'... Benar! Tidak ada penghuni apartemen dengan nama ini di sini!'
'Apa mungkin nama dari seseorang yang telah mampir ke apartemennya seseorang?'
'Namun, kartu memori ini jatuh tepat di depan apartemenku ....'
'Jangan-jangan ....'
Anko berpikir, seseorang telah masuk ke apartemennya, memang ini pemikiran yang berlebihan tapi tidak ada salahnya kalau dia menemukan sesuatu yang mencurigakan yang memikat perhatiannya.
Anko segera membuka kunci pintunya dan masuk, jelas sekali pintu apartemennya masih terkunci jadi tidak mungkin ada orang yang masuk ke dalamnya.
Anko terpaksa memungut kartu memori itu karena penasaran.
Kini setelah dia melepas mantelnya dan meletakkannya di gantungan baju yang terbuat dari kayu, dia segera duduk manis di depan layar komputernya kembali sambil membuka keripik kesukaan yang baru dibelinya.
[Milkyway Online] Akhirnya dia kembali ....
"Wah wah katanya sebentar tapi, kok lama?" tanya salah satu temannya di game itu.
"Eh~ apa aku terlalu lama?" Milkyway bertanya dengan wajah avatar tidak berdosa.
"Ah~ jadi kami harus menunggu sekitar hampir setengah jam hanya untuk menunggu avatarmu."
"Bukankah itu terdengar seperti hal yang tidak berguna?" kata salah satu temannya dengan user Pururin.
"Ah~ maaf, maaf, aku sudah kembali. Yah~ lain kali aku logout saja." kata Milkyway dengan wajah avatar sungkannya.
"Lagian sih, tadi kenapa offline secara tiba-tiba ...." Protes Keyna dengan avatar imutnya.
"Oh~ jangan-jangan kau boker tadi, ya?" tanya Sharon menggodanya.
"Eh~ yang benar saja!! Aku ada urusan sebentar barusan." Jelas Milkyway, dia tidak ingin terlihat lemah karena offline sebentar saja.
"Itu kan memang kerjaan Sharon~" Pururin menggodanya, dia memang sering offline karena kebelet boker tiba-tiba.
"Aaah!! Kau genit seperti biasa, sering memberiku sambal padahal sudah tahu perutku lemah!!" Tentu saja Sharon memprotesnya, kabarnya Sharon dan Pururin adalah sepasang kekasih dan berada di salah satu sekolah.
"Fufufufufu~" Milkyway membuat wajah tertawa kecil.
"Sudah, sudah! Bertengkarnya nanti saja," Keyna melerainya kemudian dia fokus pada jam yang terlihat seperti mesin waktu yang dibawanya, "Sebentar lagi ada event!!" serunya.
Kemudian mereka semua yang tergabung dalam party segera melihatnya juga, layar putih kemudian masuk ke beranda, "Oh~ benar juga!"
"Apa kalian siap?" Ucap Claire dengan sungguh-sungguh yang memberikan pertanyaan pada member party-nya.
Si Nino hari ini tidak ikut karena masih ada kesibukan di sekolahnya.
"Eh, ini tenggat waktunya kapan? Tumben tidak ada batasan ...." Tanya salah satu avatar wanita di sana.
"Sampai tahun baru mungkin." Jawab salah satu avatar laki-laki di dekatnya.
Dalam hati Anko yang tidak ingin melewatkan event ini bersama teman-temannya ..., "Wah~ seru nih, apalagi hadiahnya disembunyikan, semoga aja tidak saling bunuh membunuh, karena sejauh ini di game RPG yang dia mainkan hanya bertarung sampai K.O. dan mencari harta karun. Sungguh game yang damai, mereka yang berkumpul di sini bak keluarga nyata.
Akhirnya ....
[Event Start!] dan ternyata benar, eventnya mengumpulkan hadiah sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan lencana event musim dingin, mereka yang sudah berpengalaman dan memiliki level tempur yang tinggi pasti akan jadi pemenangnya. Ya, tentu saja salah satunya adalah user Milkyway ini.
"Jadi itu sebabnya toh hadiahnya disembunyikan, karena hadiah yang akan didapatkan adalah hadiah yang berhasil kami cari." Gumam Anko yang bersemangat dengan event ini tapi, kenapa harus party? bukannya individual saja cukup?
"...."
Anko masih heran mengenai peraturan itu, dan dia berpikir, "Ah~ mungkin nanti total hadiah dari masing-masing peserta yang ikut party kali, ya." Berarti bagi mereka yang memiliki kelompok party besar dan banyak maka akan sangat diuntungkan!!
Beberapa jam kemudian hingga tengah malam, "Fuaaah~" event DAYS 1 berakhir, Anko mendapatkan 50000 keping koin dan 3 item.
Lumayan juga, sementara teman-temannya ada yang mendapatkan sekitar 10000-20000 keping koin saja itu sudah membuat mereka bahagia.
Usai event di hari pertama mereka berpamitan, dan berharap bisa berjumpa esok hari.
"Ano sa ...." Anko menyapa semua orang yang ada di dekatnya, kemudian beberapa dari mereka yang akan logout meresponsnya sebentar.
"Ada apa?" tanya pururin yang menoleh ke arahnya.
"Bolehkah nanti aku bertanya-tanya sesuatu? Ah~ aku menemukan benda asing di dunia nyata." Jelasnya.
"Apaaaaa!?" Sontak membuat Keyna tertarik dan dia pikir benda asing merajuk pada alien atau semacamnya.
"Baiklah, kita bicarakan di grup chat saja kalau begitu," Ucap pururin dan kemudian segera logout.
Grup chat itu berisi 10 orang yang waktu itu diundang secara bersamaan ke game RPG ini.
Karena sudah malam, Anko berusaha menchatting mereka besok pagi saja.
Sisanya mengenai informasi kartu memori yang dia dapatkan itu, dia akan mencarinya di internet.
"...."
Secara memang Anko tidak menemukan kartu memori yang spesifik, warnanya juga tidak sama dengan kebanyakan kartu memori yang beredar. Anko sendiri pun memilikinya meski hanya bentuknya yang sama, warna dan desainnya beda.
'Apa itu barang mainan?' pikirnya ....
Beberapa menit kemudian, sekitar hampir jam setengah 2 dia mendapat pesan dari temannya, Tama.
"Aku sudah menyelesaikannya!" dia memberi kabar kalau proyek kolaborasinya sekarang sudah beres, tinggal membawa ke komiket saja.
"Uwaaaaah bagus banget!!!" Anko terpukau melihat desain miliknya sendiri yang dicetak sebagai cover komik.
Tentu saja isi komik itu tak lepas dari pembahasan seorang anak yang menjadi developer game.
Anko jadi tidak sabar ingin membacanya.
Kini Tama telah menyelesaikan cetakannya dan mereka akan bertemu 10 hari lagi.
Sungguh sangat tidak sabar, Anko malah ingin segera bertemu dengan Tama.
(>_<)
Anko segera membereskan sampah yang ada di atas mejanya, dia membuang bungkus keripik itu di tempat sampah, lalu mengelap keyboard agar tetap bersih.
Dia segera menghabiskan cola lalu tertidur, pagi harinya besok akan dia awali dengan mencuci baju dan memasak.
Tapi, dia masih kepikiran dengan kartu memori yang telah dia dapatkan.
'Tama masih Online,' dia segera mengirimi pesan lagi pada Tama.
"Kamu tahu kartu memori?" pertanyaan yang terlihat sangat basa-basi.
"Iya tahu, memangnya kenapa dan ada apa?" Tama membalas cepat dengan berbalik memberinya pertanyaan.
"Aku menemukan kartu memori tapi, aku tidak tahu dengan kartu memori tersebut." Jelas Anko yang perkataanya terlihat meragukan.
"...."
"Boleh aku melihatnya?" Tama membalasnya kembali.
"Kan ada banyak jenis kartu memori, ada yang bisa ditancapkan di smartphone, di kamera, di dalam laptop atau di hardware atau konsol game kita ...."
Gambar dikirimkan, terkirim!!
"Ini," Anko menunjukkannya dengan memfoto kartu memori tersebut.
"Hmm ...." Tama membalasnya dengan emoticon menggumam.
"Bentuknya mirip seperti kartu memori yang bisa ditancapkan di konsol game, sih. Namun, agak berat." Jelasnya sungguh-sungguh.
"Kalau begitu kenapa tidak coba saja tancapkan ke sana? Atau bisa kan kamu tancapkan ke CPU komputer-mu? Tampaknya spesifikasinya gak kentang (gak rendahan)."
"Baiklah nanti aku coba ...."
"Kamu ragu?"
"Ya, karena di balik kartu ini ada namanya ...." Anko berusaha memberitahu tulisan pada pojok kiri kartu memori itu.
"Siapa?" Tama bertanya penasaran.
Namanya ....