Chereads / Daisy Chain / Chapter 9 - Kelas 10-A

Chapter 9 - Kelas 10-A

"Sa, sa, sakit Kak." keluh murid itu karena dagunya di cengkram kuat oleh Irene. Namun Irene sama sekali tidak perduli.

"Gue cuman mau tau di mana Daisy sekarang. BUKAN DENGERIN KELUHAN LO!" ucap Irene yang memperkuat cengkraman nya di dagu murid tersebut.

"Sekali lagi gue tanya sama lo, di mana Daisy?" Irene yang terus mencengkram dagu murid itu dengan kencang.

"A, ak, aku gak t, tau Daisy di, di mana Kak." ucap murid tersebut dengan susah payah karena ia dilanda ketakutan dan dagu nya yang sakit akibat ulah Irene.

"Ck!" Irene yang melepaskan tangan nya dari dagu murid itu dengan kasar.

* * * *

Daisy sedang berjalan di Koridor menuju kelas nya tapi samar-samar Daisy melihat ada banyak kerumunan orang di depan pintu kelas nya. Daisy yang melihat kerumunan itu, langsung berlari menuju kelas nya. Saat dirinya sudah di depan kelas Daisy mendengar ada seseorang yang memanggilnya.

"DAISY KELUAR LO!" teriak Irene.

Saat Daisy mendengar nama nya di panggil, Daisy langsung menerobos kerumunan tersebut dan setelah sampai di depan Daisy melihat ada tiga orang wanita yang satu terlihat sedang sangat emosi dan dua orang lain nya hanya diam berdiri.

"DAY__" perkataan Irene terpotong karena Daisy.

"Gue di sini." Daisy yang memberanikan diri.

"Ahh, ternyata lo di situ." Irene yang menoleh ke arah Daisy sambil tersenyum sinis.

"Lo ngumpet di balik ke rumunan murid-murid." Irene berjalan menghampiri Daisy.

"Daisy Aurellia." Irene memegang rambut Daisy. Daisy hanya memperhatikan gerak-gerik Irene.

"Nama yang bagus." Irene mengelus pipi Daisy.

"Tapi...." Irene langsung menampar pipi Daisy hingga semua murid yang ada di situ tersentak kaget atas perbuatan Irene.

Namun saat Daisy di tampar oleh Irene. Daisy sama sekali tidak merasakan sakit di pipinya bahkan ia tidak kaget atas perbuatan Irene pada dirinya. Ia merasa sudah terbiasa dengan ini semua.

"Lo gak punya malu!" ucap Irene setelah ia menampar pipi Daisy.

"Lo tau Rian milik gue. Rian adalah pacar gue dan lo, lo berani deket-deket sama Rian."

"Cih! Cewek murahan!" ucap Irene.

"Sudah selesai marah nya?" tanya Daisy santai sambil melipat tangan nya di depan dada tanpa ada rasa takut sedikitpun di matanya. Irene sangat marah karena baru kali ini ada murid yang berani menantang dirinya.

Irene mencengkram tangan nya kuat-kuat karena menahan emosi dan ingin menampar pipi Daisy tapi sayang nya Rian datang dan menahan tangan Irene agar Irene tidak bisa menampar Daisy untuk ke dua kalinya.

"Rian lepasin. Gue mau kasih pelajaran ke cewek murahan ini." Irene yang berusaha melepaskan tangan nya dari cengkraman tangan Rian.

"Gue gak akan biarinin lo sakiti Daisy!" Rian melepaskan cengkraman tangan nya dari tangan Irene dengan kasar.

"Rian." ucap Irene memegang tangan nya. Saat tangan nya di hempas kasar oleh Rian.

"Yang harusnya di kasih pelajaran itu lo bukan Daisy." ucap Rian dengan penuh penekanan.

"Dan kalo gue sampe tau lo sakiti Daisy lagi. Gue akan buat hidup lo gak tenang." Rian menatap mata Irene dengan tatapan tajam.

Setelah mengatakan hal itu kepada Irene. Rian menggenggam tangan Daisy lalu membawa Daisy pergi dari hadapan Irene. Sementara Irene mengepalkan tangan nya dengan kuat dan mata yang memerah karena Irene sekarang sedang dikuasai oleh amarahnya.

"ARGHH!" Irene menonjok kan tangan nya ke meja murid yang ada di sebelahnya.

"Irene!" ucap Stella dan Maudi yang terkejut karena Irene memukul meja yang tak bersalah itu. Sampai membuat tangan nya memerah.

"Liat aja Daisy gue gak akan biarinin lo deket-deket sama Rian." ucap Irene dengan amarah yang menggebu-gebu.

Tiba-tiba Denta datang dengan wajah yang sangat khawatir dan menghampiri Irene. "Irene." ucap Denta karena melihat Irene yang mematung dengan mata merah dan tangan yang di kepal kuat. Saat Denta melihat tangan Irene yang memar Denta langsung memegang tangan Irene.

"Irene tangan lo__"

"Don't touch me." Irene melepaskan tangan nya dari genggaman Denta dan menatap Denta dengan tatapan tajam.

"Gue obatin tangan lo di UKS." Denta menggenggam tangan Irene.

"I don't need your help." ucap Irene sambil menatap lurus kedepan.

"I don't accept rejections." ucap Denta final.

Semua murid bubar ke kelas mereka masing-masing saat Denta membawa Irene pergi ke UKS.

* * * *

"Lo ngapain sih bawa gue ke ro__" perkataan Daisy terpotong.

"Lo gak kenapa-napa kan?"

"Gue__"

"Pipi lo sakit gak?"

"Tadi sebelum gue dateng Nenek lampir itu udah ngapain lo aja selain nampar pipi lo?" tanya Rian terus-menerus.

"Bwahahahah." tawa Daisy yang membuat Rian kebingungan.

"Lo, lo kenapa? Apa jangan-jangan sebelum gue dateng, lo di dorong ya sama Nenek lampir terus kepala lo kebentur dan lo jadi gila kaya gini." tebak Rian.

"Bwahahahah." tawa Daisy yang semakin menggelegar.

"Ngaco lo." ucap Daisy yang tiba-tiba kembali serius sambil memukul bahu Rian.

"Gue itu baik-baik aja. I'm fine." jelas Daisy.

"Gue ketawa itu karena lo sama kaya Ella." jelas Daisy kenapa dirinya tadi ketawa.

"Sama kaya Ella?" tanya Rian bingung.

"Heum, soalnya lo sama Ella kalo manggil kak Irene selalu nenek lampir mangkannya gue ketawa." alasan Daisy kenapa dirinya tadi ketawa.

"Itu alasan nya??" tanya Rian yang di anggukan oleh Daisy.

"Humor lo receh banget sumpah." ucap Rian sambil membuang muka. Memang benar apa yang di katakan Rian. Humor Daisy sangat receh.

"Biarin aja. Dari pada lo gak punya selera humoris. Hidup lo flat sama kaya muka lo yang mirip papan triplek yang ada di matrial depan komplek perumahan gue." ejek Daisy.

"Gue tuh kaya gitu supaya gue keliatan cool di depan cewek-cewek." jelas Rian.

"Iya cool kalo di liat dari lobang sedotan terus liatnya di atas tugu monas."

"Tapi kok lo gak nangis sih pas lo di tampar sama Irene?" tanya Rian. Karena sebelum nya udah banyak murid yang di tampar oleh Irene dan setelah itu nangis.

"Ngapain gue nangis? Lagi juga tamparan Irene itu gak ada apa-apanya." jawab Daisy dengan santai.

"Kenapa?"

"Ya karena gue ngerasa udah biasa gitu di tampar jadi gue gak terlalu kaget dan pipi gue jadi kebal gitu." jelas Daisy.

Rian hanya menatap lekat mata Daisy dan membuat Daisy jadi salting. Lagi mana ada coba cewek yang gak salting kalo di tatap sama cowok tampan kaya Rian.

"Udah ahk gue mau turun aja panas tau di rooftop." ucap Daisy salting lalu pergi meninggalkan Rian.