Perasaan Rika yang sudah membaik membuat mereka malah jadi asyik bercanda dan tertawa.
"Ka, Aku lapar nih tadinya setelah beli buku aku berniat cari makan eh bukannya ketemu makanan yang ada ketabrak orang yang nangis gara-gara jagain hati orang yang salah," Canda Rendy yang membuat Rika jadi gak enak hati.
"Maaf deh ka kalau gitu gimana kalau kita cari makan sambil aku mau pulang , Soalnya Kasihan Ibu kalau ditinggal kelamaan, ada yang jagain sih kalau aku pergi cuma kasihan aja gitu," Rendy tersenyum.
"Ya sudah sana dandan dulu coba kamu ngaca gara-gara nangis muka kamu udah kaya zombie Hahahaha," Rika langsung terkejut karena tadi dia memamg berdandan menggunakan Maskara dan eyeliner. ia berlari masuk kedalam kamar mandi lalu membetulkan riasan wajahnya sekarang jauh terlihat lebih segar dia hanya membetulkan alis dan memberi bedak serta menyisir rambut dan menambahkan lipsglos di wajahnya.
"Cantik," Tanpa disadari Rendy mengucapkan kata itu tanpa dia sadari.
"Kenapa Kak?" Rika bingung dengan apa yang dikatakan oleh Rendy.
"Eh gak, seger aja liat kamu cuci muka, Aku juga mau lah," Rendy lalu masuk kedalam kamar mandi dan membasuh wajahnya. Dia menatap wajahnya lalu tersenyum sendiri," Lalu leluar dari kamarnya dan berdiri di depan Rika.
"Kirim pesan sama siapa?" Tanya Rendy sambil memakai jam tangannya.
"Kiara dua hari lagi dia mau pulang, beruntung jadi kiara, punya kakak yang baik punya pacar yang sayang punya Ayah yang mencintainya," ada rasa iri dihati Rika iri karena ingin bahagia seperti Kiara.
"Tapi kami tak memiliki ibu seperti dirimu," Rendy memeluk pundak Rika.
"Kamu boleh kok ngangap aku kakakmu, Kakak ketemu gede," yang membuat Rika menyubit pinggang Randy.
"Aw sakit Ka, kalau biru tanggung jawabnya," Rika Reflek memegang pingganh Rendy dan mengusapnya.
"Tadi apa kata si bocil?" Mereka keluar dari lift menuju basemant parkiran.
"Minta temenin ketukang Rias pengantin," Rendy hanya membulatkan mulutnya.
"Kakak kapan nikah?" Tanya Rika iseng mendengar pertanyan Rika malah timbul sifat jahilnya.
"Pacar aja gak punya, Gimana kalau kita nikah aja, Kamu kan baru putus aku jomblo, Gak ada yang larang dong," perkataan Rendy membuat Rara tersipu dibuatnya, Rendy memang baik tapi luka dihatinya belum terlalu sembuh.
"Ihhh ngasal, emang cewek yang kak Rendy suka kaya apa?" Tanya Rika penasaran.
"Kaya kamu," Rendy menjawab seenaknya.
"Iiih apaan sih kak ngehibur gak kaya gitu juga kali," Rika memainkan tali tasnya.
"Siapa yang lagi ngehibur kami gr amat, aku ngomong apa adanya kok," Rendy masih menatap jalanan karena dia sedang menyetir.
"Ihhh Ka Rendy mah orang ditanya serius juga," Rika memanyunkan mulutnya karena dia merasa Rendy dari tadi menggodanya.
"Ya aku juga jawab serius kali, Kamu mau gak jadi istri aku?" Tanya Rendy masih menyetir mobilnya.
"Kakak apaan sih ," Rika mencubit lengan Rendy karena kesal.
"Iih kok malah dicubit sih ? Aku serius Rika Indah Pratiwi, Anggap aja kemaren itu kamu lagi hilap, lagi jagain pacar orang lalu akhirnya yang punya ngambil. Terus yang mustinya kamu jagain sekarang ada disamping kamu," Rendy tersenyum dan memandang Rika karena kebetulan lampu merah.
"Aku serius ka," Rika yang mau tertawa akhirnya tidak jadi karena wajah Rendy berubah sangat serius dan masih menatapnya.
"Kak lampu hijau tuh, jalan," Colekan tangan Rika merubah pandangan Rendy menuju jalanan dan menekan gas untuk melajukan kendaraannya.
"Makan di sini aja ya," Pertanyaan Rendy membuyarkan lamunan Rika.
ketika Rendy mencolek hidungnya.
"Turun yu," Rendy membuka safebelt nya lalu turun diikuti Rika.
"Kamu kenapa jalan dibelakang aku," Ia mengambil jari Rika lalu menuntunya.
Rendy tidak melepaskan gengamnya pada Rika sampai mereka duduk dibangku dimana Rendy memilih duduk disamping Rika.
Setelah memesan makanan Mereka asyik dengan pikiran masing-Masing.
"Kamu lagi ngapain sih?" Rendy menaruh dagunya dipundak Rika.
Rika hanya menoleh sedikit.
"Tanya ibu mau makan apa dia bilang gak usah karena sudah makan dia hanya minta dibelikan buah, Kalau apel atau pear boleh kan ya ka?" tanyanya sambil masih membalas pesan dari ibu dan Kiara.
"Boleh kok yank tar pulang kita mampir ketoko buah,"Jawab Rendy sambil membetulkan duduknya karena pesannya sudah datang.
Rika hanya tersenyum baru saja dia dibuang, tangan yang lebih bagus sudah mengangkatnya bahkan sebelum ia jatuh ketanah dan hancur berkeping-keping, ini mungkin doa ibunya karena sejak Aldi mantanya itu lolos menjadi PNS dan masuk kesalah satu kementerian bergengsi, Aldi seperti malu jika berjalan dengannya. padahal waktu di bekerja diperusahaan kecil tidak jarang Rika yang harus membayar uang kosannya dengan alasan perusahaannya belum menggajinya.
"Hahaha dasar gak tahu diri," Rendy terkejut dengan perkataan Rika ketika mereka selesai membeli buah.
"Siapa yang gak tahu diri Ka?" Rendy menantap kearah Rika lalu kembali kejalanan karena sepertinya Rika sedang membalas pesan dengan wajah yang emosi.
Rendy merampas Ponsel Rika karena, dilihatnya sudah mulai mengeluarkan air mata lalu melemparnya kejok belakang. Rendy memakirkan mobilnya kesisi jalan melepas safebelt dan langsung memeluk Rika yang malah akhirnya menangis kencang didalam pelukan Randy sambil memeluknya.
"Kan aku bilang gak usah ditanggapin Ka dia sudah nyakitin kamu jangan kasih ruang lagi dia untuk menyakitimu, blok saja nomernya atau delete sakalian dan hapus semua kenangan kamu yang ada diponsel jangan sampai tersisa satu saja kamu menyimpan kenangan dengannya itu hanya akan membuatmu semakin terlihat bodoh ka," Rendi menarik pundak Rika dan menatap nya lekat-lekat.
"Kamu milik aku sekarang dan aku gak mau kamu menangis lagi apalagi untuk hal bodoh seperti itu, dengarkan Rika?" Rika menganggukan kepalanya lalu memeluk kembali Rendy sambil tangan kanannya mengusap air mata lalu melepaskan pelukannya.
"Maaf kakak aku sudah menjadi bodoh dan aku janji gak akan menangis buat orang yang gak perlu aku tangisi, tapi ponselku kenapa dilempar tar rusak," Rengeknya sambil memeluk Rendy lagi, Rendy hanya tersenyum lalu memeluk dan mengecup ujung kepala Rika.
"Nanti aku ganti ponsel yang baru biar kamu gak perlu inget-inget manusia gak guna itu lagi," Rendy lalu menghapus sisa air mata Rika dengan jarinya.
"Ka bajunya jadi basah karena kena air mataku," Rika menyentuh baju Rendy yang basah karena air matanya.
"Gak papa yang penting gak ada ingusnyakan?" Rendy tersenyum membuat Rika malah memukulnya kesal, Rendy hanya tertawa lalu melepaskan pelukannya dan memakai safebeltnya kembali.
Rendy menjalakan kembali mobilnya namun kali ini tangannya menggegam erat tangan Rika dan Rika sudah tidak menangis lagi dia hanya tersenyum dan tidak perduli ponselnya berdering
Mereka kemudian sampai didepan rumah Rika, Rendy mengambil ponsel Rika yang tadi jatuh kebawah jok belakang.
"blok dulu nomernya baru hapus," Rika menurut apa yang dikatakan oleh Rendy.
"Mampir dulu ka," Rendy melihat jam sudah pukul enam lewat.
"Magrib masih keburu ya, aku numpang magrib dulu deh," Rendy turun dari mobilnya mengikuti Rika masuk kedalam.
Setelah mengucapkan salam dan menyalami Ibunya Rika, Rika menyuruh Rendy untuk mengambil wuduh dan sholat berjamaah bersama dirinya didalam kamar Rika, Tidak terlalu luas tapi cukup untuk mereka beribadah.