kartu itu ya, aku kira namanya ditempel dari sebuah stiker atau merk atau ditulis dengan tinta." Tama membalasnya lagi, "Jadi kemungkinan itu nama game mungkin."

"Aku pikir begitu tapi, aneh saat aku mencari di internet tidak dapat menemukan yang benar."

"Hmm ...." Tama juga mulai meragukan Anko.

"Nah, jika nanti aku bertanya-tanya pada teman-teman gamers pasti terdengar seperti bohongan aku mendapatkan kartu memori ini."

"Yah~ kalau begitu tenang dulu, aku lihat kartu memori itu bukan seperti biasanya."

"Iya, dan aku berpikir ini adalah mainan."

"Aku juga demikian." Tama juga berpikir benda yang didapatkan Anko itu hanya kartu memori mainan.

"Ya sudah coba aja ditancapkan ke komputer atau konsol, kalau terbaca berarti memang kartu memori beneran."

"Iya," Anko menjawabnya singkat.

"Aku jadi penasaran juga ...."

"Ok, nanti aku kasih tahu perkembangannya. Terima kasih, Tama."

"Sama-sama."

Akhirnya mereka berdua offline.

Membicarakan hal itu pada Tama membuat Anko sedikit tenang tapi, Tama tampaknya tidak curiga kalau kartu memori ini berasal dari mana?

Tama sendiri sudah mempercayai Anko jadi, dia berpikir yang Anko katakan tidak sengaja dibuat-buat dan bukan bohongan.

....

Mata Anko yang lelah terkatup-katup, perlahan menutup matanya dan tertidur, dia tertidur pulas di tempat tidurnya ....

Dia tak pernah berpikir bahwa hari ini adalah hari terakhirnya di dunia nyata.

Tumben dia tidak kepikiran lagi dengan masa lalunya, dia bisa tidur nyenyak hari ini.

Perlahan hari pun mulai pagi.

Anko lupa kalau malam harinya dia memasang alarm untuk bangun pagi, meski sekarang baru saja jam 7 pagi ....

Dia menggeliat dan perlahan membangunkan badannya lalu membuka tirai kamarnya perlahan, matahari tidak tampak menyilaukan karena musim dingin masih terlihat mendung dan awan di langit menjatuhkan butiran salju.

Dia menguap, dan segera mematikan alarmnya. Lalu, beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk cuci muka.

Setelah itu dia memasukkan beberapa pakaian kotor yang tertumpuk di bak ke mesin cuci, tak lupa menakar detergen terlebih dahulu, air secukupnya dan dia segera menghidupkan mesinnya untuk mencuci pakaiannya.

Sembari mencuci pakaian, Anko menyiapkan bahan-bahan masakan di dapur, tidak lupa dia mencucinya terlebih dahulu, menyiapkan wajan.

Dia hanya ingin memasak yang sederhana saja, dia membuat Tamagoyaki dan beberapa tongseng sayur. Tak lupa membuat jus wortel untuk menjaga kesehatan matanya.

Beberapa menit kemudian saat Anko sudah menyiapkan bahan-bahannya ... cucian baju itu tampaknya sudah selesai. Anko segera membilasnya dan setelah itu memasukkannya ke pengering.

Pengering pakaian paling cocok digunakan di musim dingin jadi tidak perlu memeras, ampuh sekali.

Hanya tinggal menjemurnya di balkon.

"Yosh!! Selesai," setelah mengepak-kepakan pakaiannya dan menjemurnya. Anko masuk kembali dan dia menuju dapur untuk memasak.

Dia memasak dengan riang sambil menyalakan pemutar musik yang terhubung dari kamarnya.

Lagunya asyik, lagu idol yang dipakai untuk opening game.

Beberapa menit kemudian, Yosh!! Sudah beres.

Dia meletakkan masakan kreasinya di meja kecil di ruangannya. Dia duduk dengan riangnya kemudian mengucapkan, "Itadakimasu ...." sambil menepukkan kedua tangannya.

Kenyang~ Kenyang~

Kalau kenyang begitu mau menatap komputer menjadi malas :"(

Inginnya tidur lagi.

Anko merasa masih ada banyak hal yang harus dia kerjakan, karena dia sekarang adalah pemain game profesional sekaligus doujinshi.

Sesudah sarapan, dia menghidupkan komputernya seperti biasa.

Tak lupa di pagi hari itu, dia menghubungi teman-teman gamers-nya di chat.

"Ohayou minna~" Anko menyapa mereka di grup obrolan sebagai Milkyway.

"Ohayou ...." 5 orang menjawab salamnya dengan kata yang sama.

"Kemarin katanya mau membicarakan sesuatu?" tanya pururin memastikan.

"Iya, maksudku sekarang ini." Milkyway membalas chat Pururin.

"Apa ada masalah saat offline kemarin?" Keyna bertanya khawatir.

"Tidak juga, kemarin aku keluar sebentar untuk mencari beberapa makanan dan aku menemukan kartu memori ...." Milkyway sedang mengetik, tampaknya akan panjang. Teman-temannya berusaha memberikan kesempatan mengetik padanya agar chat-nya tidak berbenturan, "... Kartu memori tersebut masih tersegel rapi di dalam plastik dan di pojok kiri bawah ada ukiran nama seseorang. Aku cari di internet untuk versinya tidak ada yang seperti ini."

Tak lama kemudian, seseorang sedang mengetik menanggapi pesannya Milkyway.

"Ohayou, kartu memori itu seperti apa? bisa aku lihat?" Chacha membalasnya. Dia tampaknya agak paham dengan benda-benda semacam ini karena dia sekolah ambil jurusan IT, "Tolong diperjelas ...!" Pintanya, tampaknya Chacha percaya pada perkataan Anko.

"Ya, tunggu sebentar, aku akan memfotonya." Anko membalasnya, di pagi hari dan di dekat jendela, pencahayaan akan terlihat lebih bagus.

"Oh, jadi benda asing yang tadi malam kamu sebutkan adalah ini?" Keyna membalasnya dan baru sadar kalau itu adalah kartu memori bukan benda asing yg berasal dari luar atau alien gitu.

Keyna mengirim emoticon menatap dengan malas, tentu saja rasa penasarannya berkurang.

"Ya, ini bukan kartu memori biasa ... sepertinya ...."

Milkyway mengirimkan foto hasil jepretannya, "Itu di pojok kiri ada tulisannya tampaknya sebuah nama ...."

"Hmm ...." Pururin dan Chacha membalas dengan kata yang sama, itu artinya mereka berdua sedang bergumam memikirkan hal ini.

Chacha mulai mengetik.

"Bagus ya," dia malah berkomentar saja. Itu artinya mungkin Chacha sendiri tidak tahu.

"Iya, aku pikir begitu, dan apakah ini kartu memori asli atau cuma mainan atau bagaimana?" Milkyway kembali bertanya karena dia sudah kesulitan tidak menemukan yang lebih spesifik lagi. Jika dia tidak menemukannya, dia ingin mempostingnya di sosial media dan menanyakan, 'Siapa pemilik kartu ini?'

Lalu Chacha mengetik lagi setelah sekian lama ...

Keyna akhirnya offline.

Pururin cuma menyimaknya.

"Setahuku biasanya perusahaan besar banyak membuat kartu memori untuk merk produk perusahaannya sendiri atau jika tidak, mereka menerbitkan versi kartu memori tersebut dalam limited versi alias terbatas yang bisa diklaim hanya satu pengguna."

Jelas Chacha.

"Seperti halnya smartphone yang menggunakan kartu dengan nomor yang berbeda."

Lalu, Milkyway menjawabnya ..., "Jadi, ini semacam nomor seri?"

"Ya, nomor sekaligus identitas pemiliknya. Kemungkinan jika di ekstrak isinya akan termuat informasi pribadinya."

Jelas Chacha lagi.

"Tapi, biasanya yang beredar kan bukan seperti ini!?" Pururin menyangkalnya, karena dia juga punya macam-macam kartu memori.

"Iya, tadi sudah aku katakan limited versi jadi hanya beberapa atau orang-orang tertentu yang memilikinya."

"Aku tidak memilikinya tapi, aku menemukannya di depan tempat tinggal ku, dan ini pertama kalinya aku melihatnya." Jelas Milkyway dengan memasang emoticon serius.

"Kalau aku mencoba mengeceknya apa itu artinya tidak melanggar privasi seseorang?" Milkyway bertanya memastikan.

"Menurutku tentu saja melanggar," Pururin segera menjawabnya.

"Coba dilihat dulu saja tapi, jangan sampai ke folder pribadinya ...." Saran Chacha.

"Baiklah." Milkyway setuju.

"Kalau memang tidak ada yang memilikinya, simpan saja kartu memori itu baik-baik." Jelas Chacha.

"Aku tadinya ingin mencari pemiliknya dengan memposting fotonya di sosial media ...."

Deg!!

Seketika mereka memprotes Milkyway karena tindakan bodohnya, "BAKA!!" kompak sekali.

"Kamu itu pemain game profesional loh, kalau kamu mendapatkan sesuatu yang bagus anggap saja sebagai bentuk apresiasi dirimu." Kata Pururin dengan sungguh-sungguh.

"Pururin ...." Kata-kata itu jujur saja menyentuh hati Anko, apa benar kartu memori ini hanya ditujukan padanya melainkan bukan sengaja atau kebetulan ditaruh di depan apartemennya?

"Coba di cek dulu, Milkyway." Saran Chacha.

"Baiklah, terima kasih semuanya ...."

Anko segera mengakhiri chat-nya dan kemudian dia segera mengeceknya isi kartu memori tersebut.

"...."

________

Kira-kira kartu memori seperti apa yang telah ditemukan oleh Anko?