Pagi itu Clara terlihat tak seperti biasanya. Entah mengapa wajah Clara terlihat masam. Di kantor ia hanya bisa diam saja dan mengerjakan pekerjaan nya seperti biasa. Tak ada satupun yang melihat senyum di wajah Clara pada hari itu termasuk Lee. Bahkan Clara tidak pergi untuk makan siang. Lee terlihat khawatir kepada Clara karena semalam Clara masih terlihat ceria di telepon.
Lee kemudian menghampiri Clara saat Clara mulai termenung.
'' Hai Clara, apa yang sedang kau lamunkan? '' Tanya Lee sambil menepuk bahu Clara
'' Ah,,, Tidak ada. '' sahut Clara yang tiba - tiba tersadar dari lamunan nya.
'' mengapa kau tidak pergi makan siang? Apa kau tidak lapar?. '' Tanya Lee lagi
'' Tidak nanti saja. '' Jawab Clara sambil meneruskan pekerjaan nya
Lee merasa heran dengan sikap Clara belakangan ini. Lee berusaha menghibur Clara dengan memberikan cemilan kesukaan Clara akan tetapi Clara tetap saja bersikap sama. Setelah selesai kantor tak biasanya Clara paling dulu berpamitan dengan rekan - rekan kantor yang lain nya. Ketika Lee keluar dari ruangan nya ia melihat meja Clara sudah kosong dan Lee bertanya kepada rekan nya dan rekan nya bilang bahwa Clara pamit lebih dulu. Lee merasa semakin khawatir dengan Clara.
'' Harus kah ku hubungi Clara? Aku takut aku akan memperburuk keadaan nya. Sekarang apa yang harus ku lakukan?. '' Kata Lee dalam hati nya
Sementara itu selama perjalanan Clara masih terlihat sangat murung. Tatapan nya sangat kosong melihat kearah luar jendela bis yang ia naiki. Sampai - sampai bis itu sampai pada perhentian terakhir, Clara masih saja terus termenung di kursi yang ia duduki, seketika ia sadar ada seseorang yang memanggil - manggil nya. Ya, orang itu adalah supir bis, ia memberi tahu pada Clara bahwa mereka sudah sampai di perhentian terakhir. Tanpa menjawab Clara turun dari bis itu dan hendak memberhentikan taxi. Sudah hampir 30 menit Clara menunggu akan tetapi tak ada satupun taxi yang lewat. Clara mengeluarkan ponsel ny dan membuka nya ternyata seperti biasanya ponsel Clara kehabisan baterai. Clara hanya bisa mengehela nafas panjang.
Setelah hampir 1 jam akhirnya Clara bisa menemukan taxi, ia segera naik dan meminta taxi tersebut untuk mengantarnya. Clara nampak seperti orang bingung, tanpa sadar ia bukan menyebutkan alamat rumah nya melainkan alamat rumah Gio. Sepanjang perjalanan Clara lagi - lagi termenung. Setelah sampai, Clara tiba - tiba kaget. Ternyata ia sampai didepan rumah Gio.
'' Lho, mengapa aku bisa sampai disini? Aku rasa aku sudah mulai gila. '' Kata Clara dalam hatinya
'' Sudah sampai non. '' kata supir taxi itu
'' Lho pak kenapa bisa sampai disini? bukan alamat ini yang ingin saya tuju pak. '' Kata Clara mencoba meyakinkan dan sedikit kesal.
'' tapi non sendiri tadi yang bilang bahwa non mau ke alamat ini. '' balas supir taxi itu sedikit dengan nada tinggi.
'' Oke oke. Maaf mungkin ada kesalahpahaman, kalau begitu kita puter balik pak. '' Kata Clara lagi kepada supir taxi itu.
'' Baik non. '' Jawab supir taxi.
Kemudian supir taxi itu merubah rute nya lagi menuju alamat yang benar yaitu kerumah Clara. Clara terus saja mengatakan bodoh mencaci diri nya sendiri dalam hati nya. Setelah sampai rumahnya ia melepas tas nya dan membaringkan tubuh nya di atas tempat tidur nya.
Ada apa dengan diriku hari ini, aku terus saja tidak fokus, pikira ku terasa campur aduk dan perasaan ku tak karuan rasanya. Aku selalu terpikirkan dengan hal - hal yang tak ingin ku pikirkan. Mengapa aku teru menerus memikirkan Gio si manusia bodoh itu.
Clara terus saja mengeluh tentang dirinya sampai - sampai ia tertidur pulas tanpa membersihkan dirinya dan juga mengganti bajunya.
Hari berganti. Pagi itu Clara terasa sangat enggan pergi ke kantor. Dia melihat ke arah jam dinding kamarnya dengan mata yang separuh terpejam. Ternyata sudah pukul 8 pagi. Clara memutuskan untuk tidak pergi ke kantor dan tetap berada dirumah. Clara kemudian mengambil telepon genggam nya dan mengirimkan pesan singkat kepada pak kepala bahwa ia tidak bisa ke kantor hari ini karena sakit. Pak kepala dengan berat hati mengizinkan nya.
Tiba - tiba suara perut Clara terdengar ditelinga Clara. Kemudian Clara mulai mengganti bajunya dengan setelan training dan mulai memasak sarapan untuk ia makan. Setelah sarapan Clara mulai merasa bosan, ia memutuskan untuk pergi ke salah satu toko buku yang baru opening di dekat rumah nya. Dengan setelan training nya dan rambut yang di ikat menjuntai keatas serta kacamata bulat yang terlihat besar di wajahnya ia berjalan santai menuju toko buku tersebut tanpa membawa dompet serta ponsel nya, yang ia bawa hanya satu yaitu kartu ATM nya.
Setelah sampai di toko buku Clara melihat sekeliling nya, nampak buku - buku yang tersusun rapih dengan gaya style minimalis dan juga pot - pot tanaman yang berada di pojok setiap ruangan menambah keindahan toko tersebut. karna itu masih pagi jadi belum terlalu banyak pengunjung. Clara sangat menikmatinya. Berbagai jenis genre buku ia baca untuk mengisi waktu luang nya.
Sementara itu di kantor, Lee tampak tidak begitu semangat. Lee merasa hampa karena Clara tidak masuk kantor hari ini. Lee memutuskan untuk menghubungi Clara namun tak ada jawaban dari Clara. Lee merasa heran dan bertanya - tanya. ia merasa ia harus mengungkapkan perasaan nya kepada Clara, karena menurut Lee ia sudah tidak bisa lagi membendung perasaan nya.
Tak terasa hari sudah mulai sore, Clara memutuskan membeli beberapa buku untuk di baca dirumah. Setelah keluar dari toko buku ia menyempatkan untuk mampir ke minimarket dekat rumah nya untuk membeli mie instant dan sebotol soda. Sesampainya dirumah ia memeriksa ponsel nya. ternyata banyak sekali panggilan tak terjawab dari Lee. Kemudian Clara menelepon balik Lee. Lee langsung menjawab nya.
" Halo Lee. " Kata Clara
" Halo Clara, kamu baik - baik saja? apa kamu sakit parah? perlu aku antar ke dokter?. " Jawab Lee sambil bertanya banyak hal
" Wait,, wait,, wait. satu - satu nanyanya. kalau rombongan gini bagaimana ku mau menjawab nya. " Sahut Clara di telepon sembari menenangkan Lee.
" Pertama, aku baik - baik saja, dan kau tidak perlu mengantarku ke dokter. alu hanya lagi malas saja pergi ke kantor. " Jelas Clara di telepon.
" Woah syukurlah. sejujurnya aku sempat panik. dan kau tahu apa yang menarik?. " Kata Lee sambil bertanya.
" Apa tuh?. " Jawab Clara dengan polosnya
" Aku didepan rumah mu sekarang. boleh kah aku mampir?. " Kata Lee lagi
" Hah??! Apa???? serius??. " Jawab Clara lagi sambil membuka jendela kamarnya
Dan betul apa yang dikatakan Lee. Ada mobil sport merah yang terparkir di depan rumah Clara. Clara bergegas pergi keluar tanpa mematikan telepon nya. Clara tercengang melihat Lee yang tiba - tiba datang sedangkan Lee hanya tersenyum manis keluar dari mobil nya dan menatap Clara dengan style nya yang lucu itu.
" Lee,,, apa yang kau lakukan disini?. " Tanya Clara dengan posisi ponsel yang masih di tempel di telinganya.
" Cantik. " Balas Lee yang juga masih dengan posisi bluetooth earphone yang menempel di telinga nya.
Clara menjadi salah tingkah dan pura - pura tidak mendengar perkataan Lee dan mematikan ponsel nya.
" Boleh aku masuk. " Tanya Lee
" Oh tentu saja. mari masuk. " Ajak Clara
Clara mulai panik menata barang - barang nya yang banyak berceceran di lantai, Lee hanya tersenyum melihat nya.
" Silahkan duduk, Maaf ya sedikit berantakan. " Kata Clara.
" Iya tidak apa - apa. " Jawab Lee dengan suara lembut nya.
" Mau minum apa? kebetulan aku punya soda, kamu mau?. " Tanya Clara lagi sambil menyodorkan Gelas berisi es dan sebotol Cola.
" Terimakasih. " Balas Lee
" Kamu seriusan gak sakit?. " Tanya Lee yang masih sedikit penasaran.
" Seriusan aku sehat - sehat aja kok. lihat kan. " jawab Clara menjelaskan.
" Hmm,, aku lega sekarang. By the way boleh aku bertanya sesuatu ke kamu?. " Kata Lee
" Ya,, tergantung apa dulu pertanyaan nya. " Tegas Clara
" Oke, to the point aja ya, sebenarnya kamu ada masalah apa? kemarin kamu terlihat begitu lesu, bahkan sekarang kamu tidak pergi ke kantor. Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiran mu?. " Tanya Lee degan penasaran.
" Sebetul nya ada. akan tetapi aku belum bisa memberitahu mu. " Ucap Clara
" Oh it's ok aku mengerti. Semoga masalah mu cepat selesai ya, dan kamu kembali tersenyum seperti biasanya. " Kata Lee sedikit memberi dukungan pada Clara.
" Thank's ya Lee. " Ucap Clara
" Baiklah karna sudah mulai larut sebaik nya aku pulang. " Kata Lee berpamitan
Kemudian Clara mengantar Lee keluar sampai depan rumahnya. Lee berjalan sangat pelan menuju mobil nya akan tetapi tiba - tiba Lee berbalik dan menghampiri Clara, saat itu Clara hendak membuka pintu rumah nya dan kembali masuk, Lee menarik tangan Clara secara tiba - tiba, Clara pun kaget dan terhempas ke arah Lee dan kemudian Lee mendekap Clara kedalam pelukan nya. Karna Kaget Clara hanya bisa terdiam. Lee melepaskan pelukan nya dan memandang wajah Clara, Mereka berdua kemudian saling menatap dan diam terpaku. Lee memejamkan matanya dan perlahan wajah Lee mendekat ke arah wajah Clara dan Lee mulai memiringkan kepala nya dan hendak mencium Clara. Wajah Clara mulai semakin merona karena Lee hendak mencium nya. Clara menutup matanya karna jantung nya sudah mulai berdegup kencang. Setelah bibir mereka hampir bersentuhan, Lee membuka matanya dan mencium kening Clara kemudian mengucapkan selamat malam dan pergi menuju mobil nya. Clara membuka matanya dan melihat Lee yang perlahan menjauh dari pandangan nya.
Setelah Lee pergi Clara masuk ke rumah nya lagi sambil tersenyum. Seketika ia memutar musik dengan volume yang sedikit kencang dan mulai menari - nari sendiri.
Oh apa yang ku laku kan? mengapa aku begitu senang. Apakah aku jatuh cinta kepadanya? padahal Lee hanya mencium kening ku. Apa maksud dari perlakuan nya itu ya? harus kah ku telepon dia sekarang untuk memastikan?. Ah tidak tidak, nanti saja. Aku terlalu malu saat ini untuk menghubungi nya. Clara terus saja berbicara kepada dirinya sendiri.
Clara merasa jantung nya tiba - tiba berdebar dihadapan Lee. Akan tetapi Clara juga masih sedikit bingung dengan perasaan nya sendiri, benarkah ia jatuh cinta atau kah hanya pelampiasan semata.
Pagi pun tiba, hari begitu cerah membuat Clara semangat lagi menjalani hari - hari nya. Tak seperti biasanya Clara berangkat ke kantor lebih awal sehingga ia sampai terlebih dahulu dibanding rekan - rekan lainnya. Clara langsung mulai memeriksa pekerjaan nya, ternyata satu hari ia absen banyak sekali pekerjaan yang tertunda sehingga menumpuk di meja nya.
" Argkh,,, pak kepala ini!.aku absen satu hari saja ia memberikan ku tugas begini banyak. huh. " Keluh Clara
Tak lama ia berhenti bicara Bos nya datang dan menghampiri nya.
" Clara kamu sudah sehat kan. aku harap begitu. tolong berkas - berkas yang barusan kamu periksa di tuntas kan hari ini. karna harus selesai hari ini. oke. " Ucap pak kepala sambil tersenyum licik kepada Clara
" Ba,, ba,, baik pak. " Jawab Clara terbata - bata
" Oh tidak, apa barusan ia mendengar perkataan ku ya? Ah sudah lah. ayo Clara kita mulai bekerja. " Kata Clara lagi dalam hatinya.
Clara mulai, fokus bekerja. Lee yang memperhatikan dari luar ruangan nya tersenyum - senyum sendiri. Lee merasa senang Clara kembali ceria seperti biasanya. Setelah memandangi Clara beberapa saat, Lee akhirnya kembali bekerja. Saat jam makan siang tiba - tiba seorang kurir datang menghampiri meja Clara dengan bucket bunga ditangan nya. Clara cukup kaget dan sempat beberapa kali menanyakan apakah benar bucket bunga itu untuk dirinya. Kurir nya terus saja meyakin kan Clara dan meminta Clara untuk menandatangani tanda terima. Setelah Clara menandatangani nya ia bertanya lagi kepada kurir tersebut siapakah pengirim nya. Namun Kurir tersebut hanya menyuruh Clara membaca kartu ucapan yang terselip di bunga itu. Rekan - rekan Clara mulai ramai menyoraki Clara dan meledek Clara. Suasana kantor mulai ricuh. Rekan nya beranggapan kalau Clara sedang berkencan dengan seseorang.
" Cieee Clara,,, selamat yaa,, akhirnya punya kekasih juga. " Kata salah satu rekan nya.
" Hah, ti,, ti,, tidak bukan begitu. aku sendiri bingung. " Jawab Clara mengelak.
" Ah kamu pemalu rupanya. " Sahut rekan yang lain nya
Kemudian Clara segera membuka kartu ucapan yang terselip di bucket bunga tersebut. Clara sungguh tidak percaya. ternyata yang mengirim nya adalah Lee. Clara langsung mengalihkan pandangan nya ke arah ruangan Lee. Dan ia mulai bertanya - tanya lagi maksud dan tujuan nya. Akhirnya Clara mendatangi ruangan Lee akan tetapi Lee tidak ada ditempat. Clara memutuskan kembali ke tempat nya dan hendak menanyai Lee setelah pulang bekerja nanti.
Akhirnya pertemuan antara Lee dan Clara terjadi setelah mereka pulang bekerja, Lee sudah menunggu Clara di Lobby kantor. Clara yang saat itu melihat nya langsung bergegas menghampiri Lee. Setelah bertemu meeka kemudian saling menyapa satu sama lain dan Lee menawarkan diri untuk mengantar Clara pulang. Clara menerimanya karna ada beberapa hal yang hendak ia tanyakan kepada Lee
Sepanjang perjalanan mereka masih saja terdiam, sampai akhirnya Clara bertanya lebih dahulu.
" Lee, aku ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada mu. " Kata Clara membuka pembicaraan
" Iya, silahkan saja. " Balas Lee dengan santai
" Mengapa kamu mencium keningku kemarin, dan juga kau memberikan ku sebucket bunga. Sejujurnya aku tak memahami maksud kamu melakukan hal itu sebelumnya. " Tanya Clara dengan panjang lebar.
Mendengar pertanyaan Clara membuat Lee sekeika memarkirkan kendaraan nya di tepi jalan dan memalingkan wajah nya ke arah Clara. Seketika Clara membeku dan mereka berdua saling pandang. dan Lee melontarkan beberapa Kata yang membuat Clara cukup kaget.
" Sejak pertama aku bertemu kamu dan menolong mu disaat kamu mabuk, aku merasakan perasaan yang tak biasa dalam hatiku. Aku berpikir tak mungkin aku jatuh cinta secepat itu kepada seorang gadis yang notaben nya aku tidak mengenal nya bahkan tak pernah bertemu sebelumnya nya. " Jelas Lee panjang lebar.
" Oke, teruus,,,. " Sahut Clara sambil mengangguk - anggukkan kepalanya.
" Dan setelah ku pikirkan selama ini aku semakin tidak bisa menahan perasaan ku ketika berada di samping mu. Perasan dimana ingin terus bertemu dan ingin melindungi dan membuat mu bahagia selalu. " Jelas Lee lagi.
Mendengar perkataan Lee, membuat Clara akhirnya menceritakan semuanya soal Gio. Clara pun tida membahas masalah perasaan Lee terhadap nya. Clara terus menceritakan tentang Gio sampai akhirnya Lee Tahu arti seorang Gio bagi Clara. Lee tidak berkecil hati mendengar pernyataan Clara. Lee merasa akhirnya ia tahu apa yang membuat Clara cemas selama ini. Lee berusaha memahami Clara dan memberi solusi untuk masalah yang dihadapi Clara.
Clara merasa sedikit merasa bersalah kepada Lee, Clara pun menyampaikan permohonan maaf dengan setulus hati nya. Lee merasa sedikit lega sudah bisa menyampaikan isi hati nya, dan Lee pun tidak berhenti untuk tetap berada di sisi Clara. Setelah mereka mengobrol panjang lebar Lee menyalakan kembali mobilnya dan segera mengantar Clara pulang. sesampainya di rumah Clara, Lee mengantar Clara sampai di depan pintu rumah nya. Lee kemudian memeluk Clara sebagai tanda perpisahan. Clara pun tidak menolaknya dan memeluk Lee kembali.