Chereads / Cross The Line / Chapter 42 - Romansa Di Tengah Ketakutan

Chapter 42 - Romansa Di Tengah Ketakutan

Lee tiba - tiba saja sangat merindukan Clara. kemudian ia mencoba untuk menghubungi Clara dan menanyakan keadaan nya. karena ia merasa sedikit cemas setelah ibu nya Clara mengatakan kepada nya bahwa Clara hanya sendiri di rumah sedangkan ibu nya harus ke luar negeri karena ada pekerjaan penting yang harus di lakukan. setelah selesai bekerja di sore hari ia pun melihat ponsel nya dan menghubungi Clara.

" Halo. " jawab Clara di telepon dengan suara nya yang sedikit serak.

" Halo Clara. ada apa dengan suara mu? apakah kamu sakit? " tanya Lee dengan cemas.

" Oh tidak apa - apa. mungkin hanya sedikit kelelahan makanya suara ku begini. ada apa Lee? " tanya Clara.

" Ah, tidak ada apa - apa. hanya saja aku begitu mencemaskan mu makanya aku menelepon. apa yang saat ini kamu lakukan? apakah kamu sedang di rumah? " tanya Lee lagi memastikan keberadaan Clara.

" Ng,,,ng,, aku di rumah kok. " jawab Clara berbohong.

tiba - tiba suara klakson mobil terdengar di telepon dan juga bunyi knalpot motor yang bising ikut terdengar.

" Kok ada suara klakson dan juga suara motor lewat? apakah kamu sedang di luar Clar? " tanya Lee curiga karena merasa ada yang di sembunyikan oleh Clara.

" Hah? apa? tidak! aku di rumah. ku tutup ya kalau tidak ada yang penting yang ingin kau katakan. aku sibuk. dadaah. " ucap Clara sedikit panik dan kemudian mematikan ponsel nya.

Lee merasa ada sesuatu yang aneh pada diri Clara. terlihat jelas bagi Lee bahwa Clara saat ini sedang berbohong kepada nya. kemudian Lee berusaha mencari tahu keberadaan Clara dengan pergi ke rumah Clara. kemudian ia bergegas pergi.

Clara mulai merasa lelah karena sudah beberapa hari ini ia melakukan pengintaian di sekitar rumah lama nya itu. ia pun juga sangat kesal karena tak kunjung mendapatkan apa yang ia inginkan. ia merasa apa yang ia lakukan saat ini sia - sia saja dan banyak membuang waktu dan juga energi nya.

Sebetul nya Clara sedikit ada rasa curiga terhadap Gio. karena pria yang sebelum nya ia lihat memasuki rumah lama nya itu terlihat sangat mirip dengan Gio di lihat dari cara berjalan dan juga bentuk postur tubuh nya. karena pikiran itu sangat mengganggu Clara, ia pun bersikeras untuk tetap mengintai rumah lama nya tersebut. namun pria itu hilang begitu saja entah kemana bak di telan bumi.

Clara mulai kehabisan makanan di mobil nya. dia pun keluar dari mobil nya dan sedikit merenggangkan tubuh nya. kemudian ia melihat sekeliling nya apakah ada supermarket ataupun minimarket di sekitar area tersebut yang masih buka. lalu ia melihat ada minimarket yang terletak tidak jauh dari ia memarkirkan mobil nya, ia pun mengunjungi minimarket tersebut untuk membeli beberapa kudapan dan juga dua botol air mineral dengan ukuran yang paling besar.

Saat Clara keluar dari minimarket sambil memakan satu buah roti di tangan nya, ia melihat mobil sedan hitam keluar dari rumah Jerry yang kelihatan nya seperti mobil yang di miliki oleh Jerry. Clara bergegas kembali ke mobil nya dan mulai mengikuti mobil tersebut secara hati - hati agar tidak ketahuan.

Namun usaha nya sia - sia karena ternyata mobil sedan itu mengetahui bahwa dia sedang di ikuti, tiba - tiba saja mobil sedan itu melaju begitu cepat sampai - sampai Clara kehilangan diri nya di persimpangan jalan karena Clara tertahan oleh lampu merah sehingga Clara tidak bisa lagi mengikuti nya.

Clara pun kesal dan mumukul stir mobil nya. ia mulai mengumpat karena sangat marah. Clara pun tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan sekarang. akhirnya ia memutuskan untuk kembali pulang dan menyudahi pengintaian tersebut. Clara merasa menghabis kan waktu nya dengan percuma. dan ia pun sudah tidak bisa lagi berbagi masalah nya dengan siapa pun.

Clara pun tidak lagi menyewa detektif untuk mencari tahu karena ia takut kalau detektif sewaan nya itu berakhir sama dengan detektif sebelum nya. Clara pun kini merasa putus asa. ibu nya pun tidak ada di rumah karena sedang berada di luar negeri sehingga Clara pun kini merasa kesepian lagi dengan segala masalah yang begitu rumit menimpa nya saat ini.

Begitu Clara sampai di rumah, tiba - tiba saja ada Lee yang sudah menunggu di ruang tamu nya sambil memainkan ponsel. Clara pun sangat terkejut sampai ia tidak bisa berkata - kata. Lee hanya melayangkan senyuman manis nya kepada Clara ketika melihat nya datang.

" Lee! apa yang kau lakukan di sini? " tanya Clara dengan heran.

" Aku menunggu mu dari tadi. aku mencemas kan mu! mengapa kau tidak mengangkat telepon ku dari tadi? apakah kamu sesibuk itu Clar? " ucap Lee yang kembali bertanya pada Clara.

" Ng..ng..anu..ng.. aku habis ke toko buku. " jawab Clara yang kembali berbohong pada Lee.

" Oh begitu. tidak masalah. " sahut Lee mempercayai nya.

" Kamu sudah berapa lama di sini? " tanya Clara lagi.

" Mungkin sudah sekitar satu jam. " jawab Lee sambil melihat ke arah jam tangan nya.

" Apa? satu jam? sorry ya Lee aku mengabaikan mu. seharus nya tadi aku mengangkat nya. maaf Lee. " sahut Clara yang merasa sedikit bersalah pada Lee.

" Tidak masalah Clara! kau tidak perlu merasa bersalah. lagi pula itu kemauan ku untuk menunggu mu di sini. " pungkas Lee.

Mereka berdua akhir nya saling bercengkrama. Clara pun tidak merasa kesepian karena ternyata ibu nya berpesan kepada Lee untuk sering mengunjungi dan menemani Clara. mereka bercerita sampai - sampai lupa waktu dan juga malam semakin larut. Lee begitu bahagia melihat Clara yang kembali tertawa lepas padahal sejak awal kedatangan nya Clara nampak begitu sangat murung.

Clara mengantar Lee sampai ke mobil nya. mereka pun mulai bepamitan satu sama lain. sampai akhirnya Lee mulai menyalakan mesin mobil nya, namun tidak kunjung menyala juga. Lee mulai khawatir, padahal sebelum itu kondisi mobil nya terlihat baik - baik saja. Clara pun ikutan cemas dan bertanya kepada Lee apakah ada masalah dengan mobil nya.

" Lee, ada apa? apakah mobil mu rusak? " tanya Clara.

" Aku tidak tahu mengapa tidak mau menyala, padahal sebelum nya baik - baik saja. " jawab Lee yang masih berusaha menyalakan mobil nya.

" Aduh, bagaimana ini? sudah larut malam. apakah kau mau ku panggilkan taxi? " tutur Clara.

" Boleh boleh. " sahut Lee

Clara mulai menelepon jasa taxi untuk Lee naiki. namun tidak ada jawaban. Clara mencoba berjalan ke depan rumah nya untuk melihat barangkali saja ada taxi yang lewat. Lee turun dari mobil nya karena melihat Clara yang berjalan ke depan rumah dan kemudian menyusul nya. mereka cukup lama menunggu di depan rumah namun tidak ada satu pun taxi yang lewat.

Clara kemudian menyuruh Lee untuk menginap malam itu di rumah nya karena montir baru bisa datang besok pagi untuk memperbaiki mobil nya. mendengar ajakan Clara membuat Lee merasa gugup dan juga terkejut. karena menurut Lee tidak ada pilihan lain, akhirnya Lee menerima tawaran Clara untuk menginap. lagi pula di rumah Clara banyak kamar kosong yang tersedia.

Clara dan Lee kembali masuk ke rumah. wajah Lee seketika memerah karena Lee mengingat kejadian masa lalu nya bersama Clara. Clara pun hanya sekedar berbaik hati kepada Lee karena rasa simpati nya terhadap Lee. Clara kemudian menunjukkan kamar yang akan di pakai Lee malam itu serta memberikan kaos kebesaran milik nya yang kebetulan cukup pas di tubuh Lee. dan juga Clara memberikan celana panjang milik nya yang ternyata muat di kenakan oleh Lee.

Clara tidak berhenti tertawa melihat Lee yang mengenakan pakaian yang di berikan oleh nya itu. Lee hanya tersipu malu dengan wajah yang memerah bagaikan buah tomat. saat mereka sedang tertawa lepas tiba - tiba lampu rumah Clara padam. Clara pun reflek menghampiri dan memeluk Lee karena takut. setelah beberapa detik lampu rumah pun kembali menyala. mereka pun melihat sekeliling mereka sampai akhirnya kemudian saling berpandangan. situasi menjadi sangat canggung di antara kedua nya.